sembilan

423 22 1
                                    


💕💕💕

Tyas memikirkan perkataan Widhi tentang perasaan Nico padanya.
Mengingat kenangan - kenangan saat kebersamaan mereka berdua.
Tyas merasa ada yang hilang saat Nico menjaga jarak darinya. Ada rasa bahagia, dan gugup secara bersamaan ketika kemarin Nico mulai mengajaknya bicara untuk kali pertama setelah beberapa waktu Nico menghindarinya.

Dua hari setelah hari itu, Tyas tidak masuk sekolah. Tyas jatuh sakit, setelah diperiksa oleh dokter, ternyata Tyas hanya kelelahan dan terlalu banyak pikiran. Dokter menyarankan agar istirahat dirumah dulu untuk beberapa hari dan tidak boleh berpikir keras. Tyas ijin tidak masuk sekolah selama tiga hari.
Setelah keadaan tubuhnya lebih sehat, Tyas memulai aktifitasnya seperti biasa, pergi kesekolah.

Sampai disekolah ternyata gantian Nico yang nggak masuk sekolah.
"Ciiee Tyas...... Sehati ni yee.... Sakit aja pake kompakan gini" ledek Risa.
Sontak anak anak yang mendengarpun ikut tertawa.
Tyas hanya menanggapi dengan dengusan sebal.

💕💕💕

Dua hari Nico tidak masuk sekolah tanpa keterangan yang jelas.
Hingga ditulis 'A' dikolom absensi.
Setelah Nico masuk sekolah, Tyas tidak berani untuk melulai obrolan.
Nico pun juga seperti itu. Mereka berdua kompak saling diam.

Hingga akhirnya Tyas terpaksa pura - pura sakit didepan Nico, agar dia mau mengantar Tyas pulang.
Dan berhasil..... 👏👏👏

Saat dalam perjalanan pulang, Tyas menyuruh Nico berhenti mengemudikan motornya.
"Stooppp stopppp"
Mendengar komando dari Tyas, Nico langsung menggentikan laju motornya.
Kemudian Tyas turun dari motor.
"Kenapa? Kamu nggak pa - pa kan? Ayo buruan aku antar pulang. Biar kamu bisa langsung istirahat. Atau mau diantar kerumah sakit aja?!" kata Nico panik.

Tyas malah tersenyum sambil menggeleng - gelengkan kepalanya.
Nico semakin bingung dibuatnya.

"Nggak nyangka kamu masih perhatian sama aku"

"Kamu jangan ngaco deh... Ayo buruan" sahut Nico yang masih dengan nada paniknya.

"Apa masih ada harapan?"

Nico mengerutkan keningnya dan mengangkat kedua bahunya.
Kemudian menyilangkan kedua tangannya didepan dada setelah merasa ada yang tidak beres.
"Harapan apa?"

"Harapan aku untuk mendengar kamu nyatain cinta lagi ke aku".
Nico tertawa

" kenapa ketawa? Mau apa enggak?!!" bentak Tyas.

"Nggak ah, udah basi... " sahut Nico sambil mengibaskan sebelah tangannya.

"Ya udah, tau gini mending  aku tadi nggak usah pake pura - pura sakit segala" sahut Tyas sebal,  sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada dan menghentakkan kakinya ke tanah.

"Jadi kamu tadi cuma pura - pura sakit?" kata Nico dengan nada yang tinggi.

Tyas tak bergeming sama sekali, tidak merasa bersalah ataupun merasa takut  jika sampai nanti Nico marah padanya.
Nico meraup wajah tampannya dengan kedua tangannya.
"Ya ampun Tyas...... Kamu tadi itu udah berhasil bikin aku khawatir tau nggak!"

"Bodo' amat" sahut Tyas cuek sambil mengangkat kedua bahunya.
"Udah ahh...  aku mau pulang naik taxi. Kamu pulang sendiri aja sana".
Tyas bergegas pergi, celingak celinguk nyari taxi.

" Aku cinta sama kamu Tyas Yurika"  teriak Nico setelah beberapa detik kemudian.
Hening.....
Tak ada sahutan dari Tyas
Tyas yang kala itu mendengar teriakan Nico , hanya tersenyum tanpa ada niatan berbalik menghadap Nico.

"Yas..."

Tyas berbalik dan berlari kearah Nico tanpa mengurangi senyum yang tercetak di bibirnya. Sampai didepan Nico, Tyas langsung menubruk,  memeluk rindu teman dekatnya itu.
"Aku juga cinta sama kamu" sahut Tyas.

Cinta terkadang memang buta, hingga tak sadar kalau mereka sedang berada ditepi jalan raya. Orang - orang  yang melihat mereka berpelukan pun menyoraki, ada pula yang bersiul.
Tyas melepas pelukannya.
"Malu tau!" kata Tyas sebal sambil mendorong dada Nico.

Nico tersenyum, " orang tadi kamu duluan yang meluk aku".

Tyas mendengus sebal. "Buruan pulang"
Tyas mendahului menuju motor Nico.
Tyas yang menyadari kalau Nico tak mengikutinya langsung berhenti dan berbalik "Nico.... Ayo!!"

"Nico?! panggil  'yank'   dong.... "

Pipi Tyas merona seketika.

"Hahaaa" Nico pun tertawa dan menghampiri Tyas. "Jadi kita jadian nih"

Tyas hanya menganggukkan kepalanya..
Mereka akhirnya pergi meninggalkan tempat yang menjadi saksi bisu atas bersatunya dua orang yang saling jatuh cinta.

-End-

💕💕💕

Yeeee udah tamat👏👏👏👏👏
Sampai jumpa dicerita ku selanjutnya ya....
☺☺☺☺

Salam hangat.
-Silvia Yuan-

September 2018

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sahabat Jadi Cinta (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang