"Arima kun"teriak Kaori saat melihat Kousei berhasil melewati pagar.
"Sekarang apa?"tanya Kousei berbalik."Ehm... kita menyelundup lewat belakang sekolah"
Saat mereka berbelok tanpa sadar mereka berpapasan dengan seorang guru.
"Kalian berhenti!"teriak perempuan berambut hitam pendek.
"A.. ini semua salah Kaori,dia yang mengajakku!"elak Kousei. Ia tidak mau namaya tercemar."Bukan aku bu.. ini juga salahnya Kousei,ia terlambat juga bu"kali ini giliran Kaori yang menghindar.
"Hem..."guru itu menatap tajam kedua murid tersangka tersebut. Ia kemudian melihat biola yang dibawa oleh Kaori.
"Kau,seorang violin?"tanya guru itu. Sepertinya ia mulai tertarik dengan murid nakal yang berhasil melewati tembok:v(awto nyanyi sasageyo)
"Em... ano aku mengikuti kelas music,dan benar aku seorang violin. Dan sampingku namanya Arima Kousei,dia pianis tetapi masih newbi"
"Pffttts.. kebetulan sekali ibu mengajar ekstakulikuler tersebut,kenalkan aku Hiroko,gomenasai ibu tidak mengajar kelas kalian kemarin"tutur guru ramah tersebut,ia bahkan mengurungkan niatnya hendak memarahi kedua murid tersebut.
"Yoroshiku Hiroko sensei"jawab mereka bersamaan. Kemudian guru muda itu kembali bercerita,
"...sebenarnya aku sangat menyukai kalian yang masih bertahan diekschool ini. Karena setiap tahun semua peminat music klasik menurun. Jadi,bisakah aku melihat permainan kalian?"Arima dan Kaori langsung berpandang mata. Terlebih Arima yang sudah lupa bagaimana cara memainkan piano.
"Bagaimana?"ulangnya lagi.
"Tidak!"timpal laki laki berkacamata tersebut.
"Apa kalian mau aku laporkan perbuatan kalian kekepala sekolah?!"senyum licik Hiroko sensei😈"Haik!"Kaori langsung menjawab dan segera menutup mulut Kousei agar tidak banyak berbicara.
Kini mereka bertiga berjalan menuju kearah ruang music dimana mereka hendak menunjukan kebolehan mereka."Pst.. pst. Kamu diam saja dan jangan banyak berbicara. Kita masih beruntung yang melihat aksi kita hanya guru cantik ini"bisik Kaori. Namun Kousei tidak terima pasalnya dia tidak bisa bermain piano.
Akhirnya mereka sampai.
Debu debu ala pertunjukan music tercium jelas diruangan ini. Kaori masih teringat apa yang dia lakukan kemarin bersama Kousei,dimana ia bermain dengan sepenuh hati diruangan sempit ini.Tanpa aba aba Kaori mengangkat biolanya. Ia memainkan Little star 12 var k.265 disusul Arima yang duduk dipianonya.
"Kousei... ayo mainkan"ucap Hiroko.
Deg deg...
Jantung Kousei berdetak kencang. Ia ketakutan saat hendak mengangkat tangannya dan mengayuh pedalnya.Namun,paksaan dari luar membuatnya tetap mengikuti isi kepalanya. Tangannya berhasil memencet satu nada dan buat selanjutnya ia memainkannya dengan hati hati agar tidak ada kesalahan.
'Bagus kou kau pasti bisa!ganbatte!'batin Kaori berbicara. Sementara guru Hiroko hanya tersenyum simpul.
Namun saat Kousei menekan nada do tiba tiba ia menghentikkan permainannya.
'Ada apa?'pikir Hiroko."Kousei"guman Kaori. Ia sudah menduga jikalau Kousei akan berhenti ditengah permainannya.
"Kenapa kamu berhenti?"Hiroko kebingungan melihat murid barunya."Go..gomensai aku tidak bisa melanjutkan karya Mozart ini"Kousei terdiam dan meneteskan air mata.
*Kousei pov.
Selalu.. selalu saja begini.
Seberapapun aku keras melakukannya aku tidak bisa. Aku bukanlah bethven aku hanya manusia yang dipaksa untuk menyatu dengan not.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Snow and the cherry blossom's
FanfictionSiapa sangka?memang sudah takdir jikalau salju dan musim semi tidak bisa menyatu. mereka seakan selalu menjaga jarak satu sama lain. karena apa?padahal mereka memang saling mencintai? karena mereka tahu mereka sudah terpisahkan oleh musim gugur. me...