I'm sorry, baby

4.4K 297 33
                                    

Hai gaissss, gimana kabarnya???👋

Udah lama bangeet ya gak sapa kalian dan update cerita.. Maapken baru bisa update sekarang yaaa😭😭.

Kemarin kemana ajaa?? Dahlah gak usah bahas-bahas kemarin😶.

Kangen Axel Elena gak nih?? Udah gak update berapa lama ya aku?? Ada yang inget?😃

Langsung aja yuk, VOTE dan KOMEN cerita ini!

Happy Reading

Sinar matahari menelusup masuk ke celah jendela sebuah kamar yang berisikan dua orang berlawanan jenis yang masih terlelap akibat aktivitas mereka semalam. Tak lama, salah satu dari mereka melenguh, merasa terusik akibat cahaya matahari yang menembus ke matanya.

Mengerjap pelan, menyesuaikan matanya dengan cahaya disekitar lalu mengedarkan matanya menangkap pemandangan yang paling indah dan paling diimpikan selama ini. Dengan perlahan, Axel mengangkat tangannya untuk membelai punggung mulus yang terpampang nyata didepannya akibat selimut yang melorot.

Axel tersenyum kecil, mengingat apa yang telah mereka-Axel dan Elena lakukan semalam. Akhirnya, mereka melakukannya lagi setelah sekian lama. Raut wajah Axel begitu berseri-seri, sedari tadi bibirnya terus-menerus menyunggingkan senyum. Akibat rasa senangnya itu, Axel menundukkan kepalanya, mendaratkan bibirnya di punggung polos milik Elena, mengecupnya berkali-kali. Sayangnya, rasa senang Axel juga membuat dia melupakan sesuatu yang fatal.

"Morning baby," sapa Axel begitu merasakan pergerakan dari Elena, ia masih sibuk dengan kegiatannya bahkan kini mengecup berulang kali tengkuk Elena. Elena yang masih mengumpulkan nyawanya, mengerenyit. Belum terlalu ngeh apa yang tengah dilakukan Axel, dirinya masih sibuk mengingat dimana ia sekarang. Begitu kilasan kejadian semalam melintas, Elena langsung terduduk kaget-beringsut mundur sambil memegang selimutnya erat-erat.

"Kamu kenapa, baby?" tanya Axel bingung, menaikkan sebelah alisnya. Elena berdecih, Kilatan marah dan benci sangat terlihat jelas dimatanya. "Gak usah belagak lupa, Lo puas kan udah nyakitin gue."

Axel menggeram, tidak suka mendengar ucapan Elena yang masih belum berubah. "Kamu memang bandel ya El, udah diberi pelajaran masih aja gak mau nurut. Ah, atau memang kamu sengaja? Mau pelajaran semalam terulang lagi? Aku dengan senang hati akan melakukannya," ucap Axel seraya mendekat ke arah Elena dengan tatapan gelapnya bak predator.

"Pergi! Pergi Lo dari sini! Gak sudi gue deket-deket sama orang sakit jiwa kayak Lo!" ucap Elena sambal melemparkan bantal ke Axel yang dengan mudah ditangkap, lalu dibuangnya.

GAWAT!

Elena dalam bahaya! Ucapannya makin membuat Axel bertambah berang. Elena tidak dapat kabur, sekarang.

"Okey, ini yang kamu mau El. Jadi, jangan salahin aku," desis Axel yang detik selanjutnya menindih Elena dengan tubuhnya. Elena berteriak, bersikukuh memegang selimutnya, sayangnya ia tidak dapat mempertahankannya dan merelakan selimutnya jatuh melorot ke pinggangnya.

Tanpa berkata apa-apa lagi, Axel langsung menyatukan kedua tangan Elena diatas kepala, menghiraukan tatapan bengis Elena, Axel langsung mendaratkan bibirnya diatas bibir Elena. Mencecapnya, melumatnya, mencium rakus Elena, tidak peduli akan rintihan, racauan, dan perlawanan Elena.

"Kamu menikmati hukumanmu baby?" bisik Axel disela-sela kegiatannya, disertai senyum miring andalannya. Axel mengharapkan tatapan penuh kebencian milik Elena, sayangnya hanya tatapan kosong yang Axel dapatkan. Elena diam, tidak lagi melakukan perlawanan. Dia seakan pasrah-lebih tepatnya tidak peduli akan apa yang dilakukan Axel pada tubuhnya. Dirinya sudah lelah-baik itu fisik maupun batinya-melawan Axel.

Axel's ProtectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang