Chapter 4 (Lelaki Menyebalkan)

2.3K 152 62
                                    

Jika mencintai seseorang hanya menyebabkan kesakitan,
lantas mengapa harus ada cinta??
~Kayana Helda Azura~

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Mentari begitu bersinar dengan cerah, menyambut hari penuh dengan gembira.

Suasana hari ini terlihat menyenangkan, bahkan jam baru menunjukan pukul enam dini pagi.

Sejak shubuh tadi keributan sudah terjadi di sebuah kamar asrama yang terletak di ujung selatan, sebuah kamar yang menghadap ke arah lapangan voly dengan di kelilingi beberapa pohon membuat lingkungan asrama terlihat lebih asri.
sebuah kamar bernomor 54 adalah sebuah kamar yang terdiri dari delapan orang, yang jika sudah bersuara akan mengalahkan pasar yang berada di sebrang depan kampus, bahkan kami sering di tegur oleh satpam yang berjaga malam karena sering membuat keributan di tengah malam.

Untung suasana di asrama kali ini cukup sepi, hanya tinggal beberapa anak yang masih menikmati liburan di asrama, dan selebihnya ada yang sudah pulang di kediamannya masing-masing.

Jika tidak ada rencana hari ini, mungkin aku juga sudah melangkahkan kaki dari asrama ini dari kemarin.

"Di sana dingin enggak si, bawa selimut atau enggak usah!!" teriak Nisa yang sudah heboh dari tadi.

"Ya elah kita cuma 3 hari di sana bukan sebulan, kamu bawaan udah sekoper gitu!" ucap Irene yang heran melihat bawaan Nisa.

"Sirik aja lo!! Lagian kita perlu persiapan matang jadi kalau butuh apa-apa, ngga usah repot nyari!" bela Nisa.

"Karepmu wae lah!!" jawab Irene yang malas berdebat dengan Nisa.

Aku dan Lisa hanya tertawa, begitu juga yang lain.

Kini aku sedang menyiapkan bekal dengan Lisa. Hidup irit itu wajib bagi pedoman kami, sebab kami memang bukan terlahir dari keluarga kaya, namun berkecukupan.

Beruntung aku memiliki sahabat yang sederhana seperti mereka. Aku tak bisa membayangkan jika memiliki sahabat yang suka mengajak berfoya-foya, bisa beban di hidupku tambah menumpuk.

"Selesai juga!" ucap Lisa bahagia.

"Iya Alhamdulilah. Oh ya Minumannya belum deh Lis." ucapku mengingatkan Lisa.

"Oh iya!! air galon habis lagi." sahut Lisa sambil melirik galon kosong di depan kami.

"Ya udah nanti kita beli aja, uang Kas masih ada kan??" tanyaku dan Lisa segera mengambil Kotak khusus uang Kas.

Pasti Anehkan di kamar ada uang kas. Jadi awal mulanya uang kas ini di gunakan untuk memenuhi kebutuhan kamar, seperti membeli sapu, lap pel, rak sepatu dan sebagainya.
Namun Karena kebutuhan hidup di sini cukup mahal, akhirnya kita bersepakat untuk memasak nasi sendiri dan lauk pauk kita beli karena tak ada dapur di Asrama, sehingga setiap minggu kita iuran untuk memenuhi kebutuhan pangan hidup kita. Jadi untuk kalian yang sedang merantau jauh, berpintar-pintarlah me-manage uang, karena hemat merupakan pangkal kaya,

Seperti yang pernah di riwayatkan oleh HR. Al-Syihab Dari Ibnu 'Umar Ra, Rasulullah Saw bersabda: berlaku hemat (ekonomis) itu adalah separuh dari kehidupan.

"Sudah siap semuanya??" tanya Laura dengan suara lantang.

"Siap" jawab kami serempak, layaknya anak pramuka.

JOTAKKA  - (Jodoh Cinta Untuk Kanaya) Sudah TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang