Bagian 3

43K 1K 18
                                    

Jarek dan ibunya segera masuk kekamar dan membuka pintu. Saat Jarek membuka pintu, Vio sudah terduduk dilantai dan dia berusaha bangun. Jarek mendekati Vio, Vio mendongakkan kepalanya saat dia melihat kaki seseorang di depannya. Wajah Vio berubah ketakutan, Vio langsung menekuk lututnya dan menyembunyikan wajahnya.

"Pak...tolong...tolong jangan lakukan lagi...saya tidak mau hamil dan tidak mau semakin berdosa. Saya mohon pak..." Ucapnya sambil terisak.

Jarek berjongkok dan memegang pundak Vio.

"Pak saya mohon..jangan pak..."

"Vio.. tenanglah..."

"Tolong pak..jangan..."

Jarek menarik Vio kedalam pelukannya,

"Tolong pak...jangan lakukan lagi pak... saya tidak mau hamil pak... tolong pak...jangan..." Ucap Vio yang masih terus terisak.

Suara bel mengalihkan pandangan Mama Jarek, dia segera berjalan untuk mebukakan pintu. Ternyata supirnya yang tadi dia suruh untuk membeli obat. Mama Jarek kembali masuk kedalam kembali,

"Jarek." Panggil Mama Jarek karena melihat Vio yang sudah lebih tenang, dan mereka sedang duduk di tepi tempat tidur dengan jarak yang sedikit jauh.

Vio dan Jarek langsung menoleh kearah Mama Jarek. Seketika Vio menundukkan kembali kepalanya.

"Ibu Amel, maaf bu... i...ini tidak seperti yang ibu fikirkan. Sa...saya dan Pak Jarek tidak melakukan apapun. Pak...Pak Jarek kesini ka...karena ingin mengambil dokumen.I...Iya kan Pak?" Tanyan Vio pada Jarek diakahir kalimat ke Jarek sambil melirik kearah Jarek, kemudian Vio menundukkan kembali kepalanya. Vio kemudian berdiri dan mengambil sebuah dokumen di atas meja riasnya.

"I..ini pak dokumennya." Sambil menyodorkan dokumen kepada Jarek, tapi Vio hanya menundukkan kepalanya.

"Bapak mau langsung pulang atau mau saya  buatkan minum dulu. I..ibu Amel juga?"

"Lebih baik kamu istirahat Vio." Ucap Jarek.

"Saya tidak apa-apa pak. Lagi pula ada tamu masa saya mau istirahat." Ucap Vio yang masih menundukkann kepalanya.

Vio kemudian berjalan keluar, namun langkahnya terhenti, karena Jarek menarik tangannya.

"Kamu istirahat Vio. Mama ku sudah tau." Vio langsung melihat kearah Jarek dengan tatapan terkejutnya. Kemudian dia membalikkan badannya dan melihat Mama Jarek.

"Ibu..ma..maaf... Bu..bukan maksud saya untuk tidur dengan Pak Jarek. Ta..tapi pak Jarek mabuk. Dan saya, saya tidak bisa lepas dari pak Jarek. Saya minta maaf sama apa yang terjadi, saya janji saya tidak akan meminta tanggung jawab sama pak Jarek, karena pak Jarek mabuk."

"Vio..."Panggil Jarek.

"Lebih baik ibu dan Pak Jarek pulang saja. Disini bukan lingkungan kalian. Gak seharusnya kalian disini."

"Vio..."Panggil Jarek lagi.

"Bapak, lebih baik bapak pulang." Ucap Vio yang kembali menundukkan kepalanya.

Ibu Jarek berjalan mendekat kearah Vio, namun Vio berjalan mundur. Ibu Jarek berhenti berjalan, Vio pun ikut berhenti. Satu langkah ibu Jarek mendekat, maka satu langkah Vio berjalan mundur.

"Kenapa kamu mundur?"

"Tidak apa-apa bu?"

"Saya hanya ingin memberikan obat ini pada kamu."

Vio pun berjalan mendekat dan mengambil obatnya.

"Terimakasih bu."

"Kita pulang Jarek."

MBA With Crazy Boss (Terbit di Innovel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang