Waktu menunjukan pukul 6.30 pagi, Acha pun bersiap siap akan berangkat ke sekolahnya pagi hari karena perintah citra yang menyuruh dia berangkat pagi sekali agar tidak telat di hari terakhir MOPDB. Tiba tiba handphone acha bergetar tanda panggilan telfon masuk
Dreettt dreeeettt
"Halo"
"Halo ca lu udah jalan?"
"Belum kenapa dan?"
"Gapapa. Mau bareng ga? Gua jemput?"
Acha terdiam sesaat menimbang ajakan Zidan untuk berangkat ke sekolah bereng.
"Emmm boleh deh, lumayan irit ongkos hahah"
"Gece gw didepan gerbang lo!"
Kampret. Umpat acha kesal
Saat acha keluar dari rumah,ternyata benar diluar sana sudah ada Zidan yang sedang menunggu dia diatas motor sport kesayaanganya sambil mengotak atik handphone miliknya. Tanpa pikir panjang acha pun langsung menghampiri Zidan.
"Ayok jalan!" teriak Acha
Acha yang gemas karena sedari tadi dia berdiri so Zidan ini ga sadar sadar. Ya bukan salah Acha kan? Pikirnya.
"Eh kutil ga usah teriak napa sans gua belom budeg" protes Zidan yang menjadi koban toa Acha pagi pagi.
"Heheh piisss jak" acha menjawab polos sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.
Setelah sampai disekolah jaki dan acha langsung jalan beriringan menuju ke ruang osis
Tapi...
"Wesss kenaa angin apa lu caa bareng sama cucu firaun yang medit nyaa 7 turunan."
Takk
"Bacot kutil ontaaa! Gue bareng irit ongkos ae" citra yang masih mengelus kepala nya karena jitakan acha memajukan bibirnya 5 cm wkwk. " sakitt caaa lo mah jaad ama dd emesh ini." ucap citra belaga seperti anak kecil yang polos. Sontak membuat Acha, Zidan, diat, dan Fasa diam sejenak dannn..
NAJIS LO CIT!!!" Tawa ke empat nya pun pecah karena ulah si citra yang kelewat imut itu dan membuat ke empatnya meggidik bahu nya geli
"Geli najiss cit"
"amit amitt citt"
"Ember mana ember gua mau muntah"
"Ga usah so imut lu najis"
Sumpah serapah ke empat nya membuat citra mengeluh kesal pada ke empat sahabatnya itu. Yaa bagaimana tidak mereka tertawa terbahak-bahak. karena sikap citra yang seperti itu bukan kelihatan lucu malah membuat orang yang melihatnya bergidik geli dan malah menertawainya.
"Udahh udaah kuy ke lapangan acara mau mulai dari pake semprot lagi"
Ajak Acha kepada yang lain untuk segera mengikuti langkahnya menuju lapangan.
SKIP
Acha yang tidak sengaja melihat Zidan memasuki rungan olahraga dengan sengaja acha membuntuti Zidan karena rasa penasaran nya.dia mengendap endap agar kebaradaan acha tidak diketahui oleh Zidan. Setelah sekitar 5 menit mereka berdua ada di dalam gedung olahraga, Acha yang dibuat terkejut karena Zidan mengeluarkan benda putih panjang dan langsung memantik kan api ke ujung benda putih panjang itu.
Acha bukan berniat ingin kepo atau gimana. Cuma Zidan yang ia kenal tak pernah menyentuh barang itu. Tapi entahlah Acha pun tak begitu tau seluk beluk kehidupan Zidan. Perlahan Acha mendekat kearah Zidan
wah sejak kapan ketos kita ngerokok? Acha duduk tepat disebelah Zidan.
lo ngapain?
kalo orang nanya tuh dijawab, bukan nanya balik.
Yang ditanya hanya terkekeh dan lanjut menyesap batang rokoknya.
lo lagi ada masalah? Muka lo kaya lecek banget.
kata siapa? Engga orang gue lagi pengen ngerokok aja.
kalo ada masalah tuh cerota dan. Lo punya temen, lo punya keluarga. Dan lo ga sendiri kalo lo lupa. Acha mengubah posisinya menjadi menghadap kea rah Zidan. gue tau lo ada masalah, gue juga ga tau masalah apa yang lagi lo hadapin. Tapi inget ya dan, setiap masalah ada jalan keluarnnya. Jalan keluar bisa dicari kalo lo mau berbagi sama orang lain.
orang lain Cuma kepo sama masalah gue doing ca. bukan perduli. Sanggah Zidan
terus gunannya diat sama fasa apa? Babu lo? Atau antek antek lo doing?
gila ya lo! Dia pada sahabat gue. Yakali gue jadiin babu
itu tau, terus kenapa masalah lo ga lo bagi ke mereka? Lo disini ngerokok aja temen lo pada ga tau. Temen macam apa lo,
Zidan pun menghela nafas secara kasar. Yang dikatakan Acha ada benarnya, dia disini saja temannya tidak tau. Jangankan keberadaannya sekarang. Bahkan temannya saja tak tau kalau dirinya sedang asik nyambat disini.
lo boleh pendem masalah lo. Gue yakin lo masih butuh waktu sendiri, gue juga ngerti ini pasti bukan masalah sepele buat lo. Tapi gue harap, lo ga larut didalam masalah lo. Lo masih punya banyak orang yang care dan saying sma lo.
Acha bangkit dari duduknya dan menepuk pundak Zidan lo kuat boy. Tak lupa senyum manis yang terpantri di muka Acha. Setelah mengatakan itu Acha pun meninggalkan gedung olahraga dan Zidan yang masih setia ditempatnya.
Di lain sisi. Zidan masih mencerna kata kata Acha barusan, dan senyumannya itu entah kenapa menular begitu ke Zidan.
lo udah tumbuh jadi cewe yang dewasa ya ca, udah ga kekanakan lagi kaya yang dulu gue kenal.
Setelah mengatakan itu Zidan pun keluar dari gedung olahraga dan segra menuju kantin. Ya jujur saja Zidan sedikit merasakaan lapar. Karena tadi pagi ia tak sempat untuk sarapan.
JANGAN LUPA VOTE YA GUYS!!! MAKASIH LOFFSSS UU
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend
Teen Fiction[ FOLLOW AKUN INI DULU SEBELUM MEMBACA DAN JANGAN LUPA VOTE!! ] Bagaimana jadinya ketika teman kecil menjadi bagian yang paling berharga? teman kecil menjadi orang yang paling kalian cintai dan sayangi? Tetapi, semesta seolah sedang mempermainkan pe...