Arc 2 : Awal dari petualangan

5 1 0
                                    

18 tahun kemudian Ariana pun tumbuh dewasa, di luar desa Ayahnya mengajak Ariana pergi ke sebuah ladang ssayur-sayuran, Ayahnya bercerita bahwa dahulu Ladang ini pernah hancur dan rusak dan di bangun kembali oleh warga desa dan banyak yang mengatakan bahwa dulu ladang sayur ini rusak karena ulah Ratu Eli na pekei yang murka, dulu Ayahnya Ariana sempat mempercayai bahwa itu memang penyebab Ratu penguasa alam, namun ia berfikir bahwa itu adalah musibah musim kekeringan yang melanda di zaman itu.

Ayah ariana juga mengatakan bahwa itu adalah dongeng semata dan itu hanyalah mitos,
"Dan kamu sudah tau kan cerita itu Ariana"

"Iya yah, ibu sering menceritakan dongeng itu"

"Ayah menceritakan itu hanya karena menyakin kan kepadamu bahwa itu hanyalah sebuah dongeng"

"Apakah kamu lapar Ariana"

Suara perut keroncongan "rorororroroar"

"Haha kalau begitu kita makan pisang saja kesukaan mu sebelum pulang ke rumah untuk menahan lapar" ujar ayahnya

"Baiklah yah, tapi pohon pisang itu sangat tinggi yah"

Dalam hati Martina "bagaimana cara mengambil nya yah"

Tiba-tiba saja ada yang membisiki Ariana yang mengatakan "kamu ingin pisang itu, kalau begitu aku akan menyuruh Bekantan
(monyet berhidung panjang) itu  memberikan mu pisang"

Ariana terkejut dan bekantan pun turun dari pohon dan memberikan seikat pisang .

Ayahnya pun sangat beruntung,
"wah Ariana kita di beri piasang, cepat makan Ariana, sesudah makan ini kita akan pulang sebelum hari gelap"

Dengan lahapnya untuk mengisi tenaga namun di sisi lain Ariana seperti terlijat kebingungan "siapa yang membisiku tadi yah" apa jangan-jangan.

saat pulang kerumah sudah tiba Ariana begitu sangat membungunkan dan ia mencoba mengingat apa itu,
"Dari  mana kalian berdua ini cepat mandi sana, habis itu kita akan makan malam" ujar ibunya Ariana

"Baikalah, Ariana kamu atau ayah yang mandi deluan?"

"Ayah saja lah deluan"

"Baiklah"

Setelah itu Ariana pun pergi ke kamar mandi, setelah beberapa menit Ariana berteriak
"AAAAA......."

"Stttt diam, Ariana... ini aku"

"Ssssiapa kamu..."

"Coba ingatlah siapa yang memberikan mu kalung itu"

Sang Ratu Ayu Saraswati pun menempelkan tangannya ke dahi Ariana seketika, Ariana langsung mengingat semua kejadian 18 tahun yang lalu,

"Uahh...aakuu ingat kammu...kamu Ratu lautan, tapi tunggu sebentar dimana Ratu daratan"

Mungkin lebih baik kita bicarakan ini di pantai Sesudah kamu makan malam bersama keluarga mu.

"Baiklah Ratu"

Makan malam pun sudah selesai
"Ariana apa yang kamu lakukan di kamar mandi tadi apa kamu menghayal ada seorang lelaki di kamar mandi itu, apa jangan-jangan memang ada seorang laki-laki penyusup" Ujar Irna

"Eh...tidak ada kok kak"

"Hah bohong kamu aku mendengarnya kamu bicara sendirian di kamar mandi tadi"

"Hey sudah lah anak-anak jangan bertengkar Dan juga Irna kamu jangan kasar sama adikmu, dan ya... unurmu sudah 28 tahun setidaknya berpikirlah dewasa layaknya orang tua" sang ayah meyakin kan Irna

"Beripikir dewasa??? Ayah dan ibu saja pilih kasih menyayangi anaknya, bagaimana aku bisa berpikir Dewasa"

"Ooh...ayo lah Irna apa masalahmu" ibu nya mencoba menenangkan Irna

ArianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang