part 3

12 0 0
                                    

Tak lama setelah wanita paruh baya itu keluar ada seseorang yang mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban dari dalam. Orang tersebut masuk dan mengarahkan pandangannya ke ruangan tersebut.

Pandangannya berhenti pada gadis yang sedang berbaring di bangkar dengan infis ditangannya dan selang di hidungnya.

Orang itu mendekat kearah gadis itu lalu mengusap kepala gadis tersebut dengan lembut.

Gadis yang baru memejamkan matanya beberapa detik yang lalu merasa terusik dengan elusan lembut di kepalanya.

"Egmm..." gadis itu sambil memperjelas penglihatannya.

"Gue ganggu lo tidur ya" ucap orang tersebut yang melihat gadis didepannya seperti terusik.

"Putra" ucap gadis itu setelah memperjelas penglihatannya.

"Hai Mel" sapa Putra dengan senyuman.

"Ko lo bisa disini sih?" tanya Melodi bingung, pasalnya Melodi melarang Mamanya untuk memberitau kepada teman temannya bahkan kesekolah sekalipun kalai dia sekarang berada di rumah sakit.

"Dari ~" ucapan Putra terputus saat ada orang yang membuka pintu.

"Bagus, Tamara, Adriana" ucap Putra yang melihat orang yang masuk ruangan itu adalah teman temannya.

"Hai" sapa Bagus sedangkan Tamara dan Adriana langsung memeluk Melodi dengan erat.

"Udah weh kasian Melodinya gak bisa nafas" ucap Bagus mengintrupsi kedua temannya yang memeluk Melodi dengan erat.

"Eh Ko kalian bisa ada di sini?" ucap melodi yang melihat semua teman temannya ada disini.

"Mel, gue kangen banget sama lo" ucap Tamara yang mayanya sudah berkaca kaca.

"Gw juga" ucap Adriana sama seperti Tamara.

"Put, kenapa jadi diem?" ucap bagus heran dengan Putra yang tiba tiba jadi diam.

"Gue tuh gak nyangka ajh, kalau orang yang polos, gak bisa diem, selalu happy, selalu jail dan selalu riang dan sekarang tergeletak di sebuah ruangan di rumah sakit" ucap Putra dengan suara yang bergetar, sedari tadi dia membuat benteng pertahanan supaya tidak menangis tapi sekarang? Pertahanan itu sudah hancur.

"

Maaf kalau gue udah bikin kalian khawatir, jujur sebenernya gue gak mau kalian khawatirin gue yang gak ada apa apanya ini" ucap Melodi yang sudah berlinang air mata.

"Enggak Mel, lo sangat berarti bagi kita. Lo adik kecil yang pernah kita punya. Kita sayang sama lo" ucap Bagus yang ikut terbawa suasana.

"Hiks... Gue juga hikss.. saa..yang banget sama hiks.. kaliaa..nn" ucap Melodi di sela tangisnya.

"Udah guys, gak usah sedih sedihan lagi" ucap Tamara lalu menghapus air mata Melodi.

"Oh iya, ada yang inget gak sekarang hari apa?" ucap Putra mengkode teman temannya.

"Tanggal 4 juni emang kenapa Put?" ucap Melodi sambil mengedipkan sebelah matanya yang membuat ketiga temen temennya mengerti.

"Iyh, emang kenapa Put?" ucap adriana.

"Oh gue tau, ulangg...an harian lo yang tadi dapet A kan" Ucap Bagus menggantung pada kata ulangan.

"Nah betul tuh" ucap Tamara.

"Iihhh bukan sekarang itu ulang tahun gue, masa apa gak inget" ucap Putra mengingatkan.

"Oh.."

"Oh doang? Jahat banget kalian, bunuh hayati di rawa rawa bang" ucap Putra dengan nada lebay yang dibuat buat.

"Hahaha...kita inget ko"

"Happy Birthday Putra semoga panjang umur , sehat selalu" ucap Tamara.

"Makin ganteng, selalu sayang sama kita" ucap Adriana.

"Makin sukses, jadi anak yang berbakti kepada orang tua" ucap Bagus.

"Selalu jadi diri sendiri dan jangan pernah lupain kita" ucap Melodi dengan senyum yang mengembang.

"Makasih, kalian emang sahabat yang the bast" ucap Putra.

"Berpelukan" ucap Adriana.

Lalu mereka berpelikan bersama seperti tidak ada waktu lagi untuk berpelukan bersama seperti ini.

"Mungkin ini adalah pelukan terakhir kali yang aku dapatkan dari kalian" batin Melodi sedih.

Setelah itu mereka selesai berpelukan dan kembali pada posisinya masing masing.

Kenangan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang