1.4

112 21 4
                                    


Jinyoung POV


"Ayo Jinyoung sini, duduk dan makan dahulu."

"Iya bu. Terima kasih."

"Jadi gimana pekerjaanmu sekarang?"

"Baik dan lancar semuanya bu."

"Kamu kapan rencana mau nikah, sudah waktunya loh."

"Ah nanti saja bu, saya masih belum punya pikiran sampai kesitu."

"Kalau pacar?"

"Bu, sudalah.. kasian Jinyoungnya malah dihujani pertanyaan macam itu." Ucap Sejeong. Yang membuat sang ibu panti hanya menggelengkan kepalanya.

"Tidak apa-apa Sejeong, Sejeong sendiri gimana? Apa udah punya pacar?"

"Hehehehehe... Ada, nanti ya habis makan aku tunjukin ke kamu."

"Aku udah selesai, terima kasih untuk makan malamnya." Ucapku.

"Ohya Jinyoung nanti kamu bisa tidur dikamar tamu ya, tadi Sejeong sudah ibu suruh untuk membersihkan dan menatanya untukmu."

"Baik bu terima kasih, saya istirahat dulu ya bu. Selamat malam."

"Selamat malam Jinyoung, tidur yang nyenyak ya."

"Hhmmm."



Berbaring dengan lipatan kedua tangan yang kujadikan sebagai bantal, tak lupa menatap langit-langit di kamar ini. Mengingat-ingat akan masa lalu dan menerawang masa depan sudah menjadi kegiatan rutinku. Untuk beberapa hal aku ingin kembali ke masa lalu dan memperbaikinya. Untuk beberapa hal aku ingin cepat melangkah ke masa depan yang tidak aku ketahui ini.

Bahkan terkadang aku ingin menghapus masa lalu itu. Terkadang juga berfikir kenapa aku lahir di dunia ini. Kisahku sendiri bukanlah cerita manis yang layak didongengkan sebagai pengantar tidur untuk anak cucuku kelak.

Entahlah. Kata yang terus keluar dari mulutku.

Diusiaku ini aku berhasil meraih sukses, namun tetap saja ada kekosongan didalam diriku ini. Aku bagai angka 0 dan kamu angka 1 yang akan selalu mengisiku. Seperti lagu yang akhir-akhir ini aku suka.

"Aku adalah angka 0, kosong di dalamnya

Kau adalah angka 1, sinar yang mengisiku

Benar, diriku ditambah dirimu adalah satu

Aku bukan apa-apa, sebuah angka 0

Kau adalah orang yang melihatku

Benar, diriku ditambah dirimu adalah kita"



Benar adanya jika seorang Im Jaebum adalah orang itu. Orang yang tiba-tiba menghilang. Entah kapan aku akan bertemu dengannya kembali. Tak terasa sudah 3 tahun. Namun aku sama sekali tak bisa menghapus namanya dari hatiku. Entahlah apa nama perasaan ini. Bahkan terkadang aku berfikir apakah dia benar-benar mengetahui semua perasaanku padanya? Sampai detik ini pun.

Ting..

Aku mengambil HP yang ada disampingku, menunjukkan notifikasi email masuk. Dari orang yang tak terduga mengirimkan sebuah gambar yang sukses membuatku membelalakkan kedua mata bulatku ini.

'Kenapa timingnya tepat sekali?'

OH MY CANDY - JJPWhere stories live. Discover now