2- Alenia

153 23 28
                                    

Happy Reading

Bab ini terlampau panjang, hehee..

Andai takdir adalah pilihan, aku lebih memilih tidak dilahirkan dari pada harus hidup dalam kepedihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Andai takdir adalah pilihan, aku lebih memilih tidak dilahirkan dari pada harus hidup dalam kepedihan

Rega Surya Erlangga

👑👑👑

Pelajaran terakhir telah usai. Jauh dari Ekspektasi. Tidak ada yang spesial dihari pertama Ratu masuk SMA Pelita Bangsa, tak terkecuali orang asing yang saat ini tengah berjalan berdampingan dengannya. Dia adalah Vero wirta Erlangga.

Berkali-kali lelaki itu mencoba menciptakan percakapan diantara mereka, namun selalu berakhir dengan pengabaian dari Ratu. Hal yang dirasa benar karena sejak perkenalannya didalam kelas cewek itu tidak mengatakan apapun selain penolakan, meski sekarang keduanya adalah teman sebangku.

Seperti saat ini contohnya, ketika keduanya berjalan menyusuri lorong Ratu mengabaikan semua ajakan Vero. Sampai tiba dihalaman sekolahpun cewek itu masih menulikan telinga, sebelum akhirnya langkah kakinya terhenti karena risih dengan keberadaan orang asing yang menguntit bak rentenir yang akan menagih hutang.

Seharusnya Vero berlalu menuju parkiran motor tapi cowok itu malah ikut berhenti disamping Ratu.

"Kenapa berhenti, kan parkirannya masih jauh?" Pertanyaan itu tiba-tiba saja lolos dari bibir tipis milik Vero. Tatapan bola mata hitamnya mengisyaratkan bahwa ia berharap lebih pada gadis disampingnya.

Ratu menautkan kedua alisnya, ia pikir kali ini harus bicara lebih tegas, walaupun seribu kata lebih sudah ia lontarkan saat dikelas tadi. Mulai dari Vero yang mengambil paksa buku diary yang selama ini telah menjadi teman curhatnya, sampai memaksa berteman dan sekarang cowok itu berinisiatif mengantarkan dirinya pulang, padahal Ratu menentang semua cara itu.

"Gak usah sok akrab. Gue pulang sendiri."

Vero membenarkan posisi tasnya untuk mendekat kemudian berbisik. "Kalo gue gak mau, gimana?" Ia tersenyum jahil. "Karena lo temen baru gue, jadi lo harus pulang bareng gue."

Helaan nafas berat tertangkap jelas membaur bersama suara riuh disekitarnya. Untuk kesekian kalinya Ratu menolak ajakan lelaki yang bahkan belum satu hari ia kenal.

"Lo gak punya kuping? Udah gue bilangkan, gue gak mau! Jangan mentang-mentang kita sebangku, kita bisa jadi temen."

"Suka suka gue dong," Jawab Vero enteng.

"Terserah lo deh."

"Ya udah."

"Ishh... Nyebelin banget sih lo jadi cowok."

"Oke. Lo pulang bareng gue." Putus Vero.

Ratu menyeka keringat didahinya kemudian menatap Vero tajam. "Harus berapa kali sih gue bilang. Gue bisa pulang sendiri!" kemudian kembali berjalan, namun terhenti ketika sebuah tangan menahan langkahnya.

RATU |Because You're My Queen|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang