BAB 2

31 3 1
                                    

Langit berwarna orange, menandakan bahwa hari akan segera petang, jam dinding di sudut ruangan menunjukkan pukul 17.50, siswa siswi SMA sudah pulang sekolah sejak pukul 15.00 tadi, namun tidak dengan seorang laki-laki yang masih berseragam lengkap, putih abu-abu dan duduk sendirian di bangku sebuah coffe shop, dengan tatapan kosong, melihat siapa saja orang yang keluar masuk dari cafe tersebut. Hingga dia tak sadar ada seseorang yang mendekatinya dan duduk disampingnya.

"ngelamun aja ta, ada masalah lo?". Suara seorang laki-laki berpakaian barista yang membawa secangkir kopi hitam beraroma Bali Kintamani, membuat siapa saja yang menikmatinya akan buta akan sekitar.

"ah lo bang, bikin kaget aja". Kata laki-laki yang tak lain adalah Hatta "biasa lah bang, kaya gak kenal gue aja". Jawabnya sambil menikmati Bali Kintamani di depannya.

" lo tu ya, dari dulu gak pernah berubah, selalu banyak rahasia yang lo pendam dalam diam, dan gak pernah bagi ke orang sekitar lo"

" paling tau gue, lo bang". Kata Hatta sambil menarik bibirnya sedikit

Obrolan terus berlanjut, mereka berdua tak sadar bahwa waktu berjalan begitu cepat, dan jam dinding sudah menunjukkan pukul 22.30 malam, Hatta yang terlalu asik mengobrol dengan seorang laki-laki sekaligus barista yang dipanggilnya abang itu, hingga lupa waktu yang semakin larut malam dan udara luar semakin dingin di rasakan.

" eh bang, gue belum ganti nih masih pake seragam sekolah" tiba-tiba Hatta teringat akan seragamnya yang masih melekat di badannya.

" ya ampun tak ,gue juga lupa kalau ini udah malem banget, lo sih ngajak ngobrol terus"

" yah malah nyalahin gue, bang gue pinjem baju dong ya kali gue pulang pake baju kaya gini" katanya menunjuk baju seragamnya.

" iya gue pinjemin deh"

###

Jalanan ibukota tidak terlalu padat saat malam, tetapi sinar rembulan begitu indah dipandang, motor royal enfield hitam yang gagah melesat melawati jalan-jalan ibukota. Hatta yang mengendarai motor tersebut, menikmati jalan malam yang tidak padat polusi dan kendaraan yang ada.

Tanpa sadar motor yang dikendarai Hatta sudah sampai di rumah besar berwarna putih, dengan dominan abu-abu soft yang membuat rumah itu terlihat minimalis dan mewah, pintu gerbang yang telah dibukakan oleh salah seorang laki-laki berpakain satpam, membuat Hatta sadar bahwa ia udah sampai rumahnya.

"den Hatta, ibu sudah pulang dari tadi dan aden ditunggu di dalam". suara laki-laki berpakian satpam itu membuat Hatta menoleh ke arahnya

"oh iya, makasih pak Toha"

Hatta yang langsung masuk ke dalam rumah, dan dapat tatapan dari seorang wanita paruh baya yang berparas cantik, tegas menatap hatta dengan wajah ingin marah. Hatta yang melewatinya tanpa mengucapkan sepatah kata, langsung berjalan ke arah tangga menuju kamarnya, hingga suara wanita paruh baya itu membuat hatta berhenti melangkah menaiki tangga.

"hatta!!! Mama mau bicara!!!" suara wanita paruh baya yang tak lain adalah mama hatta memenuhi ruangan yang sunyi.

Hatta yang berbalik menghadap ke mamahnya berkata dengan nada dan senyum sinis "oh, udah pulang?, kirain gak pulang lagi hari ini, masih ingat jalan ke rumah ternyata". Katanya yang langsung pergi meninggalkan mamanya.

"hatta... Dengerin mama dulu hatta.. Hatta!!!" suara mama hatta makin tidak terdengar oleh hatta.

Hatta menghembuskan nafasnya kasar, melepas jaket yang melekat pada tubuhnya dan dibuang sembarangan. Ia menjatuhkan badan ke atas kasur berwarna abu-abu tua dan menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih polos.

# # #

10 tahun yang lalu

Di sebuah taman di tengah kota, sebuah keluarga kecil yang sedang melakukan piknik sederhana, seorang wanita berparas cantik yang duduk tepat di sebelah seorang laki-laki berwajah tampan yang tersenyum tanpa henti, melihat seorang anak kecil laki-laki yang barlari kesana kemari.

"hatta, jangan jauh-jauh nak" kata laki-laki berwajah tampan tadi, meneriaki anak kecil yang tak lain adalah hatta, yang berlari semakin jauh.

"iya papa, hatta gak jauh-jauh kok"

Flasback off

Hatta membuka matanya, melihat sinar sang surya sudah terbit dan mengenai tepat pada retinanya. Melihat jam dinding di sudut kamarnya yang menyatakan pukul
06.00, membuatnya bergegas bangun dan pergi ke kamar mandi.

Usai mandi hatta membawa tasnya dan tak lupa kunci motor yang akan ia gunakan untuk sekolah, ia berjalan turun, terdengar suara sendok yang mengenai piring dari arah meja makan.

"hatta sarapan dulu sebelum berangkat sekolah" ucap pria paruh baya, yang duduk di meja makan dan menyantap makanan yang ada di depannya

"gak usah hatta gak laper lagian udah mau telat juga" katanya dingin dan datar, tanpa menoleh, pergi meninggalkan rumah

"liat, apa yang kamu ajarkan din"

"bisanya kamu itu cuma nyalahi aku aja, tapi kamu gak pernah merasa salah"

Like, komen dan jangan lupa follow ya kawan"

HILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang