56

2.3K 268 51
                                    

Via's poov

Gue harus bisa hidup mandiri tanpa papa maupun mama.

Gue punya impian dan jalan hidup yang sudah gue manage sejak kecil.Tentang pendewasaan diri,sifat penurut,dan segala hal membuat gue menjadi seorang lee via seperti sekarang.

Tapi gue sadar,gak selamanya gue punya papa dan mama.Gak selamanya hiduo gue ditata rapi sama mereka dengan rancangan-rancangan masa depan pasti yang mereka berikan.

Gue gak mau menjadi anak semata wayang yang menyusahkan,siapapun.

Saham perusahaan fashion yang dikembangkan papa di negara ini akan menjadi milik gue.Tapi gue tolak mentah-mentah.

Malam itu ada perdebatan besar antara gue dan papa.Papa dengan segala keras kepalanya memaksa gue untuk pindah sekolah di negara itu.Dan gue.Anak papa.Yang keras kepalanya melebihi dia sendiri,membantah keputusan itu dengan tegas.

"papa gak pernah ngerti sama via"-gue

"kamu seharusnya bersyukur sudah papa besarkan dengan segala kelebihan ini"-papa

"tapi via gak pernah kelebihan kasih sayang orang tua!!"-gue

Mama terkejut.Terkejut gue bisa mengucapkan kalimat itu.Begitu juga dengan papa.

Singkatnya,orang tua gue menyadari kesalahannya.Karena memang sejujurnya mereka adalah orang tua yang baik dan sangat berharga di hidup gue.

"papa janji.papa janji sama kamu,nak.papa akan berusaha sebaik mungkin biar jadi ayah yang berarti untuk kamu"-papa

Gue menyeka air mata.

"via sayang sama papa.papa juga harus sayang sama via"-gue

"kamu mau mengatur jalan hidup kamu sendiri kan?"-papa

Gue ngangguk.

"kamu mau kan tinggal disini.papa janji setelah ini kamu bisa mengatur hidup kamu,nak.tapi disini ya.sama papa dan mama.kita atur semuanya dari awal lagi.mau kan?"-papa

Tanpa berpikir panjang gue pun meng-iya-kan keputusan papa.

Ini yang terbaik buat gue.Kalau gue bahagia.Gue yakin.Seseorang disana juga seharusnya bahagia.

•••

Keheningan menyelimuti tempat ini.

Sebuah taman di dalam komplek perumahan.

Beberapa menit yang lalu,jihri pulang dengan lambaian tangan yang selalu menemani hingga 10 meter pertama.

Gue masih gak nyangka bakalan pisah kayak gini dengan sahabat masa SMA gue.

Dan sekarang,gue lebih gak menyangka dengan datangnya seseorang yang kembali membuat jantung gue berdegup gak karuan.

Detak yang sama dengan berbulan-bulan lalu saat gue jumpa dengan dia di ruangan PasDip.

Detak yang sama saat dia megang tangan gue yang capek sehabis mencatat dikelas.

Detak yang sama pula saat gue meluk dia di vila malam itu.

Semuanya gak berubah.

Tentang seseorang,cerita,bahkan rasa.

Mungkin yang berubah hanyalah esok lusa,gue gak akan pernah bertemu dengan dia lagi.Selamanya.

"apa kabar"-niel

RAZIA•LAI GUANLINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang