11💞status baru

242 14 11
                                    


"Emmm.. Vin, aku gak----" Bintang diam sebentar lalu menelan ludahnya sendiri.

"Gak bisa nolak kan? Udahlah aku udah tahu, Bi. Keseringan aku liat di Sinetron kayak gitu" Sahut Vino sembari menatap langit-langit ruang tamu bintang. Ia sekarang pasti sedang memikirkan sinetron yang penuh dramatis itu, kutebak. Dasar korban sinetron.

"Tapi itu gak mungkin, Vin. Aku dan kamu? Itu gak mungkin" lirih Bintang dengan menundukan kepalanya.

"Kok jadi begini sih, Bi? Kamu nolak aku? Jawab Bi!" Teriak Vino sembari menggoyang-goyangkan pinggulnya sendiri. Vino goyang inul mendadak gaes.

"Ini bukan saatnya goyang kalee" Sindir Bintang menoleh aneh kearah Vino yang sudah seperti cacing dikasih garam.

"bukan gitu, aku pengen kencing sekarang. Wc dimana?" Tanya Vino dengan tidak sabaran sambil pinggulnya tak henti-hentinya bergoyang inul.

"Oh pantesan" Bintang ingin tertawa sengakak-ngakaknya, tapi dia tahan atas dasar sopan santun.

"Lurus trus belok kanan" Tunjuk Bintang kemudian ia duduk di sofa dengan tujuan menunggu Vino datang.

Bintang duduk bersandar diatas sofa sembari pandangannya mengarah kedepan. Yup! Bintang lagi melamun sambil senyam-senyum sendiri.  Entah apa yang dia pikirkan.

"Aku udah selesai, Bi" Ujar Vino tiba-tiba memecah lamunan Bintang.

Vino segera mengambil alih duduk disamping Bintang, lalu diam dan menunggu jawaban Bintang.

Tapi 10 menit sudah berlalu, dan suasana masih saja hening.
Bintang masih sibuk dengan pemikirannya sendiri begitu pula dengan Vino yang juga merasa lidahnya kelu untuk membuka percakapan.

Cukup lama mereka berada dalam momen krik ini, tiba-tiba terdengar suara dari luar rumah.

"Woi Tang, Vin. Lama amat lo berdua. Lumutan ni nunggu tau" protes seseorang dari luar yang tiba-tiba masuk ke dalam rumah.

Yup! Dia adalah Tara.
Hampir saja ia melupakan semua keluarga dan para sahabatnya yang sedari tadi menunggu diluar.

" Gue balik aja ya Bi" pamit Tara. Kemudian ia dan Tini mengambil motornya berbocengan pulang ke rumah.

"Papah dan Bunda tidur aja ya. Males nungguin ABG labil" Ujar Bunda lalu menarik tangan Papahku menuju kamarnya. Uh sweet deh.

"Vin, Om percayakan Bintang sama kamu. Om sama Tante mau tidur. Met malam". Kata Papah lalu ia berbalik pergi menuju kamarnya menyusul Bunda yang sudah duluan.

"Loh, Kak Dewi mana ya" pikir Bintang yang merasa ganjil akan kehilangan kakaknya secara misterius.

"Kakak kamu udah tidur itu di sofa samping kamu tuh" sahut Vino seolah bisa menebak pikiran Bintang.

Suasana mendadak hening lagi. Krik momen mulai tercipta, seolah para jangkrik menjadi pelopor suasana saat ini.

"Yaudah kalau emang kamu belum siap, aku pulang dulu Bi" Ujar Vino hendak bangkit dari duduknya.

"Tunggu dulu Vin--" Bintang menarik lengan Vino membuat Vino terduduk kembali.

Vino menyentuh lengan bintang dan menatapnya dengan sorot mata yang sangat teduh membuat Bintang jadi terlena jika menatapnya.
"Aku akan tunggu kamu Bi. Asal kamu tahu, seluruh waktuku adalah milikmu. Aku akan menunggu jawabanmu walau seumur hidupku."

Jika ditanya, manakah hari yang paling membahagiakan, penuh misteri, dan paling tidak bisa diutarakan dengan kata-kata, maka sekarang adalah hari itu bagi Bintang.

"Kalau aku nolak kamu gimana?" Pancing Bintang.

"Aku akan berhenti ngejar kamu lagi. Aku tidak ingin membuatmu merasa tidak nyaman denganku" Ujar Vino. Nadanya terdengar sedih tapi ia tetap memaksakan raut wajahnya tetap tersenyum. Bintang tahu itu. Dan Bintang tidak suka itu.

"Kamu maunya diterima atau ditolak?"

"Siapapun pasti maunya diterima lah, Bi" gemas Vino.

"Yaudah" Jawab Bintang dengan cepat. Lalu menundukan kepalanya. Menyembunyikan pipinya yang sudah merona.

"Yaudah? Diterima gitu?" Tanya Vino berusaha melihat wajah Bintang yang sedang tertunduk malu.

"Ih jangan lihat-lihat, Vin. Aku lagi malu ini" Ujar Bintang masih dalam keadaan kepala tertunduk.

"Aduh jadi emesh ama amu, Bi" Kata Vino menirukan suara balita sembari mencubit gemas pipi Bintang yang sedikit hangat ketika dipegangnya.

"Berarti kita sekarang jadian?" Tanya Vino masih tidak percaya.

"Coba cubit aku, Bi" pinta Vino sambil menyodorkan tangannya minta dicubit.

Bintang mencubitnya. sangat pelan, hingga mungkin sangat tidak terasa dan mungkin hanya terasa seperti sentuhan kecil.

"Kok gak sakit sih. Berarti ini mimpi?" Tanya Vino dengan raut wajah disedih-sedihkan.

"ini bukan mimpi, Vin. Sadar woy" gemas Bintang.

"Tapi kamu nyubit aku kok gak sakit?" Tanya Vino yang entah lagi bercanda atau tidak. Tapi seperti serius dari tampangnya.

"Aku hanya tidak mau menyakitimu" ujar Bintang juga menjawab dengan serius yang langsung disambut senyuman hangat oleh Vino.

"Yesss!" Seru Vino kegirangan setelahnya.

"Vin, aku mau tidur. Boleh?" Bintang minta izin sekaligus mengusir Vino secara halus. Kalo Vino lama-lama disini, akan banyak menimbulkan penyakit seperti grogi, gugup, salah tingkah, detak jantung yang tidak teratur, dan pastinya rasa cinta yang semakin bertambah.

"Yaudah bobo ya sayang. Besok aku jemput kamu"

"Sa--sayang?" Ujar Bintang terbata-bata.

"Iyadong, Kan pacar aku." Ujar Vino semakin membuat Bintang deg-degan tidak karuan.

Bintang meraba jantungnya sendiri dan menarik nafas panjang kemudian berusaha menetralkan desiran aneh yang menyebar di seluruh tubuhnya.

"Iyaa" sahut Bintang seadanya.

"Aku pulang. Jangan mikirin aku semalaman, entar kamu sakit. Udah tidur aja, Mimpiin aku ya" Ujar Vino sembari mengelus kepala Bintang dengan sayang lalu melangkah pergi dan mengambil motor ninjanya.

Bintang masih diam dan cengo. Sampai Vino telah pergi dari halaman rumahnya pun Bintang masih diam. Mencerna semua ucapan Vino lalu berteriak keras sehabis itu, "iiiiihhh sweeeet"

Bintang menuju kamarnya dengan perasaan bercampur aduk. Senang dan perasaan bahagia tidak henti-hentinya menghiasi pikirannya.

Sebelum tidur, Bintang berdoa sama tuhan.
"Ya tuhan, semoga besok aku masih kau berikan kesempatan untuk menjalani hari-hari dengan orang yang aku sayangi. Dan semoga nanti aku mimpiin Vino"

Setelah berdoa, Bintang tidak bisa menyembunyikan senyumannya. Hari ini begitu indah bagi Bintang. Hari awal statusnya telah dirubah oleh seseorang yang sangat berarti sekaligus disayanginya itu.
Vino, spesial melebihi martabak spesial yang sangat disukainya itu.

"Terima kasih untuk hari ini, Vino. Good night Vino nya Bintang", lirih Bintang lalu terlelap tidur ditemani mimpinya yang sangat indah.


My Life Is BaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang