Chapter 4 : Because Game

17 2 0
                                    

"Devano tunggu.." Kata Sharel sambil terus berlari kecil mengejar Devano yang 2 meter lebih jauh darinya dan berusaha menyusul langkah kaki Devano.

"Ck, lama Deh.." Jawabnya berdecak dan terus berjalan tanpa ada niatan menunggu gadis pirang yang berusaha menyusul langkahnya.

"Dev, pernah nggak sih Lo belajar sama yang nama nya MENUNGGU?" Tanya Sharel yang langsung membuat langkah kaki Devano berhenti.

Ia seakan mengingat suatu hal menyakitkan dimasa lalu nya. Yang membuatnya hingga kini, benci akan kata Cinta.

2 menit... 3 menit..

Ia terdiam..

Dan Akhirnya ia menjawab pertanyaan Sharel.

"Kalo NGGAK? Kenapa? Buat apa Gua harus belajar MENUNGGU kalo nyata nya MENUNGGU itu SAKIT? Belum tentu juga, Hal yang Lo Tunggu itu bakalan Lo dapatkan. Kalo malah berakhir Di CAMPAK kan? Gimana?" Kata Devano dingin, dgn menoleh kebelakang dan menatap Sharel yang terdiam.

"Maksud Lo?" Tanya Sharel bingung.

Namun lagi lagi tidak dijawab oleh Devano. Ia bahkan hanya memasukkan kedua tangannya ke saku celana dan berseringai.
Kemudian pergi melanjutkan langkahnya.
Dan meninggalkan Sharel yang terdiam bingung ditempat.

"Apa maksud kata kata Devano? Menunggu? Di Campak kan? Aku tak mengerti hal ini."

"Tapi aku yakin. Ada suatu hal yang tersimpan dalam diri Cowok super dingin Plus nyebelin itu. Dimana semua orang gak pernah tau." Batin Sharel menatap punggung tegap Devano yang menjauh dan perlahan hilang.

"Lo nggak akan pernah paham apa yang Gua maksud Rel. Karena Lo sendiri nggak pernah ngerasain Sakit nya Menunggu. Dan berakhir Di Campak kan.
Ck, Menyedihkan." Batin Devano.

Tak lama kemudian, Bel berbunyi.

Jam pelajaran Ke 4, 5, dan 6 di kelas Sharel. Ialah Jam kosong.
Dikarenakan Guru pelajaran Sejarah tersebut ada urusan hingga tidak dapat datang mengajar.

Kalian pasti udah tau lah yah, Gimana keadaan kelas kalo lagi Jamkos?

Sama halnya dengan keadaan kelas Sharel sekarang.

Sebagian Cowok duduk membundar di bagian paling belakang. Mereka udah pasti lagi Main Game Online bareng.

Sebagian Cewek membundar dan membicarakan sesuatu.

Beberapa anak berkaca mata, kutu buku tersebut sudah pasti membaca buku tebal mereka. Yang dilihat dari jauh saja sudah terisi penuh oleh tulisan. Tanpa ada gambar.

Jika Devano, Sharel, Alaric, dan Cyara? Mereka lagi akur aja.
Tumbenan juga kali ini mereka berempat sedang Mabar Game Hago.

"Eh Dev.." Panggil Alaric.

"Hmm.." Jawabnya hanya berdehem dan terfokus akan Novel nya yang entah mengapa sering ia baca. Namun hingga kini kisahnya belum tamat juga.

"Lo ada Game Hago nggak?" Tanya nya Lagi.

"Ada."
"Kenapa?"

"Mabar yuks." Seru Sharel.

"Wah ikutan juga deh." Tambah Cyara.

"Ayolah Dev. Ikut ya? Jarang jarang kali Mabar sama kita. Lo mah tiap hari baca tuh Novel mulu. Nggak tamat tamat kisah Lo." Bujuk Alaric.

"Oke deh.." Jawabnya setelah 2 menit berpikir.

Mereka berempat udah mulai nih keluarin ponsel masing masing dan membuka aplikasi game tersebut.

"Dev, nama akun Lo apa? Biar gua undang duluan." Tanya Cyara.

SHEVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang