15; Masa selingkuh 2

2.8K 379 22
                                    

Irene terus tersenyum sambil membayangkan dia akan berkencan dengan Taehyung. Ingin rasanya dia terbang ke lapisan langit ke tujuh. Tapi itu gak mungkin, dia gak punya sayap. Seketika dia mengubah mimik wajahnya menjadi datar, dia harus sadar dengan realita. Realita pahit yang bikin dia kesal. Gimana engga coba! Dia mau ke kantin aja, masa harus di kawal dengan anak buahnya Taehyung.

Dan situasi ini bikin dia gak nyaman. Iya sih, dia itu dulunya cuek banget sama orang-orang, bahkan masuk tahap gak peduli. Mau orang itu  tawuran atau apalah, yang penting gak ada yang usik dia. Beda lagi dengan sekarang, seakan-akan punya dosa berlimpah, dia selalu jadi pusat perhatian. Cuma jalan ke kantin doang orang-orang pada gak berani menghalangi jalannya. Taehyung mungkin terbiasa tapi dia enggak. Lebih baik dia gak dianggap ada daripada harus kayak gini. Dia berbalik menghadap ke anak buah Taehyung. "Kalian bisa gak, sih, gak usah ikuti gue!"

"Ini perintah bos."

"Gue cuma pengen ke kantin, di sana ada teman-teman gue, jadi gue aman." Irene mulai kesal.

"Gak, bos gak beri pengecualian."

Irene menghentakkan kakinya dengan kesal seraya bergumam, "Taehyung ngasih makan kalian apa, sih? nurut banget."

Tidak lama, Irene akhirnya sampai di kantin. Saat dia memasuki kantin, saat itu juga keadaan menjadi hening. Dia melirik seluruh penghuni kantin dengan bingung. Dirinya coba melangkah. Setiap melangkah, dia dapat merasakan aura ketakutan yang ditujukan padanya. Dia makin heran kenapa mereka takut banget sama dia, eh lebih tepatnya sih takut sama Taehyung. Taehyung juga manusia kali, punya hati, punya perasaan. Bahkan dia bisa bikin Taehyung nurut sama dia. "Gini rasanya jadi Taehyung, ditakuti tapi rasa dikucilkan."

Dia melangkah cuek mendatangi keempat temannya. Waktu Irene mau duduk, teman-temannya malah mau pergi, dan dia tau apa penyebabnya. "DUDUK GAK!"

Dalam sekejap teman-temannya duduk kembali, namun tidak ada yang bersuara. Dan itu bikin Irene jengkel. "Please-lah bersikap biasa, ini gak ngaruh buat kalian!"

"Rene, kalau kita ada salah mohon dimaafin, ya," ucap Yeri.

Irene mencibir.

"Jangan ngadu macam-macam ke Taehyung, ya, ntar nasib kita sama kayak Mino lagi."

Dan saat itu juga Irene ingat Mino yang sempat dia lupakan. "Mino gimana?" keponya.

"Rene, lo udah sama Taehyung. Udah, lupain aja Mino. Jangan main-main di belakang Taehyung, ntar lo digorok Taehyung, kita nangis loh ngelayatnya." Joy ngomong emang gak ke takar kayak pancoran singa di Singapore.

Irene melempar Joy dengan sedotan. "Nyumpahin gue mati lu! Gue serius nanya! Mino nasibnya gimana?"

"Sebelum masuk topik, anak buah loh suruh pergi dulu, kek. Gak enak banget dipandang di belakang gitu. Iya, kalau ganteng, ini semua pakai masker kayak back dancer boy grup."

"Eh, iya, bener kayak back dancer, bisa nari gak, tuh? Rene, suruh nari buat hiburan kantin."

"Mampus kalian kalau mereka dengar!" Irene menyumpah. Lalu dia berbalik menatap anak buah Taehyung dengan senyuman palsu. "Kalian duduk dulu, deh. Gak pegal apa? Tunggu gue selesai."

Dan anak buah Taehyung menurut dengan perintah Irene, hal itu bikin teman-temannya tercengang.

"Buset dah! nurut banget!"

Wait a Minute, Baby ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang