"Awal dari sebuah persahabatan dan tragedi baru"
A
*
*
*Setelah pulang sekolah, Ren, Dea, Willi, Sisil, dan Aza pun pergi menuju rumah Ren.
"hayoo weh, gc keburu amang angkotnya pergi!!"-seru Sisil ketika melihat angkot berwarna merah mulai memelankan lajunya didekat mereka.
"Ren, lama jasa sih lu. Kek putri keraton"-celetuk Willi kesal.
Akhirnya mereka pun menaiki angkutan umum dan pergi kerumah Ren.
*
Sesampainya dirumah Ren, mereka pun membuntuti Ren.
"assalamualaikum! "-seru Ren kencang.
"percuma lo mau teriak ampe urat tenggorokan lo putus juga kagak bakal ada yg jawab"-ucap Dea.
"hehe"-balas Ren dengan cengirannya.
"Udah langsung masuk aja"-ajak Dea santai.
Mereka pun hanya mengekor saja.
Gelap gulita.
"Woy ini rumah apa rumah hantu dah. Gelap amat"-celetuk Willi dengan menarik narik tas Dea.
"Lo takut yah"-ucap Sisil dengan meledek.
"Ih enggak yah, yakali seorang willi takut gelap"-balas Willi.
Ceklek
Akhirnya lampu itu dinyalakan oleh Ren.
"Lo semua tunggu disini, gue mau nyiapin minum"-ucap Dea.
"Dih, berasa tuan rumahnya aja lo"-ujar Willi.
"Emang gue tuan rumahnya, napa lo?? Mau gue usir"-jawab Dea galak.
"Maksudnya??"-tanya Aza bingung.
"Dia kakak gue, lebih tepatnya kembaran gue"-jawab Ren santai.
"Bohong lu yah, masa kembaran kok beda muka"-ujar Sisil dengan membandingkan wajah Dea dan Ren yang terlihat jauh berbeda.
"Kita kembar non identik"-jawab Dea dan Ren bersamaan.
"Seriusan??"-tanya Willi kepo.
"Iya ihh, nanya mulu kek bocah"-sambung Dea.
"Udah udah, kita kerjain dulu tugasnya. Ntar gak kelar kelar aja, bisa kena omel kita nanti"-ucap Aza menengahi.
*
*
*Setelah mengerjakan tugas tersebut, mereka pulang kerumahnya masing masing.
"Eh Za, tunggu bentar"-panggil Ren.
Aza pun menoleh.
"Apaan lagi?"-tanya Aza sewot.
"Elah selow napa"-ujar Ren.
"Gc ih..."-balas Aza.
"Jadi gini, hari Senin kemaren, lu kan---"
"To the point aja"-ucap Aza datar, dengan memotong ucapan Ren.
"Gue pengen kita temenan"-ucap Ren dengan satu tarikan nafasnya. Sebenernya tadi Ren udah mau ngomong, cuma kepotong ama si Aza.
"Kita kan udah temenan kali"-jawab Aza.
"Emang iya yah, kapan? Kok gue gak inget kita pernah kenalan"-ujar Ren dengan mengingat.
"Sejak kita sekelas, lo udah gue anggep temen"-balas Aza yang malah heran dengan Ren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azalea
Teen FictionAzalea Asykira Rahsya Nama gue indah yah, tapi hidup gue gak seindah nama gue. Hidup gue gak kayak bunga Azalea yang cerah, bersinar dan indah. Tapi hidup gue gak lebih indah dari kaca yang berdebu disudut ruangan gelap. Gue merasa kalau gue itu...