"Ingatkah dulu aku berusaha keras mengusirmu?
Tak ku biarkan kau memasuki ruang hidupku—tidak meski sedikit.
Aku yakin kau masih ingat itu.Ku buat benteng untuk hatiku agar tidak mudah mempercayai kata-katamu.
Menyiapkan beribu strategi agar kau membenciku, dan pergi sebelum menyakitiku."Aku angkuh" tapi itu dulu, sebelum kau gerus sedikit demi sedikit bentengku, bertindak seolah kau butuh aku.
"Bodoh" kata itu pantas untukku, seorang panglima yang tak konsisten dengan strateginya.Padahal sejak awal selalu ku tanamkan dalam pikiranku, bahwa kau hanya butuh teman setelah dia yang kau harapkan menghilang.
Nyatanya aku gagal, aku kalah.
Kau berhasil menembus bentengku, kau bangkitkan kembali kepercayaanku.Benar saja, semakin aku percaya semakin aku sadar bahwa aku hanya pelarianmu.
Dan meski aku sadar akan hal itu, sayangnya aku belum mampu jauh darimu."—MahkotaPaus