Musuh Baru

4 1 0
                                    

Setelah istirahat selesai, semua siswa kembali ke kelas. Tak terkecuali Sasa yang baru saja dari perpusatakaan.

Dengan raut wajah yang tidak enak dan muka yang menahan marah Sasa duduk disebelah Sea.

Sea yang memandang Sasa begitu khawatir dengan teman sebangkunya ini, raut wajah Sasa tampak tak baik, sebenarnya Sea ingin menanyakan apa yang telah tejadi, namun Sea takut jika dirinya kembali diacuhkan oleh Sasa.

Setelah beberapa menit kemudian, Sea tampak memberanikan diri untuk menanyakan keadaan Sasa sekarang.

"Lo gak lagi sakit kan Sa?" tanya Sea dengan sedikit gugup.

Lagi-lagi Sasa hanya menggelengkan kepalanya, tanpa menengok Sea.

"Apa coba gue bilang! Dasar batu!" benak Sea.

Sea yang kesal karena perlakuan Sasa yang seakan-akan menganggap dirinya musuhpun hanya bisa diam.

"Lagi pula apa urusan gue ya? Ah bodoh!" batin Sea.

Sasa yang masih dengan raut wajah marah seketika berdiri dan langsung saja beranjak dari tempat duduknya.

Sasa langsung saja pergi meninggalkan ruang kelasnya, padahal jam pelajaran sebentar lagi akan dimulai.

15 menit kemudian...

Sea yang mulai Khawatir tentang keadaan Sasa-pun ikut beranjak dari tempat duduknya.

Untung saja hari ini guru Matematika mereka tidak masuk, jadi siswa bebas keluar masuk kelas.

Sea berjalan melewati koridor sekolah dan mencari-cari keberadaan Sasa.

~~

"Plakk"

"Lepasin gue!"

"Haha, lo anak baru songong banget sih!"

"Gue gak mau cari gara-gara sama kalian."

"Guys, ganjaran yang cocok buat anak manja kayak gini apa ya?"

"Pukul aja!"

"Siram pake aer keras enak kali ya!"

"Bully terus Nad!!"

"Lepasin gue!"

"Minta dilepasin, Hahahaa... Lo pikir gue mau lepasin lo? Walaupun lo teriak gak bakal ada yang dengar bego! Ini toilet udah gak kepakai jadi gak bakal ada orang yang datang kesini! TERIAK SEPUASNYA SASA!"

Sasa meringis kesakitan, air mata yang ia tahan sedari tadi tak mampu ditahannya lagi. Dia tidak akan mampu melawan ke-empat wanita yang tidak dia kenal.

~~

Sementara Sea terus saja mencari keberadaan Sasa, raut wajah yang khawatir nampak jelas di wajah Sea. Gadis itu benar-benar sangat mengkhwatirkan Sasa.

Sea langsung saja pergi kearah toilet wanita, namun tak mendapatkan tanda-tanda keberadaan Sasa.

Raut wajah Sea semakin menjadi-jadi, Sea meremas-remas kedua tangannya dengan kuat, tak dipungkiri lagi sekarang gadis itu benar-benar Khawatir, pasalnya Sasa adalah anak baru disini, dan...

"Ya ampun! Geng-nya kak Nadia!" teriak Sae agak kencang.

Tiba-tiba saja Sea mengingat kejadian Tahun lalu, tentang anak baru yang disekap oleh geng itu di toilet yang tidak terpakai.

"Ya ampun Sasa!" cemas Sea.

Sea langsung saja berlari menuju toilet lama, belum sempat sampai Sea langsung saja mendengar isakan tangis perempuan.

"Plakk"

"Lepasin gue!"

"Haha, lo anak baru songong banget sih!"

"Gue gak mau cari gara-gara sama kalian."

"Guys, ganjaran yang cocok buat anak manja kayak gini apa ya?"

"Pukul aja!"

"Siram pake aer keras enak kali ya!"

"Bully terus Nad!!"

"Lepasin gue!"

"Minta dilepasin, Hahahaa... Lo pikir gue mau lepasin lo? Walaupun lo teriak gak bakal ada yang dengar bego! Ini toilet udah gak kepakai jadi gak bakal ada orang yang datang kesini! TERIAK SEPUASNYA SASA!"

"Sasa!" cemas Sea.

Sasa mendengar nama Sasa disebut oleh geng Nadia, "Oh tidak!" Sea langsung saja menutup kedua mulutnya yang tak sengaja berteriak.

"Lo dengar suara orang lain disini?"

"Kayaknya iya, gue denger."

"Ah, mungkin itu halu kita aja kali. Gak mungkin ada orang lain disini, secara isu tentang toilet beehantu inikan sudah tersebar dimana-mana!"

"Tapi, gue gak bisa lawan mereka sendirian. Oh iya, Art. Gue minta tolong aja sama Art. Secara dia adalah pemilik sekolah ini!" pikir Sea, dan langsung berlari mencari keberadaan Art.

Gimana guys? Hmm, namanya aneh yah?😅 iya Art itu artinya Batu. Jadi dia disni bakal jadi batu😅😅

Jangan lupa vote dan coment💚


No More DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang