Part 1

22 0 0
                                    

10 tahun yang lalu...

Tring! Tring! Tring!

Suara bel yang nyaring itu membangunkan setengah dari 37 siswa yang ada di kelas XI IPS 3. Ya bagaimana mereka tidak kantuk, bosan, dan akhirnya tertidur? Mereka sedang jam pelajaran Matematika. Benar-benar membosankan bagi jiwa sosial di kelas itu.

Terkecuali, Arcella.

"Baiklah anak-anak. Hei, dengarkan saya. Jangan lupa lusa kumpul tugas kalian. Sekian hari ini, assalamu'alaikum," tutup Ibu Dea dan berlalu di balik pintu.

"Cel, kantin ga?" Tawar Zahra-teman sebangku Arcella-untuk mengajak gadis itu ke kantin bersama teman lainnya, Ayu dan Rena. Namun, Arcella hanya menggeleng.

"Dia mah ga pernah mau keluar kelas kecuali pulang," celetuk Rena diikuti tertawa kedua teman Arcella lainnya. Wajah Arcella yang tanpa ekspresi melihat tingkah mereka, membuat Rena, Zahra, dan Ayu pergi meninggalkannya.

Arcella pun mengeluarkan kotak bekalnya dengan lauk sayur sop dan ayam saos asam manis. Dia pun melahapnya dengan pelan sembari mengutak-atik ponselnya. Namun, tak lama kemudian ada ketukan pintu.

"Permisi dek, ada Arcella Amanda, ga?" Tanya kakak kelas yang sedang berdiri di ambang pintu sembari matanya menyapu seisi kelas mencari seseorang yang ia cari. Arcella menunjuk tangan. "Hmm dek, adek dipanggil Pak Kholek di kantor."

"Oke, makasih ya kak."

Arcella pun bergegas keluar. Dengan membawa pena dan buku catatan kecil yang selalu ia bawa kalau rapat OSIS, atau saat dipanggil guru, ia menyusuri koridor kelas IPA untuk menuju ke kantor yang berada tepat sebelah gedung kelas IPA.

Di samping itu...,

"Den, liat pr dong, plis," rayu Rafi yang berusaha untuk mendapatkan izin dari Aden agar ia bisa melihat pr fisika Aden.

"Iye deh, bacot."

"Woi! Gila! Arcella tuh, tumben dia keluar kelas!" Sahut Yudha keras saat melihat Arcella dari jauh menuju kelas mereka.

"Ha? Mana?"

"Badai, dari jauh aja cantiknya udah kelihatan."

"Mantap pinter, cantik, sholeha, berisi, juga. Idaman."

Laki-laki yang berada di kelas itu pun mulai menyeru saat Arcella lewat dengan langkahnya yang anggun. Aden, Rafi, dan lainnya menyapa Arcella ketika ia lewat koridor kelas X IPA.

"Hai Cel,"

"Pagi Cel,"

"Assalamu'alaikum ukhti,"

"Mau kemana, cantik?"

Bagaimana Arcella ini tak menarik? Dia mempunyai wajah yang putih, mata sayu dan besar ciri khas Arab, kedua lesung pipi yang dalam, ditambah lagi ada gigi gingsul. Langka sekali kalau menurut Yudha dan Rafi wanita yang berparas seperti itu.

Kembali lagi ke cerita. Arcella tak begitu menggubris. Ia hanya membalasnya dengan senyum tipis. Namun di samping itu, Aden yang masih duduk di bangkunya hanya diam melihat tingkah teman-teman sekelasnya yang sksd dengan primadona SMA itu.

"Apaan sih kalian bego? Sksd banget haha," celetuk Aden menertawakan teman-temannya karena diacuhkan oleh Arcella.

"Lu ga tahu Arcella apa?" Tanya Yudha heran dengan respons Aden. Saat yang lain berusaha untuk mendapatkan senyuman sapaan dari Arcella, namun dia hanya duduk mantap di bangkunya dan hanya mengamati mereka. Oh ayolah, dia benar-benar idaman!

"Tahulah, tadi barusan lewat."

"Gimana orangnya?" Tanya Yudha lagi.

"Ya putih, jilbab panjang, dan jutek," balasnya tak mau kalah. "Gue mau nanya deh, untuk apa coba nyapa orang dingin kayak gitu?"

White CarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang