Om!- 1

6K 674 39
                                    

"Guan, kakak lagi lihat-lihat proyek pembangunan gedung fakultas punya ayah. Nanti kakak jemput kamu ke Hukum aja, ya? Gimana?" Daniel tengah berbincang di telepon dengan adik sepupunya, Guanlin yang berkuliah di universitas tempatnya berkuliah dulu.

Dan kini Daniel tengah diutus ayahnya untuk melihat proyek pembangunan gedung fakultas Ekonomi yang sedang berjalan. Memang proyek itu milik perusahaan ayah Daniel. Tetapi karena ayahnya tengah sibuk memantau beberapa proyek lagi, akhirnya Daniel memutuskan untuk membantu ayahnya. Lagipula ia bisa bertemu Guanlin nanti.

Daniel juga sebenarnya terlibat dalam proyek ini. Ia selaku arsitek, adalah yang mendesain bentuk bangunan gedung fakultas itu. Selain itu, beberapa karya Daniel di universitasnya sendiri sudah ada sekitar lima gedung.

Kini ia tengah berbincang-bincang dengan beberapa pekerja yang tengah mengangkuti beberapa bahan bangunan. Sebentar lagi jam makan siang. Daniel akan makan siang bersama Guanlin nanti. Segera ia masuk kembali ke mobilnya setelah berpamitan kepada para pekerja tadi.

Daniel melajukan mobilnya menuju fakultas Hukum tempat Guanlin berkuliah. Setelah sampai, ia mengirim pesan kepada Guanlin. Dan tak lama, sang adik muncul dari pintu keluar gedung yang termasuk juga rancangan Daniel.

"Halo, kak!" sapa Guanlin. Adiknya itu kini sudah duduk di sampingnya. Segera Daniel kembali menjalankan mobilnya keluar dari universitas menuju ke sebuah mall yang jaraknya lumayan dekat dari kampus.

Keduanya kini duduk di food court, menyantap makanan masing-masing. Saling menceritakan beberapa kisah dan lelucon dengan akrab. Memang dua sepupu yang berbeda jarak usia dua puluh tahun itu sangat dekat. Sama-sama terlahir sebagai anak tunggal membuat mereka saling mengandalkan sebagai saudara. Apalagi mereka tinggal berdekatan.

Daniel, meskipun usianya kini sudah tiga puluh delapan tahun, tetapi ia adalah pria yang mengikuti trend. Ia masih bisa mengimbangi Guanlin bermain game. Ia juga masih terlihat muda dibanding usianya. Fashion sense-nya pun tidak melulu jas dan sepatu kulit. Ia sering juga berdandan kasual.

Tapi sayangnya... ganteng-ganteng begitu, ia masih saja jomblo.

Padahal barusan, waktu mereka masuk ke mall, dua cowok tinggi itu langsung jadi pusat perhatian orang-orang. Maklum, dua orang ganteng macem selebritis masuk mall. Siapa yang nggak naksir.

Daniel mengedarkan pandangannya ke penjuru food court yang ramai itu. Memperhatikan banyak anak kecil yang menggemaskan. Tanpa sadar ia tersenyum. Menampakkan dua gigi kelincinya yang membuat wajahnya terlihat makin muda.

Lalu Daniel memalingkan pandangannya. Dan seketika, seluruh dunia terasa berhenti.

Deg...deg...deg...

Daniel merasa jantungnya berdebar-debar kala menatap kepada sepasang mata hitam kelam milik seorang pemuda manis yang duduk tak jauh dari tempatnya. Membuat Daniel terpana. Pada pandangan pertama.

Siapa gerangan pemuda manis yang berhasil mencuri hati sang pria berusia tiga puluh delapan tahun itu?

Guanlin memperhatikan kakak sepupunya yang tengah memandang kosong ke belakangnya. Eh, tidak... pandangannya tidak kosong. Melainkan terfokus pada satu objek yang pastinya membuatnya begitu tertarik.

Guanlin mengikuti arah pandang Daniel. Dan matanya membola ketika menemukan objek yang membuat kakaknya itu begitu terfokus.

Kakak tingkatnya, Ong Seongwoo! Astaga... demi Tuhan, Daniel bahkan sampai menganga dan terlihat bodoh.

Oke. Guanlin akui Ong Seongwoo adalah seniornya yang sangat manis dan menyenangkan. Tetapi untuk dikagumi sedemikian rupa oleh sosok berusia hampir empat puluh seperti Daniel? Guanlin sangat tidak menyangka! Jangan bilang kalau Daniel jatuh cinta sama kak Seongwoo?

"Kak? Kak Dan!" Guanlin mencoba menyadarkan kakak sepupunya dari lamunannya.

"Eh! Iya? Kenapa, Guan?" Daniel lalu tersadar saat Guanlin memukul lengannya.

"Ngeliatin apaan, sih? Sampe segitunya?" pancing Guanlin. Ia yakin setelah ini Daniel pasti akan bercerita.

"Itu, Guan... ada cowok manis banget. Duh... rasanya kakak jatuh cinta, nih."

Guanlin bergidik ngeri melihat ekspresi kakaknya yang menjijikkan itu. Ewh... gini ya, orang lagi jatuh cinta, tuh? Jadi alay.

"Inget umur, kak. Yang kakak taksir itu umurnya baru dua puluh satu." ujar Guanlin.

"Hah?! Kok kamu tahu? Kamu kenal, Guan? Eh, eh, kenalin dong sama kakak..." rengek Daniel. Sekali lagi membuat Guanlin bergidik jijik.

"Hiiih, jijik banget sih, kakak nih! Udah dibilangin, inget umur, kak! Itu kakak tingkat Guanlin umurnya masih dua satu. Kalo sama kakak nanti jadinya kaya sama om-om!" dengan kejamnya Guanlin menghina kakak sepupunya itu. Tapi kayanya Daniel udah jatuh cinta banget. Jadi, dia cuek saja dihina adiknya seperti itu.

"Nggak papa, Guan. Kakak rela jadi om-om buat dia. Apalagi jadi sugar daddy-nya. Hehehe..." Daniel terkekeh dengan wajah mesumnya.

Guanlin cuma bisa geleng-geleng kepala.










Sampai di rumah, Daniel terus mendesak Guanlin untuk membagi kontak atau akun sosial media milik kakak tingkat Guanlin yang manis itu. Dan Guanlin yang awalnya menolak mati-matian, akhirnya luluh dan mau memberikan kontak milik Seongwoo kepada Daniel.

"Awas ya, kalo sampe nyakitin seniorku, kak! Satu fakultas Hukum bakal ngehabisin kakak!" ancam Guanlin.

Daniel tertawa-tawa saja. Tidak menggubris ancaman adiknya. Ia terlalu senang dan berbunga-bunga karena punya kontak milik si manis yang namanya Ong Seongwoo itu.

Om!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang