3

15K 408 9
                                    

Andi gila. Apa yang dipikirnya sampai berani datang ke Perusahaan Leopard Kusuma? Tanyakan saja pada hati dan perasaannya yang di ambang kehancuran. Alana, gadis pertama yang mampu menggugah hatinya untuk bergetar sudah menghilang begitu saja. Kebuntuan dalam menyelesaikan masalah hatinya tidak segampang Ia harus menyelesaikan tugas dari para Dosen. 

Lalu penyebab Andi datang ke Perusahaan Kusuma? 

Dia tidak tahu!

Hanya saja perubahan Alana menjauh darinya tanpa alasan sama dengan hari dimana Alana bertemu Leopard Kusuma. Jadi mungkin ini ada hubungannya.

Andi tidak peduli jika praduganya meleset dan Kuliahnya menjadi taruhannya. Dia hanya butuh kepastian. Bukan ketidakpastian.

Dengan langkah penuh percaya diri, Andi turun dari mobil Honda Jazz miliknya, memasuki pelantaran gedung Leopard Kusuma yang berdiri dengan megah. Dia sempat berhenti sejenak untuk memperhatikan sekitar, Orang yang keluar masuk gedung ini berpakaian Stylish dan mahal. Tentu saja, bekerja di Perusahaan Kusuma merupakan keinginan semua orang yang ingin hidupnya makmur. Perusahaan Kusuma yang bergerak di berbagai macam bidang ini, sudah mengusai perdagangan di seluruh Asia bahkan sekarang calon peraih Perusahaan terbaik se - Eropa.

"Permisi? Apa Pak Leopard Kusumanya ada?" Tanya Andi pada Resepsionis. 

"Kebetulan sekali, Beliau baru saja keluar. Apa anda sudah membuat janji?" Andi menggeleng. Leopard Kusuma baru keluar? Berarti belum jauh dari sini. Pikir Andi.

Andi langsung berlari ke tempat mobilnya di parkir. Ia harus menyelesaikan apa yang baru saja di mulai.

"Mencariku?" Sebuah suara dari arah belakang. Andi yang baru saja akan membuka pintu mobil langsung berbalik. Di sana, dengan setelan Jas mahal. Leopard Kusuma berdiri angkuh.

"Ada satu hal yang ingin. . ."

"Tentang Alana Arinta?" Andi tegang. Ini benar sesuai prediksinya jika perubahan Alana ada hubungannya dengan Leopard. 

"Bukan, Saya berencana ingin melamar di perus-"

"Tentu saja" Leopard Tersenyum sinis. "Aku ingin memperkerjakanmu di Perusahaan. Kau punya potensi. . .Mengecoh!"

"Terima kasih?" Andi menundukkan kepalanya.

Andi mencoba menahan amarahnya. Dari dasar dirinya, Dia ingin sekali menghajar orang yang berdiri di depannya untuk mengakui apa yang sudah di perbuatnya sampai Alana, kekasih hatinya berubah aneh.

"Aku sudah di tunggu seseorang. Lain kali saja kau datang ke kantor untuk sebuah sesi pertanyaan," Leo melirik Jam tangannya yang menempel di pergelangan Tangan kanan. "Atau untuk hal lain. . ."

Sial.

Berengsek.

Andi tidak mampu menahan emosi yang bergejolak di dadanya.

-

"Sangat rindu padamu?" Alana merasakan pelukan erat dari belakang. Dia merasa risih di perlakukan seperti ini apalagi sekarang di dapur yang siapa tahu saja ada yang masuk.

"Ayo kita cari makan?, Aku ingin makan denganmu" Rajuk Leo menenggelamkan wajahnya di lekukan leher jenjang Alana.

"Ini sudah sore. Kapan terakhir kali memasukkan makanana ke mulut?" Tanya Alana marah.

Leo terkekeh, "Tadi pagi."

"Jangan menunda makan. Kau bisa sakit!" Gerutu Alana. Alana tampak berpikir ulang setelah mengucapkan kalimat bernada khawatir tersebut.

Leopard KusumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang