#6

14 1 2
                                    

Jatah gue dijakarta cuman 10 minggu, artinya kurang dari 4 bulan. Tom ga sekalipun lepasin pandangannya dari gue, dia suka kali ya sama gue?!

Bokap gue ga sekalipun pernah telepon gue, segitu ga penting nya kah gue buat dia? Atau Tom sedetail itu laporin tentang gue?

Namanya Ghion. Ghion Harjara Poland. Dia yatim piatu di umurnya yang baru 10 tahun. Dari info yang bisa gue dapet, seluruh hidup Tom adalah hasil dari duit bokap gue.

Dan gue rasa, bokap gue lebih sayang sama dia dari pada gue.

First kiss gue? Hmm, umur 7 tahun mungkin. Sama cowok tinggi dibawah pohon mangga.

First Sex? Di umur gue 15 tahun. Setahun setelah gue di amsterdam. Ya, gue tau untuk first sex umur segitu kecil banget, tapi... Hell ya, this is Amsterdam.

Gue ga hamil lah, ya gila aja. Apalagi aborsi anak, lo kira gue pengen masuk neraka? Gue juga masih percaya Tuhan lah.

Anak anak kelas gue selalu bawa kondom di balik casing hp nya atau dibalik underware nya. Haha, konyol kan?! But thats real.

Kemana gue sekarang? Ah ya...

Gue lagi jalan kaki pengen pergi ke biro jodoh buat si kacung belakang gue. Ah.. Fuck your self, Tom!

"lo ga cape ikutin gue mulu apa?" tanya gue ke dia.

"Ga. Kemana kita sekarang?" tanya nya.

"Tom, beliin gue sandwitch dan Green tea hangat ya.. Ga pake lama. Gue tunggu di sini aja." ucap gue.

"hmm, tunggu sebentar" Patuh Tom.

Ini ga asik banget tau ga. Emang ini bisa disebut hidup apa? Free Life is not like this!

Gue pergi dari tempat gue berdiri sekarang. Panggil taxi dan masuk.

"kemana mba?"

"Dufan ya pa."

***

Pagi yang sepi di hari senin. Gue udah masuk dufan nih. Ini yang ke 2kali gue dateng kesini.

Yang pertama sama nyokap gue 5 tahun lalu. Kenangan yang indah.

Ponsel gue berdering, 'Tom'. Gue tau ini bakal terjadi. Gue angkat telfon nya.

"Gue di apartment, jangan ganggu. By..."

Ponsel dalam keadaan mati, siap.

Diri untuk bersenang senang, siap.

I'm coming, Jerk!

***

Woaw...

This is the best day ever in this country.

Malam tiba, gue belum makan dari pagi dan siang. Peduli amet ah...

Gue habis keluar dari kora kora. Lo tau kan, perahu gede yang ngegantung dan maju mundur kaya pisang. Haha, kidding bro.

Gue cek hape gue. Orang orang disini penuh parah. 32 massage, 97 miss call from Tom. Dan 1 miss call from Big Head, my daddy I mean.

My dad call? Really?
Because I missing today?
Kemajuan yang besar.
Gue rasa gue harus sering sering hilang deh.

Tiba tiba suara pengumuman bunyi "Roller coaster terakhir akan segera dimulai. Harap segera mengambil antrian."

Ah ya... Roller Coaster fot the best last.

Tapi tiba tiba ada orang dibelakang pegang tangan gue. Spontan gue berbalik. "Tom?" tanya gue heran.

Wajahnya putih pucat kedinginan, mungkin dia habis berlarian? Entahlah.

Roller coaster nya.

"Tom ayo ikut gue!"

"gue nyariin lo seharian, Shia. Dan lo seharian seneng seneng disini sementara gue dimarahin bokap lo!" teriaknya.

"I know Tom. Jadi selagi kita disini, lets play!" antusias gue yang pengen banget naik benda kereta api ditengah udara itu.

Gue tarik tangan tom dan naik ular mesin itu. Dan Tom hanya pasrah mandang gue dengan muka pucatnya.

"lo ga takut tinggi kan?!"

Dan

Mesinnya perlahan jalan,

Tanjakan, semakin tingi, langit gelap dengan bintang, oh god

Woah.... Down to the road!

***

Kita turun dari Roller Coaster, gue natap Tom yang semakin pucat itu.

Poor Tom. As Always.

Orang berlalu lalang keluar dari permainan itu. Melewati kami yang cuma berdiri disana. Tom tak bicara apa apa selain liatin gue.

I'm fine, Tom.

Gue mendekat ke dia, lebih dekat dan Tom cuma liatin gue. Dua tangan gue megang pipi Tom, dia dingin dan pucat. Gue berjinjit dan dan menarik pipi Tom mendekat.

This is not Love

Gue menciumnya perlahan. Di tengah kerumunan orang yang lalu lalang. Tom tak menolak atau membalas, dia hanya diam.

Ciuman yang singkat.

"Tom, ayo naik Biang lala. For the last and we go home." senyum gue.

"For the last." ucapnya menyetujui.

***

Tom masih diam meski kami sudah didalam Biang lala. Whats wrong with him?

"Mau berbagi cerita, Tom?" tanya gue memandang dia.

Dia diam.

"bokap gue bilang sesuatu?" pertanyaan yang lain dari gue.

Dia diam.

"You tired of me?"

Dia liat gue, mata coklat itu.

"ini semua buat apa, Shia?" tanya nya.

"buat apa, apa?"

"Tell me what you want? Money? Kiss? Sex? A Pet? Boy? Your Dad?" tatap Tom dengan serius.

Gue ga pernah liat Tom kaya gini. Kaya nya hari ini dia dimarahin habis habisan sama bokap gue.

"Gue ga mau apa apa Tom. Bahkan semua yang lo bilang tadi, satupun ga ada. What?! Sex, Boy?! Even I not want you. Lo yang datang ke gue. Entah hari ini atau lo sendiri yang ada di rumah gue saat itu. Gue ga mau bokap gue, gue udah punya dia, so what else? Money?! I can live by my self, Tom. World give me all, but you and my dad make it worse. That I wrong?!" ucap semua yang isi kepala gue pikirin. Semua kebenarannya tampa ada satupun kata emosi didalamnya.

Tom mandang gue diam.

"hey, don't sad and don't mad, pak tua itu gak bisa nyentuh lo, tapi kalo lo ada dipihak gue."

Tawa nya singkat

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

This Life, Jerk!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang