Rasya & Aldira

97 16 14
                                    

PROLOG RASYA TAMARA DWARKA.

Cowok dengan wajah datar dan dingin itu memasuki kelasnya. Terlihat dari sorot matanya bahwa ia tak ingin diganggu dengan siapapun. Rasya memilih kursi yang berada di pojok ruangan dan langsung mendaratkan bokongnya tepat dikursinya. Ia melepas tas hitam yang dipakainya. Dan seakan mengklaim tanpa suara jika kursinya itu sekarang sudah jadi miliknya.

Dingin. Tidak ada kehangatan yang terlihat didalam diri cowok itu. Terlihat bahwa hidupnya benar-benar biasa saja dan menjalani hidup semestinya manusia biasa hidup.

Keheningan sempat terjadi beberapa menit lalu. Sudah tidak diherankan lagi karena Rasya memamerkan mata elangnya kepada semua orang. Yang kadang malah membuat semua yang menatapnya langsung berdecak ngeri.

Rasya meraih earphone birunya yang sudah terpasang pada benda pipih berwarna putih. Merasa tidak mau diganggu, Rasya menelungkupkan kepalanya dengan kedua tangannya seakan memberi peringatan bahwa, ia ingin ketenangan.

Bel berbunyi. Semua murid-murid yang tadi masih berdiam diri di balkon kelas atau sekadar mengobrol di kelas sudah kembali ke posisinya masing-masing. Keheningan terjadi. Rasya masih setia dengan earphone ditelinganya dan posisi kepala yang ditutup.

Suara Bu Widya, wali kelas XII MIPA 3 membuka kelas. "Assalamuallaikum, anak-anak!" sapanya ramah yang di jawab dengan tatapan senang semua murid. Bu Widya adalah guru yang paling pengertian menurut Rasya di SMA Kartika. Beliau akan berbicara dengan nada yang menyenangkan dan selalu mencoba mengerti untuk setiap murid-muridnya.

"Wa'alaikumsallam, Bu Widya!" seru semua murid kompak. Kecuali Rasya. Ia kurang minat untuk hal semacam ini.

"Rasya?" merasa dirinya dipanggil, ia mengakhiri posisinya dan mengangkat kepalanya. Ia bisa melihat jelas semua pasang mata menatap dirinya. "kamu sakit?" lanjutnya. Rasya hanya menjawab dengan menggelengkan kepalanya. Kali ini Bu Widya mengganggunya. Padahal guru itupun tahu, kalau ia tidak suka diganggu.

"kamu gak mau mengucapkan selamat pagi ke ibu? Sudah dua minggu liburan, kamu gak kangen memang?" tanyanya panjang lebar. Rasya masih bingung dengan apa yang diucapkan guru itu. Segitu Ge-er nya kah beliau?

"pagi, Bu Widya." Sapanya singkat.

"woi! Suaranya seksi banget woi!"

"weh gilee, Bu Widya doang emang yang peka sama kodean kita kalo kita mau dneger suara Rasya!"

"ih! Ngomong tiga kata aja bikin deg-degan sejam. Gimana kalo seharian ngobrol sama Rasya? GA BERENTI SENAM JANTUNG GUEE!"

"PARAH! Gue di ucapin selamat pagi sama Rasya, cuyy." Seru cewek berambut pendek itu. Kebetulan memang namanya adalah Widya.

"GE-ER LO SAPI JANDA!"

"DIH! Jangan kepedean dong kucing abege!"

"huuu."

Begitulah suara teriakan maupun candaan dikelasnya. Gaduh hanya karena seorang Rasya mengucapkan ucapan selamat pagi untuk Bu Widya.

Rasya Tamara Dwarta. Cowok berambut cokelat dan wajah datarnya itu akan membuat semua orang mengangguminya. Tapi sayang, sifat dinginnya membuat tidak sedikit orang sakit hati. Banyak yang merasa tidak di anggap atau Rasya terlalu cuek. Cowok maupun cewek.




PROLOG ALDIRA VENESIA.

Cewek dengan rambut merahnya itu dengan semangat memasuki pekarangan sekolahnya. Hari ini adalah hari pertamanya bersekolah di Indonesia. Tepatnya di Jakarta. SMA Kartika.

Cewek itu memang berambut merah. Jangan ditanya kenapa, karena dia menyukainya. Cewek itu masuk kedalam ruangan bercat putih yang bertuliskan 'ruang kepala sekolah' diatasnya. Tanpa ragu sedikitpun, ia mengetuk pintu itu dan masuk kedalamnya.

"permisi." Ucapnya. Terlihat pria berperawakan gemuk menghampirinya. "Aldira Venesia, kan?" tanyanya. Dira mengangguk dan tersenyum mendengar namanya disebut. "duduk dulu." Perintahnya.

Suasana hening. Dira ditinggal sendiri karena bapak kepala sekolah itu ingin memanggil wali kelasnya untuk mengajaknya kekelasnya.

Aldira. Cewek berdarah Italia dengan mata abu-abunya itu terlihat sangat cantik. Kulitnya tidak begitu putih. Tubuhnya yang tinggi dan kurus –namun berisi—membuat kesan indah saat melihatnya. Dira sendiri jauh dari kata imut atau lucu. Selain memasang tampang galak, ia akan memasang tampang cantik memikat semua orang.

"permisi, anak-anak ibu mau bicara sebentar." Sepertinya kali ini semua murid tidak ada yang memperhatikan ucapan Bu Santi. Semua pandangan terfokus pada cewek di sebelah guru itu. "haha. Kalian santai aja dong lihatinnya. Ibu tahu, ibu ini sama cantik dengan Dira." Ucapnya sambil terkekeh.

"anak baru, bu?" tanya salah seorang siswa yang duduk tak jauh dari meja guru.

"iya, Yo."

"kenalkan diri kamu ya." Ucap Bu Santi yang dibalas anggukan ramah dari Dira.

Dira memajukan sedikit tubuhnya. Kakinya melangkah kedepan. Menyunggingkan senyum terlebarnya dan memasang wajah seramah-ramahnya.

"halo! Gue Aldira Venesia. Biasa di panggil Dira sih. Kalau Aldira kepanjangan. Kan? Kan? Oh iya, gue baru pertama kali ke Indonesia sejak lima tahun lalu. Maaf, kalau nanti sikap gue rada kasar sama kalian ya. Akrab deh ya!"

Perkenalan unik itu membaut sekelas melongo dan... Dira diberi tepuk tangan. Dira asik. Dari gaya bicaranya saja, semua orang bisa menilainya kalau Dira anak yang mudah bergaul.

"emang, lo dari mana? Kok baru ke Indonesia lagi?" tanya seorang siswi yang sejak tadi Dira perhatikan, make-up nya paling tebal.

"italia."

Mendadak suara gemuruh kelas saling sahut-menyahut. Dira hanya senyum seramah-ramahnya agar tidak dinilai 'sombong' atau 'sok' oleh teman-teman barunya. Apalagi, disini notabenya, Dira adalah siswi baru.

"Dira, kamu duduk sama Tiara ya?" Dira mengikuti arah telunjuk guru itu. Bu Santi menunjuk seorang siswi berkaca mata bening itu.

Dira hanya mengangguk lalu berjalan melewati banyak kursi disampingnya. Dira menyapanya dengan senyuman lebarnya. "Tiara Intan. Panggil aja Intan." Katanya menjawab senyum Dira.

Dira senang. Bahkan sangat senang. Tidak perlu lagi tinggal di Italia dan bisa menetap di Indonesia sampai Dira menyelesaikan kuliahnya. Ini semua seperti yang diharapkan. Dira menghela napas pelan. Entah ada satu pikiran yang mengganggunya. Entah apa.





HAI! jangan lupa ninggalin vote & share kesemua.

TERIMAKASIH!

DiRasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang