Prolog : Nostalgia

105 12 0
                                    

Malam ini, rupanya kau datang lagi, Tuan. Mengirimkan sepatah dua kata pada pesan di layar telepon seluler yang canggih itu. Aku baru membaca pesan itu pada beberapa jam setelahnya, karena --ya mungkin kau tau, gadis yang pernah menjadi puanmu ini tengah sibuk mempersiapkan kegiatan sekolah. Notifikasi itu muncul dan membuat layar handphone-ku menyala. Aku terpaku pada kolom nama yang terpampang di sana. Menunjukkan siapa gerangan yang mengirimkan pesan kepadaku barusan. Bibirku membentuk garis seperti bulan sabit, Tuan. Aku tersenyum ketika membaca nama itu. Ternyata nama itu masih memiliki ruang. Aku mulai membaca pesannya.

Tadi aku lewat di depan gang rumahmu dan ini membuatku mengingat masa-masa itu.
18.52

                     Ternyata kamu masih mengingatku:)
20.30

Aku masih sangat mengingat semuanya. Tiba-tiba semua kenangan itu tergambar jelas. Aku seperti sedang melihatnya secara langsung. Apa kau ingat? Hari itu, hujan. Aku tetap bersikukuh pada keinginanku untuk mengunjungi rumahmu karena memang rinduku ini sudah tidak bisa dibendung lagi. Untungnya, saat aku sampai di depan gang mu, hujannya tidak terlalu deras. Aku sengaja memilih turun di depan gang, agar kamu mau menjemputku dan kita berjalan berdua. Ternyata semua sesuai rencana. Kamu datang menjemputku dan berkata 'Mana payungmu? Aku hanya membawa satu payung dan itupun milik adikku, pasti ukurannya tidak terlalu besar'. Lalu aku tertawa melihatmu. Aku senang bisa menatapmu secara langsung,mendengar suaramu. Lalu aku berkata padamu 'Sudahlah, aku tidak apa-apa. Ayo kita berjalan. Aku ingin memakai payung ini bersamamu, pasti cukup.' Dan akhirnya kita memakai payung itu. Kita berjalan di bawah rintikan hujan pada hari itu, hari dimana aku pertama kali mengunjungi rumahmu dan berkenalan pada malaikat yang sudah melahirkanmu ke dunia.
20.31

                                *

yayy welcome to my new project😚 maaf bahasanya masih berantakan, masih amatir hehe. jangan lupa vote comment yaa, ajak temen- juga buat baca cerita ini. kritik saran sangat ditunggu

The Day. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang