05

231 48 8
                                    

"Namjoon? Sayang, bangunlah sebentar, hm?"

Namjoon menggeliat dari ranjangnya, bergumam tidak jelas saat Ibunya tetap bersikeras mengusap punggungnya pelan tetapi disaat bersamaan memaksa dirinya untuk segera terbangun. Matanya terasa lengket saat membukanya tetapi pemuda itu tetap bangun, duduk di tepian ranjang dan menoleh lemah ke arah Ibunya, "Ada apa Bu?"

"Cuci wajahmu ya? Setelah itu kita pergi."

Namjoon mengkerutkan dahinya, melirik jam dinding yang menunjuk angka tiga pagi. "Bu, ada apa?"

"Ibu akan jelaskan, tapi kau harus cuci wajahmu dan minum air putih dibawah dahulu, ya?" Tangan Ibunya mengusap bahunya kemudian beranjak dari ranjang minimalis Namjoon. "Bu, katakan kepadaku."

Ibunya menatap Namjoon di ambang pintu, wajahnya nampak gelisah, Namjoon jadi was-was. Apa Ayahnya baik-baik saja? Mengingat pekerjaan pria itu adalah seorang polisi, perasaannya selalu gundah jika Ibunya memandangnya khawatir seperti itu, sama ketika Ibunya memandang dirinya saat menyatakan kalau kedua orangtuanya akan bercerai beberapa bulan lalu.

Ayahnya... tidak tertembak saat mengejar penjahat bukan?

Dering alarm memecah keheningan kamar Namjoon. Ibunya bahkan terlihat tidak sanggup untuk menjelaskan, Namjoon meraih ponselnya untuk mematikan alarm jam tiga lewat limabelas menit paginya itu, menggeser tombol alarm ke sembarang arah, selanjutnya wallpaper lockscreen pemandangannya muncul beserta satu notifikasi yang terpampang.

YOU HAVE ONE (1) MISSED CALL FROM SONG MIRAE  [01:56 AM]

YOU HAVE ONE (1) MISSED CALLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang