because i have them

98 19 3
                                    

Terinspirasi dari RM-Reflection.

...

Aku berdiri di sana dalam kegelapan yang sudah tak asing

Ada orang tersenyum dan aku punya bir yang bisa membuatku tersenyum

Ketakutan merayap dan menggenggam tanganku

Tak apa, ada dua dan tiga orang lainnya

Ini bagus untukku tuk memiliki teman.

...

Namjoon terduduk lesu di sebuah pelataran toko. Ia sendirian. Teman-teman rapper undergroundnya sudah pulang ke rumah masing-masing.

Namjoon tentu punya tempat singgah, namun masih sukar disebut rumah. Itu membingungkan sebenarnya.

Ia kabur dari rumah 3 tahun lalu. Luntang-lantung di jalanan sambil sesekali mencuri odeng dari warung kaki lima.

Dan setahun berlalu, ia menemukan tempat singgah. Dengan 6 orang yang memiliki nasib sama. Hendak meraih mimpi yang masih terombang-ambing di udara.

Namjoon terus menekuni bakatnya, berharap dilirik sedikit oleh produser ternama.

Tapi, ada kalanya rasa kosong itu begitu nyata. Seperti sekarang.

Ia bimbang. Di lain sisi ingin menyerah akan mimpinya. Ingin pulang dan menjatuhkan harga diri, namun berat sekali rasanya.

Namjoon putuskan memasuki minimarket, mengambil segelas bir lantas membayarnya dengan uang yang tinggal selembar di saku.

Namjoon tak suka tempat bercahaya, itu membuat matanya sakit.

Pria itu memutuskan berjalan menuju tepian jembatan. Telinganya dimanjakan dengan deru mobil yang melintas, sesekali suara debur ombak dari sungai terdengar.

Dibukanya kaleng dalam genggaman sekali coba. Diteguknya perlahan, menikmati rasa pahit yang menusuk-nusuk di lidahnya.

Hampir tengah malam dan ia masih betah terdiam. Sesekali anak surainya dihembus angin, terbang meliuk-liuk ringan.

Namjoon suka ketenangan. Seolah, pikirnya bisa sedikit bebas dari kekangan dunia.

Ia hanya butuh beberapa jam untuk menstabilkan dirinya. Karena dunia ini berat, beban di pundaknya lebih besar ketimbang dirinya sendiri.

Tring!

Dering notif handphonenya menarik pria itu ke dunia lagi. Dirogohnya saku, membuka pesan dari Taehyung -salah satu teman senasibnya.

Kimtaehyung: hyung, pulanglah. Ini sudah tengah malam. Jangan terkena flu lagi karena angin malam. Kami menunggumu.

Namjoon sedikit tersenyum, namun lesungnya terlalu indah untuk bersembunyi.

Pria itu memasukkan ponselnya pada saku. Berjalan pelan menuju flat mereka yang tak terlalu jauh.

Melewati gang-gang gelap tanpa takut, karena ia tahu hidupnya lebih menakutkan daripada kegelapan.

Butuh lima belas menit untuk sampai. Malam sudah menunjukkan pukul 01.00 KST.

Namjoon membuka pegangan pintu yang sudah berkarat itu. Bunyi derit yang memekakkan dari pintu yang coba di dorong membuat Namjoon sedikit mengernyit ngilu.

"Aku pu-"

"SAENGIL CHUKKAEYO, HYUNG!"

"SAENGIL CHUKKAE, Joon-ah."

"Hepi Bertdei, brader."

Namjoon terpaku. Membeku di tempat.

Semua orang menyambutnya pulang.

Ada rasa bahagia yang meletup saat ia sadar ada yang menunggunya disini.

Pria itu tersenyum lebar. Kabut tipis menutupi retinanya. Tapi, tak ada air mata. Ia kepalang terharu sekaligus bahagia.

Menyesal setengah mati saat mengingat ia meragukan tempat singgahnya.

Ralat, rumahnya.

Namjoon sudah menemukan rumahnya.

"Aku pulang."

...

Kok w nyesek sendiri nulisnya. :" maaf kalo bahasa terlalu membingungkan :v kacoo terlalu mendalami perasaan namjoon di lagu itu.

Saengil chukkaeyo Our Best Leader, RM. You've made amazing jobs, dear. Remember to rest well.

With Luv,
A-taesthetics💜

The Collaborating [RM'S Birthday Project]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang