Axel, Please...

14.1K 773 47
                                    

AXEL UPDATEEE!!

ERICK UPDATE KAPAN-KAPAN YA?😁😁

SPAM KOMEN YANG BANYAK YA!!🤗

HAPPY READING

Bulu kuduk Elena berdiri—geli saat Axel dengan biadabnya mengelus sensual paha Elena—sengaja menggodanya.

"Singkirin tangan Lo brengsek!"

"Maksud kamu kayak gini?" tanya Axel dengan nada polosnya, berbanding terbalik dengan aksinya.

"Bajingan!" desis Elena. "Singkirin tangan Lo sekarang, atau gue bakal teriak."

"Teriak aja," sahut Axel datar, masih melanjutkan kegiatan yang sangat mengasyikkan dan Axel rindukan. Ugh, Axel benar-benar sudah tak tahan lagi!.

"Paling gak ada yang denger, bukannya dilantai ini cuma kamu yang lembur," lanjut Axel mengurungkan niat Elena. Tapi, wait--bagaimana Axel bisa tahu bahwa hanya dia yang lembur disini? Hmm.. mencurigakan.

"Bodoamat! Gue tetep bakal teriak" jawab Elena keras kepala, tidak ingin terlihat kalah.

"Tolong! Siapapun yang bisa denger, please tolong—" teriakan Elena terhenti,tepat saat Axel membalikkan tubuhnya dan langsung membungkam serta menjelajahi bibirnya. Sialan!

Elena sudah sekuat tenaga melawan, berontak, melepaskan diri dari Axel tapi tetap saja tidak bisa. Rontaan Elena makin lama makin melemah, selaras dengan apa yang diperbuat Axel pada tubuhnya.

Kakinya terasa seperti es yang mencair—lemas, Axel benar-benar pintar menggunakan kedua tangan dan bibirnya di area yang tepat. Elena bahkan merasa bahwa tubuhnya telah berkhianat karena terbuai. Double sial! Ini tidak boleh dibiarkan.

"Suka dengan apa yang aku lakukan, baby?" bisik Axel, mengigit gemas telinga Elena.

Elena tidak menjawab, entah karena tidak ingin atau tidak fokus. Ditengah-tengah sisa kewarasannya yang tinggal sedikit, Elena berucap "Stop jerk! Please, stop it" pinta Elena memelas, berkali-kali menggelengkan kepalanya mengusir kabut gairah yang semakin menguat. Elena harus mempertahankan kesadarannya.

Axel menghiraukan, dia masih saja asyik akan kegiatannya, layaknya bocah yang diberi mainan baru--tidak akan lepas dalam waktu dekat. Kecuali saat Axel mendengar suara Elena yang memanggil namanya, "Axel, pleasee berhenti!" Detik itu juga Axel mengangkat kepalanya dari dada Elena.

Mata Axel berbinar senang kala Elena memanggil namanya untuk pertama kalinya—sedari tadi kan Elena memanggil Axel dengan sebutan brengsek, bajingan dan kawan-kawannya.

Axel bertambah senang kala Elena menatap matanya dengan tatapan sayunya. Oh my God! Sekarang Axel yang meleleh--tidak kuat--padahal itu hanya tatapan.

"As you wish baby, aku berhenti." Elena menghela napas lega, tapi itu tak berlangsung lama, karena setelahnya Elena menggeleng panik saat Axel berucap "Kita lanjutkan di tempat lain saja." ujar Axel lalu menggendong Elena ala bridal.

Namanya juga Axel, mana cukup sih cuma tatapan doang? Prinsipnya sih gini, kalau bisa lebih kenapa enggak? Mereka juga bakal sama-sama seneng nantinya, hahaha!

Elena mengumpat kesal, dia lupa kalau Axel adalah orang yang gigih—tidak akan berhenti sebelum mendapatkan keinginannya. Lakukan sesuatu El, jangan diam aja! batinnya menyuruh.

Strategi sudah dipikirkan secara matang oleh Elena, begitu mereka keluar dari lift, Elena akan langsung meloncat dari gendongan Axel, lalu lari sejauh-jauhnya. Elena tersenyum culas—Axel menatapnya was-was "Jangan pernah berpikir untuk kabur dari aku baby, kalau sampai kamu berani, kamu akan—"

Axel's ProtectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang