Home

5.8K 337 58
                                    

Kembali pulang.

2 kata itu seharusnya menjadi kesenangan bagi setiap manusia, khususnya pelajar seperti dirinya.

Sudah lebih dari 4 tahun, ia tidak pulang, karena merasa tidak ingin dan tidak perlu.

Hingga sosok, yang seharusnya bangga ia sebut mama, bertindak suatu kebohongan. Mengatakan jika dirinya sedang sakit, meski tidak khawatir sama sekali, ia memilih mengalah sedikit untuk egonya.

"Sayang, kamarmu sudah di bersihkan sejak tadi pagi, kalau masih ada yang kurang katakan pada mom. Oh iya, apa kamu punya rencana untuk jalan-jalan besok? Kalau iya mom bis-"

"Aku ingin istirahat. Dan satu hal yang mom perlu tahu, aku tidak akan pernah mau lagi tinggal di sini. Rumahku di Aussie. Kuliahku di sana, dan dalam waktu beberapa hari ini, aku akan segera kembali pulang."

"Sayang beri tahu mom jika ada yang tidak berkenan di hatimu. Mom bisa perbaiki."

"Benarkah?"

Wanita itu mengangguk senang.

"Kalau gitu, kehadiranmu yang justru sangat menggangguku."

Setelah berkata seperti itu, anaknya beranjak naik menuju lantai dua. Meninggalkannya yang terpaku seorang diri.

Tidak lagi merasakan sakit hati, karena seiring berjalannya waktu, ia sudah mengerti bagaimana sikap anak satu-satunya yang ia miliki.

Dan anaknya juga perlu waktu yang panjang, entah untuk sampai kapan hingga bisa merasakan kehangatan lagi antara ibu dan anak.

* * *

Cup.

Satu kecupan lembut ia rasakan pada puncak kepalanya. Mendongak untuk melihat siapa pelakunya, sebelum tersenyum lembut.

"Ada tante Velyn sayang di depan."

"Serius ma?"

"Iya, sana samperin dulu, mama mau ambil cemilan."

Segera beranjak bangun dari sofa, sosok itu berjalan menuju ruang tamu.

"Hai sayang!"

"Hai tante."

"Sini duduk dekat tante, ada yang mau tante bicarakan padamu."

Segera duduk di samping wanita yang begitu cantik, bahkan di usianya yang tak lagi muda.

"Sebelum itu, tante ingin mengatakan kamu cantik banget sayang. Sebulan tidak bertemu, dan wajahmu sudah banyak mengalami perubahan. Aahhh beruntungnya tante kalau seorang Flor Morena bisa menjadi menantu tante."

"Tante, mau bicara apa?" Gadis berparas cantik itu mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Ken sudah pulang sayang, kemarin sore!"

"Apa?"

Seharusnya cowok itu jangan pulang. Kalau bisa selamanya menetap di Canberra Australia, pikirnya kesal sendiri.

"Sayang, kamu tidak senang?"

"Huh? Oh aku senang tante, dia apa kabar?"

"Baik, sangat baik. Dia lebih tampan dari yang ada di foto loh, besok kalau kamu ada waktu, jangan lupa main ke rumah ya? Tante ingin melihat langsung perkenalan antara kamu dan Ken."

Demi apapun, ia benci terlibat dalam obrolan seperti ini.

"Benar ya kamu mau main ke rumah besok?"

Emangnya kapan ia menyetujui hal ini? Gadis cantik itu berdebat sendiri dengan pemikirannya.

"Flo?"

"Huh? I iya.. tante iya."

"Asyik!"

"Cemilan datang!"

"Fera, anakmu mengatakan padaku jika besok ingin bermain ke rumahku."

"Wah serius! Akhirnya ini moment yang kita tunggu-tunggu! Nanti malam aku akan mengatakan pada Hendra, jika anaknya ini mau bertemu dengan calon yang akan di jodohkan oleh kita!"

Gadis bernama Flor memilih beranjak berdiri, dengan alasan ingin segera ke toilet.

Ia jelas tidak betah berada di antara mamanya dan tante Velyn.

Ini sudah zaman canggih, apa yang di pikirkan orang tua mereka saat ingin mengadakan perjodohan?

Ia benci satu kata itu.

Segera menghubungi seseorang. Kalau sudah situasi seperti ini, ia ingin curhat bersama sahabatnya. Kalau bisa pergi dari rumah sebentar, dan setelah wanita bernama Velyn pulang, baru ia juga akan segera pulang.

* * *

Get out silent readers. I hate this so much !!

Don't forget like and comment now.

Kiss,
Ayuhyda💋

Kenla ( From Me, To You )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang