01

32 10 19
                                    

   Aku menghentakkan kakiku kesal, mengingat-ingat ulah sahabatku yang sudah beberapa tahun ini tiap aku ulang tahun---dia selalu saja, memecahkan dua telur yang diadukan keduanya kemudian pecah, dan tara~

Isinya mengenai kepalaku. RAMBUTKU! Belum cukup itu, teman-teman yang lain akan menyirami dengan air dan yah, beberapa bungkus tepung. Oh, astaga itu sungguh mengesalkan bukannya mengesankan. Aku selalu menangis karena hal itu, tapi mau bagaimana lagi? Paginya, banyak sekali kado-kado yang mampir di tempat duduk yang selalu rolling tiap harinya. Dan setelahnya, aku akan meniup sebuah kue black forest yang lumayan, dan mungkin harganya mahal untuk ukuran kantongku.

Ya, teman-teman di sekolahku rata-rata orang terpandang, tidak seperti ku yang tidak mempunyai Ayah---oh, kalau ini tak masalah. Masalahnya, aku mempunyai Mama yang sedikit kau tahu?

Aku bahkan tak sanggup untuk mengatakannya, bahwa dia sedikit mengidap gangguan mental

Bipolar katanya.

Tapi, aku tidak peduli selama Mama ada di sampingku menemaniku, itu sudah cukup bagiku walau hidupku harus serba kekurangan.

***

Yah, apa mau dikata pikiranku melayang ke beberapa hari yang lalu, hari ulang tahunku, dimana teman-teman ku tersenyum bahagia dan sahabatku yang memasang senyum cungar cengirnya. Aku ingin kembali ke masa itu, masa dimana Mama tidak seperti ini ...,

Beberapa jam yang lalu

Aku duduk di ruang tengah bersama Mama, sambil menonton Televisi jadul yang kecil sekali, mungkin sudah antik karena sekarang sudah jamannya televisi panjang tipis yang memiliki layar yang terbilang sangat lebar itu.
Yah, untungnya jidatku tidak selebar itu, sih.

Mama tiba-tiba berdiri, rambutnya yang berwarna lain dariku---aku memiliki rambut khas orang Asia, yah walaupun sedikit keunguan gelap yang tersamarkan. Tapi, warna rambut Mama sangatlah mencolok, pirang terang sebahu.

"Mah, Mamah enggak kenapa-kenapa kan?" aku memegang bahunya yang bergetar kencang, entah karena apa.

Mama menoleh ke arahku, dengan tatapan terkejut bola matanya melebar, mulutnya bergerak-gerak melafalkan sesuatu, aku juga tidak tahu Mana berkata apa.

"Vio, Mama mohon kamu cepat pergi dari sini," suara Mama bergetar kencang, bibirnya terus saja melafalkan bahasa asing.

Aku menggeleng, bagaimana bisa aku meninggalkan Mama yang seperti ini?
Aku sedikit sangsi, bipolar nya kambuh lagi.

"Mah ada apa?"

"Menjauh dari Mama!" suara Mama terdengar naik beberapa oktaf. Mulai dari itulah, semua kaca jendela di rumahku pecah secara cepat. Kemudian sekelebat bayangan hitam gelap, tengah berjalan cepat ke arah Mama dan aku. Aku yang tidak tahu apa yang terjadi, hampir saja berteriak saat melihat perut Mama berdarah

Mama bahkan mengeluarkan darah dari mulutnya, dan aku melihatnya bayangan hitam yang ternyata manusia, dan memiliki rambut gelap gelap serta mata sebiru langit itu menoleh, padaku.

Menyeringai mengerikan.

Tangannya yang memegang benda mirip dengan pisau, yang masih berlumuran darah Mamahku dia acungkan padaku tepat pada leherku, aku meringis pelan.

Mama pingsan, aku melihatnya dengan jelas di detik-detik aku hampir mati Mamaku mengacungkan jari telunjuknya ke atas, mengayunkannya dengan pelan dan membuat orang tadi terlempar jauh.

Aku mendekat dengan cepat saat napas Mama putus-putus.

"Vio ..., Mama mohon cari bagian potongan elynx yang di simpan dunia untuk sang Penyihir Cahaya terakhir akh ..., Mama harap kau dapat menemukannya dan jangan lupa akh ... temui Penyihir Tetua yang akan menuntunmu. Bilang padanya, sebutkan namaku

Annete Flora Casxlovia. Kau harus mengingat-ingat apa yang Mama sering katakan. "

Aku menatapnya khawatir, ingin membawanya ke Rumah Sakit tapi aku urungkan saat Mama berkata untuk terkahir kalinya.

"Pergi dari sini, ini bukan duniamu. Bawa sang cahaya padamu, lindungi dia, gabungkan kekuatan mu. PERGI!"

Dan saat aku mendengar suara lengkingan Mama yang berteriak keras, semuanya gelap.

Membuatku yakin, Mama menyimpan rahasia besar yang selama ini selalu dipendamnya hingga dirinya dikira memiliki penyakit kelainan mental,

Aku menyesal Mama, maafkan aku, dan bantu aku agar aku bisa menyelesaikan semuanya.

T B C





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Serenity SearchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang