“Jackie, bangunlah! Kau akan terlambat!” Teriak seseorang dari lantai bawah yang kupastikan itu adalah ibuku.
Aku terbangun dari tidurku dan menatap langit kamarku. Perasaanku tidak karuan saat mengingat bahwa sesuatu yang amat sangat tidak kuinginkan akan segera terjadi. Hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah.
“Aku sudah bangun, mom.” Jawabku tidak kalah berteriak.
Segera aku masuk ke dalam kamar mandi yang berada di sebrang kamarku lalu mulai membersihkan diri. Setelah selesai, aku memakai seragam dan menatap diriku di cermin. Betapa buruknya aku memakai seragam dengan kerah kemeja yang masih sangat kaku ini.
“Berhenti bercermin, kau sudah cantik.” Aku menoleh kearah pintu kamarku yang mana ibuku sudah berdiri di abang pintu. “Lekas sarapan dan berangkat, Jaq. Kau tidak mau terlambat datang ke sekolah barumu, bukan?”
Aku tersenyum dan mengangguk, “Aku akan segera kebawah.” sahutku membuat ibuku mengangguk dan meninggalkanku.
Perkenalkan, aku Jacquelyn Heatherton. Aku dan keluargaku baru saja pindah dari Afrika dan ayah juga ibuku sudah memutuskan untuk mulai menyekolahkanku di sekolah formal. Sejak lulus sekolah dasar, aku tidak pernah bersekolah di sekolah formal karena pekerjaan ayah yang sering berpindah kota dan negara sehingga membuat ayah lebih memilih homeschooling untukku.
“Kau sudah siap?” tanya ayahku sambil menyuapkan roti dengan selai kacang kesukaanku juga ayah ke dalam mulutnya.
“Siap tidak siap.” Jawabku lalu menghela nafas.
Ibuku tersenyum, “Kau pasti bisa, Jaq. Aku yakin itu.”
Ayah mulai mengendarai mobilnya menuju sekolah baruku. Oh, aku dan ayah serta ibuku baru saja pindah ke New York 2 minggu yang lalu. Tentu saja ini karena pekerjaan ayahku, padahal aku sudah nyaman tinggal di Afrika karena keindahan alamnya yang begitu luar biasa.
Namun atasan dari ayahku berkata lain, ayah kembali dipindahtugaskan dan kali ini ke New York. Kemungkinan besar ayah tidak akan pindah-pindah lagi, maka dari itu aku mulai disekolahkan di sekolah formal.
Dan itu berita buruk untukku.
“Sampai. Semoga hari pertamamu menyenangkan, Jaq.” Ayah membuyarkan lamunanku.
Aku menatap keluar jendela mobil lalu kembali menatap ayah, “Semoga aku berhasil.” Kataku.
Brooklyn High School. Disinilah aku akan memulai masa remajaku sebagai seorang siswi berseragam. Ugh, aku tidak nyaman memakai seragam ini. Ditambah dengan rok yang membuatku tidak bebas bergerak.
Setelah menghadap kepala sekolah dan mendapatkan kelas baruku, aku masuk dan mencari tempat duduk. Ya Tuhan, semoga orang-orang disini bisa menerimaku dengan baik, hanya itu doaku pagi ini.
***
Tidak buruk. Itulah kalimat yang tepat kuucapkan setelah melewati kelas biologi dan sejarah pagi ini. Aku diterima baik oleh para siswa juga siswi disini, mereka bahkan sedikit antusias saat aku bercerita bahwa aku sudah 3 kali pindah negara.
“Aku pikir Afrika itu tidak menarik sama sekali.” Ujar Erin, teman baruku. Bisa kubilang ia teman terdekatku saat ini karena aku dan Erin memiliki jadwal kelas yang hampir sama, kita hanya dipisahkan oleh kelas perancis.
“Afrika itu sangat menarik, kau tahu? Hampir setiap hari aku berada di alam terbuka dan itu sangat menyenangkan.” Jawabku disusul anggukan Erin.
“Alam? Disini mana mungkin ada yang tertarik dengan alam.”
Aku terkekeh mendengar ucapan Erin. Namun senyum merekah dibibirku hilang saat aku menyadari siapa yang baru saja memasuki kantin sekolah pada jam makan siang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRAVE
أدب الهواةA story between a 'brave' girl and an 'annoying' boy who hate each other. But like everyone says, "hate turns into love". Will they feel it too? Check this out! © 2014 Candyzzle.