Sudah sebulan ini Kaori melaksanakan pembelajaran disalah satu SMA Negeri diJepang. Ia menggandeng pianika kesayangannya dan membawa ke ruang musik selesai bel sekolah.
Ameagari no niji mo rin to saita hana mo irodzuki afuredasu
Akaneiro no sora aogu kimi ni ano hi koi ni ochitaShunkan no doramchikku firumu no naka no hitokoma mo
Kienai yo kokoro ni kizamu karaKimi da yo kimi nanda yo oshietekureta
Kurayami mo hikaru nara hoshizora ni naru
Kanashimi mo egao ni mou kakusanai de
Kirameku donna hoshi mo kimi wo terasu karaBunyi lagu Hikaru nara yang ia kover sendiri mengalun mengikuti irama dan gerakan tangannya. Bersamaan kedua bibirnya yang tak henti mengeluarkan not indah disetiap irama.
Ia sengaja mengkover sendiri. Tak bisa disanggal permainnya bahkan mungkin lebih hebat dari pada dibilang 'musisi amatiran'
Namun permainnya menjadi sedikit terganggu ketika seorang lelaki berkaca mata masuk keruangan tersebut. Pikiran Kaori berkecamuk. Ia menjadi sedikit mblero saat reef kedua dibunyikan.
Pria itu menatap dingin pianonya. Ia bahkan seperti ingin membunuh piano tersebut. Hanya saja ia tetap bertahan dan hanya bisa duduk terdiam memandangi piano tua.
Kaori kebingunggan. Lantas,buat apa dia kesini jikalau hanya akan memandangi pianonya?Ia semakin kaget saat laki laki cupu itu memainkan lagu sedih orange.
"Hentikan permainanmu!kau bisa merusak modku tau!"triak Kaori dan terpaksa menghentikan permainannya.
Lelaki itu membuat pelangi indah dilirik lagunya menjadi cair bak sebuah eskrim.Dan sialnya...
Lelaki itu hanya menatapnya datar. Namun ia tetap saja memainkannya. Dan bahkan sekarang ia hanya memainkannya bak anak kecil yang sedang bermain not. Bunyinya malahan terdengar sangat parau.Ia menggeretakkan tangannya. "Untuk apa kamu kesini?!untuk menggangguku!"
"Maaf aku sedang menikmati istirahatku disini. Jadi,tidak apa apakan?lagi pula bukannya ruangan ini bebas untuk semua murid?"sanggah sipria."Tapi kan kamu bisa bersantai bersama temanmu diluaran sana. Dan bukannya masih ada banyak tempat?"
"Aku tidak mempunyai teman. Yang kupunya hanyalah kesendirian. Dan itu sudahku camkan didalam diriku sendiri!"tutur lelaki itu. Ia kemudian melanjutkan katanya,"oh ya,kenalkan aku Arima Kousei. Namamu siapa?"
"Apa! kamu tidak punya teman?! Dan tadi siapa namamu?kamu bercanda yah?kamu Arima Kousei?!ahahahaha..."tawa Kaori.
"Pfts..Arima sang pianis???kamu ngaco yah?!lagi pula kamu tidak bisa bermain piano dan hanya menatapnya datar"
Kaori sebenarnya terhelak,namun sebenarnya ia mengingat sesuatu tentang itu.
"Kousei?"tanya kao sewaktu SMP.
"Apakah kita bisa selamanya melakukan ini? Apakah kita bisa selalu bersama?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Snow and the cherry blossom's
FanfictionSiapa sangka?memang sudah takdir jikalau salju dan musim semi tidak bisa menyatu. mereka seakan selalu menjaga jarak satu sama lain. karena apa?padahal mereka memang saling mencintai? karena mereka tahu mereka sudah terpisahkan oleh musim gugur. me...