02

114 6 0
                                    

Bel tanda pulang berbunyi beberapa detik yang lalu. Yeri membereskan alat tulis dan memasukannya ke dalam tas. Lalu melangkah pergi keluar kelas. Hari ini ia harus melancarkan aksinya untuk menemukan si pengirim surat misterius itu. Tentunya bersama Haechan yang sudah ia suap dengan traktiran di kantin tadi.

Meskipun awalnya menolak mentah mentah karena katanya hanya membuang buang waktu. Namun tetap saja cowok itu setuju karena dibujuk dengan traktiran satu minggu.

"Ayo cepet!"

Yeri menyeret Haechan yang sudah sejak tadi menunggunya di luar kelas. Mereka akan ke ruang radio terlebih dahulu untuk menemukan bukti. Lalu selanjutnya akan pergi ke ruang cctv diam diam. Karena Kepala sekolah melarang siswa masuk ke sana.

Haechan yang terseret hanya diam mengikuti langkah cewek itu menuju ruang radio.

Sesampainya disana, Yeri masuk ke dalam ruangan yang dipenuhi kabel serta monitor. Ruangannya terlihat rapih dan bersih. Memang ketua ekskulnya itu tidak akan membiarkan ruangan kesayangannya kotor dan tidak bersih.

Yeri berjalan perlahan ke meja yang terdapat tumpukan surat disana. Tangannya sibuk mencari surat yang tadi ia baca. Surat dengan amplop warna kuning pastel.

Yeri mendengus tidak menemukan apapun. Matanya melirik Haechan yang hanya diam sambil memperhatikan ruangan itu.

"Ngapain lo malah diem aja, cepet bantuin gue! "

Haechan tersentak, kini jadi menatap malas Yeri. "kalem atuh neng!". Ketusnya.

Selanjutnya kembali mencari surat.

Beberapa menit kemudian, mereka saling pandang. Seakan matanya sama sama menyampaikan tidak ada bukti yang ditemukan.

"Kayaknya gaada deh! " celetuk Haechan, kini kadi bersandar pada meja.

"ihh gimana dong, siapa sih yang ngirim tuh surat!". Yeri menggerutu.

"mana gue tauu! " Haechan mengangkat bahu cuek. Selanjut berjalan ke arah tumpukan kertas.

"ishh! "

Tiba tiba...











Kriet....










"Anying!! "










"Chan!"











"ngapain kalian disini?"


"ngapain kalian disini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading!

Replay Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang