1.

27 6 0
                                    

"Perpisahan tak selamanya berujung kebencian"

                           **

Mata ini masih setia menatap seseorang di depan sana. Seseorang yang pernah singgah bukan menetap, dia yang pernah mengucapkan rangkaian kata yang mampu mendebarkan dada dan menciptakan rona merah jambu di muka.

Takdir manusia memang sudah di gariskan, namun bisakah takdir mengembalikan sedikit kebahagian yang pernah terjadi di masa itu. Sesak rasanya saat kita masih bersama seperti sebelumnya tapi ada batas yang tak terlihat oleh mata.

“Matanya biasa aja buk,”

“Gk bisa biasa dong! Mantan kesayangan gue lagi tanding!”

“REGANNNNNNNNN ACA PENGEN BALIKAN.” Teriak Alea sahabat Aca sambil tertawa terbahak melihat raut cemberut sahabatnya sejak jaman putih biru.

Aca yang namanya di sebut langsung menutup mulut sahabat somplaknya. Kini mereka berdua mendadak menjadi pusat perhatian di tengah ramainya pertandingan basket siang itu.

Saat menatap ke arah lapangan Aca bisa melihat laki-laki yang di panggil sahabatnya itu tengah melihatnya dengan senyum miring terukir di bibirmya.

“Gk pernah berubah” batin Aca

Di saat gadis lain akan tersipu malu dan menyembunyikan diri karna kepergok melihat sang mantan, Aca justru sebaliknya. Tanpa pikir panjang gadis berlesung pipi itu berlari ke tepi lapangan meninggalkan sahabatnya yang belum berhenti menertawakannya untuk menemui sang mantan kesayangan yang telah selesai bertanding.

“Gue heran mereka masih saling perhatian kenapa gk pada balikan.” Gumam Alea melihat Aca berlari ke tepi lapangan.

Dari tepi lapangan laki-laki bernama Regan itu menatap seorang gadis yang tengah berlari ke arahnya. Kedua tangan gadis itu membawa handuk dan sebuah botol minuman berwarna pink. Tanpa sadar bibirnya tersenyum tipis melihat kedatangan gadis itu. Gadis yang pernah menjadi salah satu alasan kebahagiaannya dulu.

“Regan lu kebiasaan ya basket gk bawa minum sama handuk. Mau pamer keringet gitu? Cihh! sok seksi banget lu.”

“Sini lapin keringet gue cel,” Regan menarik tangan Aca agar gadis itu mendekat ke arahnya.

“Nama gue itu Aca bukan boncel! Suka banget ganti nama orang sembarangan.”

Meski dongkol dengan perkataan Regan, Aca tetap mengelap keringat di wajah laki-laki itu. Matanya menyusuri setiap inci wajah di depannya. Rahang kokoh,hidung mancung dan mata biru laut favoritnya.

“Siapa yang ngatain lu boncel?” Tanya regan sambil merebut botol minum yang di bawa gadis di depannya. Gadis itu nampak risih dengan perlakuan regan namun laki-laki itu hanya terkekeh melihat kekesalan gadis itu.

“Tuan Mahesa Regantara yang manggil saya boncel.” Jawab Aca tanpa menghentikan aktivitasnya mengelap keringat laki-laki itu

“Gue manggil cel bukan boncel.” Sanggah Regan sambil menahan tawa melihat ekspresi gadisnya eh ralat mantan gadisnya. “Tapi bagus sih berarti lu sadar kalau emang boncel.” Lanjutnya

Aca menatap kesal ke arah Regan, bibir tipis itu mengerucut menandakan si empu sedang merajuk. Regan yang melihatnya hanya terkekeh pelan sambil menarik hidung mungil gadis di hadapannya.

“Tumben kesini emang pacar lu kemana ca?” tanya cowok itu sambil tersenyum mengejek

Ekspresi kesal itu luntur berganti dengan raut lelah saat mendengar pertanyaan dari mantan yang sekarang menjadi temannya itu. Semenjak putus dengan Regan, Aca sering sekali berganti kekasih. Hampir tiap bulan gadis berlesung pipi itu menggandeng laki-laki yang berbeda entah itu adik kelas, kakak kelas bahkan seangkatan. Sedangkan Regan belum pernah sekalipun terlihat menggandeng sosok perempuan sejak kandasnya hubungan mereka beberapa tahun lalu.

“Pacar gue udah jadi pacar orang.” Jawab Aca singkat enggan membahas topik tentang mantannya

“Hah?” Regan menatap gadis itu dengan alis berkerut

“Putus bego!” Bentak Aca

Bukannya ikut merasa sedih mendengar kabar kandasnya hubungan Aca dengan salah satu anak emas SMA sebelah Regan justru tertawa sambil menutup mukanya dengan handuk yang di bawa gadis itu.

“Lu seneng banget ya gue jomblo!"

“Bebeb Rere belom mupon dari Acantik ya?” Tuduhnya

Mendengar pertanyaan itu Regan spontan menghentikan tawanya.
“In your dream! HAHAHAHA.”
Laki-laki itu kembali tertawa bahkan lebih keras dari sebelumnya.

Hanya Aca yang mampu membuat seorang Mahesa Regantara tertawa selepas ini. Regan itu bukan tipe laki-laki yang banyak omong dan suka mengobral senyum tapi dia bukan sosok yang dingin dan cuek seperti tokoh dalam novel.
Regan itu abu-abu gk bisa di tembak bahkan Aca yang pernah menjadi sosok penting bagi Regan masih suka terkejut mengetahui sikap laki-laki itu. Orang bilang Regan itu sombong jarang tersenyum apalagi tertawa. Padahal di balik itu ada kejahilan dan kegilaan yang di sembunyikan laki-laki itu. Ya dia hanya menunjukkan kegilaan di depan teman-temannya dan Aca salah satunya.

“Boncel mau eskrim?”

“REGAN!!!!!”

“iya maaf, Acantik mau eskrim?”

“Gk mau,”

“Yaudah.”

Regan bangkit dari duduknya, berpamitan kepada teman-teman basketnya kemudian berjalan ke arah parkiran meninggalkan seorang gadis yang sibuk menggerutu.

“Ihhh regan kok Acanya di tinggal?” Teriak gadis itu sambil menghentakan kaki tanda dia semakin kesal.

Regan menghentikan langkahnya kemudian berbalik menatap gadis itu

“Katanya gk mau.” Ucapnya tersenyum mengejek.

“Gk mau nolak rereeeeeeeeeeee.” Aca berdiri dari duduknya menghampiri Regan yang sedang berdiri menunggunya.

“Yaudah ayo.” Ajak laki-laki itu

                              **









                              **

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  Calista Anastasia(Aca)



  Calista Anastasia(Aca)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mahesa Regantara(Regan)

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote and coment gaes. Thanks love you❤

MantanAbleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang