Mau kemana, baby?

18.4K 918 76
                                    

Aku berubah pikiran guys...

Gak jadi besok tapi langsung malam ini juga😆😁. Seneng gak? Senang dong pastinya😄

SPAM KOMEN YANG BANYAK!! JANGAN SAMPAI LUPA!😌

Happy Reading

Axel Richardo Lincoln adalah seorang Bos besar pemilik perusahaan ternama. Dengan title Bos yang disandangnya, tentu saja ia memikul tanggung jawab yang sangat besar demi menyejahterakan ribuan karyawan dibawah kepemimpinannya.

Axel memiliki jadwal kegiatan yang sangat padat setiap harinya, tidak ada hari libur dalam kamusnya. Jangankan libur, untuk tidur lima jam seharipun tidak bisa Axel lakukan.

Itu dulu, karena akhir-akhir ini Axel malah banyak bersantai dan melakukan hal yang bukan dirinya. Seperti saat ini, Axel malah tengah menonton suatu video dilayar iPadnya sambil ditemani kopi. Masalah pekerjaan? Itu semua sudah diurus oleh asisten dan sekretaris kepercayaannya kecuali ada hal penting atau mendesak, baru Axel turun tangan sendiri.

"Uuh.. makin kesini makin kelihatan cantik aja sih," komen Axel, matanya berbinar bak anak kecil yang dijanjikan mainan.

"Bibirnya kenapa lebih merah dari biasanya?" protes Axel tidak suka, tapi sedetik setelahnya seyuman lebar menghiasi wajah tampannya. "Tapi tampak sexy, dan menggairahkan. Akan lebih sexy lagi jikalau--" Axel memejamkan matanya, membayangkan bagimana jika--

Ugh, Axel sudah tidak bisa menahan hasratnya lagi. Sudah cukup selama lima tahun ini Axel hanya mengamati dan melihatnya dari layar-- dan apa-apaan ini!

Axel membanting iPad berlogo apel tergigit itu, nafasnya memburu akibat amarah menyelimuti dirinya. Tangannya mengepal dengan erat, "Bedebah sialan!" umpat Axel, tekadnya makin kuat untuk segera menemui dan segera menjadikan perempuan itu miliknya seutuhnya baik dihadapan agama maupun negara. Apalagi Axel mempunyai amunisi yang sangat kuat.

"Bos, Lo mau kemana?" tanya Max, asisten pribadi sekaligus sahabat Axel.

Axel menatap dingin, Max sedikit bergidik ngeri melihatnya. "Jemput milik gue!" jawab Axel dengan muka datarnya.

"Sekarang bos? Kenapa tiba-tiba begini?"

"Stock kesabaran gue udah habis, apalagi ada tikus kecil yang berani ganggu milik gue," geram Axel ketika mengingat ulang rekaman video yang membuat iPadnya pecah dan tak bernilai.

Tidak! Axel sama sekali tidak peduli akan iPadnya, toh dia bisa membeli lagi bahkan pabriknya sekalipun. Permasalahannya lebih penting dari itu.

Max mengerenyit, kenapa terburu-buru sekali sih? "Kenapa gak Lo beresin seperti sebelum-sebelumnya aja?"

Axel diam, benar juga apa yang dikatakan Max. Terburu-buru sangat bukan typenya, seorang Axel Richardo Lincoln haruslah bermain cerdik. Cukup duduk, biarkan orangnya yang membereskan tikus itu, seperti biasanya.

Wajah dingin Axel seketika berubah, senyuman khas Axel tercipta di bibirnya. "Lo bener Max but, keputusan gue tetep gak berubah. Hari ini juga gue bakal jemput dia, titik. Gue udah gak bisa nahan lagi, bisa-bisa karatan punya gue," dengus Axel kasar.

"Apanya yang karatan bos?" Max bertanya bingung.

Axel mengkode Max untuk mendekat, Max menurut, penasaran apa yang akan dibisikkan Axel kepadanya tetapi detik selanjutnya Max berteriak, mengumpati Axel sejadi-jadinya. Sialan, dia dikerjai.

Axel tertawa terbahak-bahak, setelah puas menertawakan Max, Axel berucap "Buat dia malam ini lembur seorang diri, gue bakal kasih kejutan sama dia!" perintah Axel, salah satu sudut bibirnya tertarik keatas, "Well, Axel sudah tidak sabar!"

Axel's ProtectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang