Alana memasukkan beberapa barang ke dalam tasnya, oleh-oleh untuk Duma yang telah membantunya, dengan ikut berbohong soal tidak masuknya kuliah selama seminggu lebih. Alana juga berpikir untuk segera menyelesaikan masalahnya secepat mungkin atau membiarkan masalah itu menguap begitu saja.
Dan Alana berpikir, masalah yang memutar antara dia, Leo, dan Andi harus segera di selesaikan. Karna masalah ini akan berdampak besar pada kehidupan semuany.
"Bagaimana liburanmu?" Tanya Duma,
"Seperti Biasa. Hanya sekarang sedikit Wow. . ." Cengiran Alana mampu menipu orang-orang di sekitarnya.
"Mana dong Beb, oleh - olehnya?" Pinta Duma.
"Yah. Aku nggak bawa buat kamu Dum, gimana dong?" Goda Alana.
Duma cemberut.
"Ada tuh di tas aku Dum," Alana menyenggol pundak Duma sampai bergoyang. "Sebenarnya sih aku nggak mau beliin buat kamu, tapi tiba - tiba saja aku ingat tangisanmu. Ya udah deh, aku beliin"
"Makasih Muach. . .Alana Arinta" Duma memeleuk Alana erat.
Alana Kusuma bukan Alana Arinta.
"Al, Andi kaya orang gila lo. Kamu nggak ngasih tau dia soal liburanmu? Dia bolak - balik kesini nyariin kamu." Kata Duma. Dia sedang asyik membolak-balik Kalung dari kerang. Oleh - oleh Alana.
"Aku pura-pura nggak tau kemana kamu pergi Lan, saat Andi nanyain"
"Thanks" Kata Alana. Suaranya lirih. Ini harus segera di selesaikan.
Alana menerima pesan dari seseorang yang menyuruhnya untuk datang ke Atap gedung. Dia langsung pergi tanpa peduli dengan janji untuk bertemu Andi sepuluh menit lagi di kantin. Saat sampai di atap, Alana melihat orang itu bersandar ke dinding dengan kedua belah tangan di lipat didada.
"Apa ada hal penting?" Tanya Alana langsung. Alana sudah berdiri tepat dihadapan orang itu.
"Aku merindukanmu" Ucapnya sambil menarik lengan Alana tiba-tiba, sontak Alana jatuh ke dada bidangnya. "Wangimu, sangat memabukkan" Lengan kiri Leo memeluk erat Alana agar tidak menjauh. "Hmm. . ." Sebelah tangannya yang bebas menyingkirkan rambut Alana yang menghalangi leher jenjangnya.
Tubuh Alana gemetar mendapat perlakuan begitu intim dari Leo, hatinya berteriak untuk menolak tapi tubuhnya bereaksi lain. Bahkan menginginkan sesuatu yang lebih.
Leo mencium leher putih Alana bahkan menggigitnya, lalu menjilatnya meninggalkan bercak merah. Erangan Alana yang kaget mendapat perlakuan seperti ini membuat Leo semakin bersemangat menyentuh istrinya.
Lidah Leo bergerak menjilat rahang dan telinga Alana secara brutal tanpa peduli ini area kampus.
"Engh. . .ngh. . ." Erangan Alana akhirnya keluar juga, Ia tidak mau memberontak atas perlakuan Leo. Semua akan sia-sia. Lebih baik menutup mata dan menggigit bibir bawahnya saja.
Leo membuka kancing kemeja Alana bagian tengahnya saja agar mudah menyusupkan tangannya. Saat Leo mencoba menyentuh payudara milik Alana yang masih terbungkus BH, Alana sontak langsung mundur.
"Jangan. . . . ." Pinta Alana merintih.
"Kelasmu sudah mulai, cepat kembali ke kelas" Perintah Leo meninggalkan Alana.
Ada satu hal yang selalu di ingat Alana sejak kejadian di atap sekolah. Mau tidak mau Alana sadar dia sudah terikat dengan Leopard Kusuma dan dia tidak bisa menolak atau membantah keinginan sepihak dari Leo. Maka dia cuma bisa menerima keterikatan hubungan ini selama Leopard menginginkan. Jadi berharaplah, agar secepatnya Leo sadar dan meninggalkan dirinya untuk sebuah kebebasan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Leopard Kusuma
RomanceAlana Arinta terikat selama yang di inginkan Leopard Kusuma.