"Seriusan? Dia ngga takut diabetes atau gimana? Suami Hyun emang hebat!" komentar Ara setelah mendengar cerita yang kualami tadi pagi.
"Dia bukan suamiku."
"Hahaha suami! Suami!!"
'Eh lihat deh! Keren banget!!!'
'Yang manaa?? Ini ya? EH! IYA BENER!!'
'Ini edisi pertama majalah ONE MAN. Itu loh model yang baru-baru ini lagi terkenal.'
'Aku beli dua ah! Satu buat dibaca, satu lagi disimpan.'
'Hahaha iya bener. Aku juga ah.'
Aku dan Ara berhenti sebentar untuk melihat dua gadis yang sedang membicarakan majalah ONE MAN yang baru saja merilis edisi pertamanya.
"Wahh, dari baju kasual sampe baju formal.. Suami Hyun memang hebat ya." Komentar Ara lagi.
"Sudah kubilang dia bukan suamiku."
"Aku mau beli satu ah.."
"Nanti filmnya keburu mulai loh."
"Hyun ngga beli?"
"Ogah."
"Wahhhh, aku akui suami Hyun tampan kali ini."
"Kukatakan sekali lagi, dia bukan suamiku. Dan padahal dia dikamar cuma pake t-shirt kalo ngga kaos dalem."
"Kalian ngga pacaran?"
"Ngga."
"Masa sih? Kalian kan akrab banget. Ngga mungkin."
"Kan kami teman dari kecil. Lagipula, emang kalo deket harus berarti pacaran?" Aku menghembuskan nafas kasar.
"Soalnya bukan hal mudah untuk tidak jatuh cinta pada sahabat sendiri kan?"
"Dia ngga bakal menatapku sebagai gadis-gadis lainnya, Ra."
4 Tahun yang lalu,
"Wahhhh, Jeon Jeongguk memang keren ya." Ujarku ketika membuka majalah terbaru saat itu. Terpampang seorang model pria yang menampakan lekuk tubuhnya dengan pakaian semi-formal yang digunakannya.
"Hah? Maksudmu apa?" tanya Taehyung tanpa memalingkan pandangannya dari game konsol yang sedang Ia mainkan.
"Ini loh! JK! Model yang belakangan ini sering muncul diiklan tv. Aku mau jadi istrinya©"
"Dia mana mau sama anak kecil."
"Aku tahu!!" Aku mendengus. "Huft, Taehyung ngga bakal bisa kayak dia. Jeongguk adalah definisi dari pria sempurna. Rahangnya indah, lekuk tubuhnya sempurna, bahkan senyumnya menyilaukan mata semua orang."
Taehyung terkekeh, "ngga ada yang mustahil bagiku."
Bulan berikutnya, Taehyung lulus dalam audisi kantor model besar. Hal itu cukup membuatku senang sekaligus sedih.
Senang karena Ia bisa memenuhi ucapannya, dan sedih karena waktu bermain kami berkurang drastis.
Sering sekali aku pergi kerumahnya untuk mampir bermain kartu dan game konsol, tapi-
"Maaf ya, Hyun, Taehyung sedang pergi kerja, jadi kalian ngga bisa main. Tapi dia membantu ekonomi keluarga kami. Terima kasih selalu ya Hyun." Ucap nyonya Kim, ibu Taehyung. Beliau memberikan beberapa jeruk untukku.
Aku semakin jauh saja dengan Taehyung, pikirku.
Kemudian beberapa hari kemudian, aku melihat Taehyung keluar dari sebuah mobil bersama dengan seorang perempuan dari jendela kamarku yang menghadap kearah depan rumahnya.
Sepertinya Ia baru pulang, pikirku.
"Oi, Taehyu-"
Aku melihat mereka berciuman.
Untuk sesaat aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi aku sadar bahwa kami terlalu dekat. Sampai-sampai aku tidak menyadari kalau aku selalu menyukai Taehyung.
•°◦°•
Aku sedang berbaring diatas kasurku sambil membaca majalah perdana ONE MAN yang akhirnya kubeli –yang dipaksa Ara—.
Oh, jadi perempuan 4 tahun yang lalu itu managernya ya, gumamku.
Dasar penyuka cewek yang lebih tua.
Setelah 4 tahun yang lalu itu, aku telah berkali-kali melihatnya bersama gadis lain. Dan yang meneleponnya hari ini pun...
Pacar atau siapanya ya?
Aku kembali membalik halaman majalah. Foto yang paling besar terpampang dilembar itu. Foto Taehyung dengan seorang model perempuan. Perempuan itu terlihat cantik dengan rambut indahnya, kaki jenjangnya, dan dadanya yang berisi.
Irene (nama asli : Bae Joohyun), 20 tahun.
Bagaimanapun, dadaku tidak akan bertambah besar. Tubuhku pun tidak akan bertambah tinggi. Taehyung selalu dikelilingi perempuan kelas satu. Dan dia pasti hanya menganggapku sebagai adiknya. Makanya-
"Hyun?"
Aku mendengar Ibu mengetuk pintu kamarku.
"Hng?" Aku menutupi wajahku dengan bantal selagi badanku masih dalam keadaan tengkurap ketika mendengar suara pintu kamarku dibuka olehnya.
"Kau tidur? Ada tamu langka loh.."
"Hyun!!!"
Suara Taehyung...
Aku menoleh kearah pintu. Disana ada Ibu dan Taehyung yang berdiri bersebelahan.
"Ta-Taehyung!?"
"Udah lama ngga ketemu ya, Taehyungie? Tapi ibu senang kamu datang. Ibu sering melihatmu dimajalah loh." Ujar Ibu pada Taehyung.
"Terima kasih, nyonya Shin."
"Sama-sama. Santai saja, ya©" Kemudian Ibu pergi meninggalkan kami berdua dikamarku.
Kok bisa???
"Hari ini aku libur. Besok aku juga libur." Jelasnya singkat.
"Wah, tumben libur dua hari berturut-turut."
"Hyun juga libur kan?"
"Hah? Iyalah, besok kan hari Minggu."
Taehyung meletakan sebuah plastik penuh makanan ringan dan soft drink.
"Kita begadang main game konsol yuk?" Taehyung menyerahkan beberapa kaset game konsol padaku.
"Pulang sana, terus tidur." Ujarku dingin.
"Kita udah jarang main loh. Hyun juga kalo datang ke apartemenku cuma bersih-bersih sebentar, terus pulang. Ayo main ayo main ayo main ayo main."
Aku mengerutkan dahi, "berisik!! Itu kan karena kamu kerja mulu terus juga jarang tidur!" Aku memberantakan kaset-kaset yang sudah ditatanya.
Dia menatapku intens dan mendekatkan wajahnya padaku, "aku ngga bakal pulang sampe kita main."
Ugh, menyebalkan.
Kami bermain hingga akhirnya matahari terbenam.
Makanya, asal kau ada disampingku itu sudah cukup.
•°◦°•
I'll try to publish my story as much as I can
please kindly leave me some comments of your thoughts and vote
thanks for visiting!
lenachan__💜
KAMU SEDANG MEMBACA
[BAB 1] capulus amicis
FanfictionKau pikir mudah untuk tidak jatuh cinta pada sahabatmu sendiri? Bahkan kau juga tidak menyadarinya, bukan? -capulus amicis [BAB 1] by; lenachan__ (Story BASED ON MANGA 'SWEET BLACK' by Mai Nishikata. I just rewrite it as fanfic) Start : [180911] End...