Perhatian: - Alur: Maju Mundur
Bagi Alana Arinta yang tiga bulan lalu berusia delapan belas tahun, saat-saat inilah yang membuatnya bahagia dalam hidupnya, meski sementara. Berkumpul bersama keluarga kecilnya yang tinggal di bandung sebelum kembali ke rutinitas kehidupannya di Jakarta, sebagai Mahasiswi maupun istri seorang pengusaha muda berkuasa. Alana sendiri terdaftar sebagai salah satu Mahasiswi di Universitas Swasta, Perbudi Kusuma. Universitas ini di miliki oleh seorang pengusaha muda yang tidak ingin di publikasikan jati dirinya. Di Universitas ini, Alana termasuk ke dalam jajaran orang populer, setelah Andi Yuda, ketua Tim Basket yang juga pacarnya sendiri. Hubungan mereka sudah berjalan lebih dari Lima bulan.
"Bu, aku udah harus berangkat" Alana membantu membereskan beberapa piring kotor di meja makan, tadi sore semua keluarga besarnya dari pihak ibunya, Hana, berkumpul.
"Nginep aja, kasian kamu kelihatan cape" Hana menyodorkan segelas teh hangat pada putri tunggalnya.
"Besok aku ada ujian, lagian Leo juga ada rapat" Alana sedikit mengernyit mengucapkan bagian kata terakhir. Ada beban berat yang membuatnya susah mengucapkan nama itu.
"Al-?" Suara Hana pelan.
"Bu, aku-"
"Kita harus segera berangkat!" Suara berat mengintruksi pembicaraan anak dan ibu yang saling tertekan dengan keadaan sekitar. Sang ibu, Hana, tidak sanggup melihat putri terkasihnya menanggung beban seberat ini di saat seharusnya ia menikmati masa mudanya. Dan sang objek utama, Alana, merasa dunianya berakhir dalam kurun waktu dua bulan lalu.
Hana memberanikan diri menatap kearahnya yang sedang berdiri di ambang dapur "Menginaplah, atau biarkan Alana di sini untuk satu hari lagi." Ketegangan berpusat pada mereka bertiga.
"Bu,-" Alana gugup, tidak berani menoleh kearahnya. Dia lebih memilih untuk melihat air teh di dalam gelasnya.
"Alana," Ucapnya. "Masih ingin disini?" Lanjutnya.
Ya, "Aku harus pulang, Bu" Ketakutan menerima hukuman dari orang tersebut membuat Alana berbohong.
Hana menyadari, menantunya mampu mengintimidasi putrinya hanya dengan suaranya. Apa dia begitu berkuasa pada Alana? Kalau sampai iya, Hana ingin sekali memutar waktu untuk memilih kesakitannya daripada melihat Alana seperti sekarang ini, seperti anak kucing yang baru lahir
"Hati-hati" Lirih Hana, memeluk untuk waktu yang menyakiti putrinya.
"Ayo." Ajakan dari orang yang terus memperhatikan tingkah ibu dan anak dari tadi.
-
"Dum, aku duluan ke kantin ya?" Alana mengecek Ponselnya, ada beberapa pesan masuk. "Di tunggu, Andi" Senyum bahagia terpatri jelas di wajah cantik Alana.
"Bentar deh, Al, aku liat tugasmu ya?" Duma memasang wajah memelas. Alana melirik tajam, kalau sudah begini Alana tidak akan pernah tega melihatnya.
"Asal jangan sama persis!" Mengambil bukunya dari dalam tas, Alana menyerahkannya pada Duma yang disambut dengan senyuman lebar.
"Oke, cantik"
Berjalan santai ke arah kantin, Alana sesekali membalas sapaan atau senyuman dari orang-orang yang di temuinya selama perjalanan. Menjadi populer dan di kenal hampir semua penghuni Universitas ini membuat Alana punya banyak teman.
"Alana ... Alana ... Tunggu sebentar" Teriakkan dari arah belakang sukses membuat Alana berhenti berjalan, lalu menoleh ke belakang. Seorang pemuda bertubuh kurus semakin mendekat padanya.
"Maaf, ada apa?" Tanya Alana ramah, kasihan juga melihat pemuda tersebut kewalahan, napasnya tersenggal-senggal dan keringat membanjiri pakaiannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Leopard Kusuma
Любовные романыAlana Arinta terikat selama yang di inginkan Leopard Kusuma.