Malaikat berhati batu

1 1 0
                                    

Sea berlari bak orang yang sedang kesurupan, nafasnya tersegal-segal. Mencari diseluruh pelosok sekolah untuk mencari seorang Art yang terkenal Dingin bak es di kutub utara.

Ya, dia adalah Artian Wijaksono. Yang biasa mereka sebut dengan Art, menurut kamus bahasa Inggris, Art artinya Batu. Yah julukan yang pantas buat cowok yang bernama Art.

Anak dari pemilik sekolah, calon CEO di perusahaan ayahnya dan tentu saja memiliki wajah yang visual. Bak pangeran yang berada di atas kayangan, tapi bukan anaknya Mimi Peri ya!

Siapa yang tak kenal dengan Artian Wijaksono, sosok yang selalu diimpi-impikan oleh seluruh wanita dipelosok negeri ini. Tapi siapa sangka, Art tidak memiliki pacar sampai saat ini. Terakhir diketahui dia memiliki kekasih itu waktu kelas 3 SMP. Namun kisah percintaannya harus kandas karena sang kekasih telah meninggal karena ditabrak oleh seseorang yang tak dia kenal.

Sudah dulu yah, nanti kalian bakal tau kok Art orangnya seperti apa:)

♒♒

Perpustakaan

Tempat itu adalah tempat favorit Art, selain ganteng sejagad raya anak itu juga pintar dalam hal Akademik.

Tujuan Sea sekarang adalah Perpustakaan, tak banyak waktu yang dia butuhkan sekarang ini, Sasa dalam bahaya pikirnya.

Dugaan Sea ternyata benar, Art sekarang berada disalah satu pojok tempat biasanya dia duduk.

"Kak Art!" panggil Sea lemas.

Semua orang yang berada didalam ruangan itu pun sontak kaget, pasalnya tak ada yang berani memanggil Art selain sahabatnya.

Art tidak menanggapi panggilan Sea. Dia tetep saja meneruskan bacaannya.

Sea yang kesal dengan tingkah laku Art pun langsung saja menyampirinya.

"Memang benar. BATU!" umpat Sea.

Tanpa pikir panjang Sea langsung saja menarik tangan Art dan menariknya keluar ruangan.

Art yang kaget langsung saja menepis kasar tangan Sea.

"Ngapain lo narik-narik gue!" pekik Art.

"Kak, gue minta tolong sama lo. Ini penting banget, menyangkut nyawa seseorang."

"Terus? Urusan gue?" sinis Art.

"Ya Allah kak, cuma lo yang bisa nolongin Sasa. Dia butuh bantuan kak, pliess bantuin gue sekali ini aja." mohon Sea.

"Gak!" tolak Art mentah-mentah.

Art langsung saja meninggalkan Sea yang sedang memohon kepadanya.

"DASAR ORANG GAK PUNYA HATI! GAK PUNYA PERASAAN! BENER KATA ORANG KALO LO ITU BATU!!!" teriak Sasa.

Art yang mendengarnya langsung saja berbalik dan menatap wajah Sea tajam.

"Pliess, satu kali ini aja." pinta Sea memelas.

Tanpa persetujuan dari Art, Sea langsung saja menarik kasar tangan Art dan langsung berlari menuju toilet bekas.

"Ngapain lo ngajak gue ke sini?" sinis Art.

"Stsss! Lo denger!" ucap Sea.

"Plak..."

"Mampus lo, siapa suruh lo berani gangguin Art."

"Gue gak gangguin siapa-siapa!"

"Masih ngeyel juga dia Nad!"

"Hajar Nad hajar!!!"

Suara-suara itu berhasil menembus gendang teliang Art.

Tanpa pikir panjang, Art langsung saja mendobrak pintu toilet itu.

"ART!" kaget semua orang.

"Lepasin dia, atau gue laporin sama pihak sekolah? Gue udah punya vidio lo ngebully dia!"

"Art! Plies jangan laporin kita." Mohon gadis yang berambut sebahu.

"Diam lo Gisa! Gue gak lagi ngomong sama lo!" tajam Art.

"Nadia! Lepasin sekarang atau gue bakal laporin lo ke kantor polisi!" tegas Art.

"Iya-iya gue lepasin!" ucap Nadia panik.

"Sin, lepasin an**ng itu." ucap Nadia kasar.

Sindy langsung melepaskan ikatan yang terlilit ditubuh mungil Sasa, dan langsung mendorongnya kearah Sea.

Sasa yang tampaknya tidak sadarkan diri itu langsung saja dirangkul oleh Sea.

Sea yang melihat kejadian itu langsung saja meneteskan air mata, tak kuasa melihat keadaan Sasa yang tak seperti manusia ini.

Art, Sea, dan juga Sasa yang sedang digendong oleh Art langsung saja meninggalkan tempat itu.

Sasa yang sedang digendong oleh Art menuju UKS Sekolah, mendapat banyak perhatian dari warga net, eh maksudnya warga sekolah. Tak terkecuali gadis-gadis yang histeris karena Art menggendong seorang gadis.

"What? Art gendong gadis?"

"Pertama kalinya dalam seumur hidup nih!"

"Ahhh, sakit hati dede bang."

"Gue bunuh lo!"

Beberapa perkataan yang dilontarkan oleh gadis-gadis yang sok kecantikan.

14:07:35

Ruang UKS

Art langsung saja menaruh tubuh Sasa diatas ranjang UKS, tidak terlihat reaksi apa-apa dari cowok tersebut. Tampak seperti biasa Batu, dingin, bak mayat hidup.

Art langsung saja menghampiri dokter yang sedang berjaga di UKS, Sea tak mendengar apa yang sedang mereka berdua bicarakan.

Art langsung saja meninggalkan Sea dan Sasa yang sedang terbaring tak sadarkan diri.

"Makasih banyak Kak, gue gak tau kalo..." perkataan Sea terputus, pasalnya Art tak mendengarkan satu katapun dari Sea, dia langsung saja pergi tanpa mengucap satu katapun.

"Memang dasar kalo batu yah tetap batu!" batin Sea.

Hmmm, penasaran dengan sosok Geng The Girl? Nanti di chapter selanjutnya bakal bahas tentang mereka.
Jangan lupa vote dan coment yaa:)

No More DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang