A. 5

29 7 1
                                    

"Awal dari sebuah persahabatan dan tragedi baru"

A

*
*
*

Setelah pulang sekolah, Ren, Dea, Willi, Sisil, dan Aza pun pergi menuju rumah Ren.

"hayoo weh, gc keburu amang angkotnya pergi!!"-seru Sisil ketika melihat angkot berwarna merah mulai memelankan lajunya didekat mereka.

"Ren, lama jasa sih lu. Kek putri keraton"-celetuk Willi kesal.

Akhirnya mereka pun menaiki angkutan umum dan pergi kerumah Ren.

*

Sesampainya dirumah Ren, mereka pun membuntuti Ren.

"assalamualaikum! "-seru Ren kencang.

"percuma lo mau teriak ampe urat tenggorokan lo putus juga kagak bakal ada yg jawab"-ucap Dea.

"hehe"-balas Ren dengan cengirannya.

"Udah langsung masuk aja"-ajak Dea santai.

Mereka pun hanya mengekor saja.

Gelap gulita.

"Woy ini rumah apa rumah hantu dah. Gelap amat"-celetuk Willi dengan menarik narik tas Dea.

"Lo takut yah"-ucap Sisil dengan meledek.

"Ih enggak yah, yakali seorang willi takut gelap"-balas Willi.

Ceklek

Akhirnya lampu itu dinyalakan oleh Ren.

"Lo semua tunggu disini, gue mau nyiapin minum"-ucap Dea.

"Dih, berasa tuan rumahnya aja lo"-ujar Willi.

"Emang gue tuan rumahnya, napa lo?? Mau gue usir"-jawab Dea galak.

"Maksudnya??"-tanya Aza bingung.

"Dia kakak gue, lebih tepatnya kembaran gue"-jawab Ren santai.

"Bohong lu yah, masa kembaran kok beda muka"-ujar Sisil dengan membandingkan wajah Dea dan Ren yang terlihat jauh berbeda.

"Kita kembar non identik"-jawab Dea dan Ren bersamaan.

"Seriusan??"-tanya Willi kepo.

"Iya ihh, nanya mulu kek bocah"-sambung Dea.

"Udah udah, kita kerjain dulu tugasnya. Ntar gak kelar kelar aja, bisa kena omel kita nanti"-ucap Aza menengahi.

*
*
*

Setelah mengerjakan tugas tersebut, mereka pulang kerumahnya masing masing.

"Eh Za, tunggu bentar"-panggil Ren.

Aza pun menoleh.

"Apaan lagi?"-tanya Aza sewot.

"Elah selow napa"-ujar Ren.

"Gc ih..."-balas Aza.

"Jadi gini, hari Senin kemaren, lu kan---"

"To the point aja"-ucap Aza datar, dengan memotong ucapan Ren.

"Gue pengen kita temenan"-ucap Ren dengan satu tarikan nafasnya. Sebenernya tadi Ren udah mau ngomong, cuma kepotong ama si Aza.

"Kita kan udah temenan kali"-jawab Aza.

"Emang iya yah, kapan? Kok gue gak inget kita pernah kenalan"-ujar Ren dengan mengingat.

"Sejak kita sekelas, lo udah gue anggep temen"-balas Aza yang malah heran dengan Ren.

AzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang