awal

455 84 0
                                    

Nayeon melempar ponselnya asal. Tenggorokannya tiba tiba tercekat lagi, ia menahan sesakan yang makin terasa di dadanya. Niat curhat pada Jisoo supaya memperbaiki perasaannya, tapi semuanya malah kacau. Sahabatnya itu sepertinya sudah merasa muak juga dengan dirinya.

Kejadian semalem dimana ia melihat Taehyung kembali setelah waktu yang lama tentu membuat Nayeon bahagia, jika bisa rasanya ia ingin memeluk lelaki itu dan mengungkapkan bagaimana rindunya ia. Namun niatannya tak jadi karena presensi seorang wanita yang setia bergelayut di lengan si lelaki Kim. Niat sekedar menyapa saja jadi enggan. Berakhirlah ia memasuki ruangan staf. Awalnya ingin sekedar memenangkan hati, tapi ia tak menyangka jika kehadiran Taehyung masih sebegitu berartinya hingga melihatnya dengan orang lain cukup membuat Nayeon kembali sakit hati dan meraung tak jelas.

Maka setelah itu, ia tak menampakkan diri. Pulang begitu saja untuk segera tidur. Berharap apa yang dilihatnya hanya mimpi, tapi pesan dari Jisoo cukup membuatnya sadar jika semalam bukan bunga tidur belaka.

Nayeon menghembus napas, pesan singkat tiba-tiba dari Taeyong juga memperumit keadaan.

Rasanya Nayeon ingin mengubur diri saja. Kenapa masalahnya jaman dulu datang kembali secara beruntun begini.

"Mbak?" Jeongguk masuk tanpa permisi ke dalam kamarnya. Nayeon menatap dengan kesal, matanya sudah memerah, pikirannya makin berkecamuk. Kondisinya dengan Jisoo juga membuat Nayeon kepikiran. Kenapa ia sampai hati bicara begitu pada sahabatnya.

"mbak nangis?"

"nggak..."

"udah pergi sana, ngapain kesini?"

"tadinya mau ngajak maen, bangunan baru di samping kampus mbak ternyata buat kedai makanan baru. mau nyoba kesana."

"yaudah kalo gak mau,"

Tapi Nayeon buru-buru beranjak. Kemudian menggumam kata mau sambil mengikuti langkah sepupunya itu.

Ia harus benar-benar merefresh diri dulu sebelum menghadapi masalahnya kembali.

SosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang