A. 3

29 7 5
                                    

"tapi bang... "-keluh Aza ketika mendapat pencerahan dari sang kakak, 'Aven Azkari Rahsya'.

"Aven, Aza!! masuk tuh salam dulu!"-sentak Rava, ayah Aven dan Aza.

"mampus, ayah pake dateng segala lagi"-gerutu Aven dengan duduk disebelah Aza.

"lagian lo nya juga sih bang, malah ngomel mulu"-balas Aza.

"maaf yah, Assalamualaikum "-ucap mereka bersama.

"waalaikumsalam"

Aven dan Aza pun mencium tangan Rava, sebagaimana anak menghormati orangtuanya.

Dengan tatapan yang tajam, Rava melirik putra putrinya secara bergantian dan kemudian menghela nafas.

"masuk ke kamar, setelah itu keluar rumah. Waktunya 10 menit, dimulai dari sekarang! "-sentak Rava dengan suara yang terkesan tegas nan mengerikannya.

Sambil grusak-grusuk, Aven dan Aza pergi ke kamar mereka masing-masing.

Yang ada dipikiran mereka sekarang adalah, sesuatu yang mengerikan berbentuk hukuman. Karena mereka tadi telah bertengkar antar saudara sekandung.

*

Sekarang, Aza tengah menunggu Aven yang masih mengganti pakaiannya.

Beberapa menit kemudian, Aven datang dengan menyisir rambutnya menggunakan sela jari tanganya.

"gausah sok ganteng lu"-celetuk Aza dengan merusak tataan rambut Aven.

"woyyyyy.. Nih rambut udah gue benerin ampe 1 dasawarsa, eh malah lu berantakin, resek lu"-omel Aven kesal.

Aza malah cekikikan melihat sang kakak yang mendumel gak jelas.

"lu pake farfum gue yah bang!?!"-tuduh Aza dengan tak sengaja mencium farfum Aven.

Aven hanya memberikan cengiran khasnya.

"abisnya gue gak punya farfum za"-ucap Aven santai.

"beli sono dih, masa beli farfum aja lu kagak mampu bang. Pantes aja sampe sekarang lu masih jones"-celetuk Aza.

"heh apa tadi lo bilang! "-seru Aven tak terima.

"gak, untung conge"

*

"yah, kita mau ngapain disini? "-tanya Aza yang mulai terlihat pegal, sehingga ia lesehan di sebuah taman yang luas.

"lu kagak usah malu maluin dah za, gc bangun"-ucap Aven.

"Aza, ayo bangun. Tamu yang kita tunggu sudah datang"-seru Rava dengan sumringah.

Aza dan Aven pun saling pandang tak mengerti dengan yang dimaksud Rava sebagai tamu yang ditunggu.

Kemudian datang seorang perempuan dengan paras yang cantik menghampiri mereka.

"maaf Rav, saya terlambat"-ucap perempuan tersebut.

"Av---"

Ucapan Rava terhenti kala ia tak melihat Aven dan Aza disisinya. Padahal tadi mereka berdua berada tepat disebelah kirinya.

"nyari siapa Rav? "-tanya perempuan itu.

"ah enggak kok"-balas Rava pelan.

Sebenarnya Rava tengah menahan kesalnya bertubi-tubi, namun ia tetap tersenyum meski dengan terpaksa.

"bang, capek gue"-ucap Aza dengan terengah engah seperti orang yang habis dikejar anjing pitbull.

Tanpa memberikan jawaban, Aven menarik Aza ke kursi taman.

AzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang