Chapter 4 - Am I Pregnant?

38 2 1
                                    

[Liam’s]

            Aku terbangun dari tidur nyenyakku. Aku merapa di sisi lain tempat tidurku. Kosong. Kemana Najma? Aku bangkit dari tempat tidurku, lalu mengambil kaos putihku yang berserakan dilantai akibat semalam dilepar Najma begitu saja. Argh. Should i tell to you vas happenin last night?. Nope.

            Aku menemukkannya didapur. Here She is. Memakai apron pink pemberianku waktu itu. Sibuk menata meja makan untuk sarapan kami pagi ini.

            Kupeluk dirinya dari belakang. Pinggangnya sangat ramping.  Meletakkan daguku diatas pundaknya sambil menciumnya.  Tampaknya dia kaget karena itu.

“ Morning babe”Kucium pipi kananya.

“ Hei. Kau menganggetkan ku saja.” Dia tersenyum.

Last night was amazing night babe.” Aku masih ingat raut mukanya semalam. Sangat cantik dan menggairahkan.

“ What are you talking about? Stop it Liam.”

“  Hey. It’sokay. Honestly, you are so aggressive in bed.” Kuberikan senyuman nakal untuknya.

“ It’s not even funny, Liam. Embarasing.” Dia menyubit perutku pelan.

“Hey look. My wife is blushing.” Tawaku renyah.

“ Damn you, Liam!” Diikuti senyuman manisnya itu.

“ Let’s go breakfast Liam. Kau ada acara interview pagi kan? “ katanya.

“ Yap. Kau ikut aku interview ya?” Kataku memohon.

“ Aku dirumah saja ya? Lagipula, aku ada penerbangan siang nanti.”

“ Okelah kalau begitu.”

            Sebenarnya, aku sangat tidak setuju dengan pekerjaannya sebagai Pramugari. Selain resikonya tinggi, itu membuatnya sangat jarang dirumah. Tapi bagaimanapun dia harus tetap bekerja sampai kontraknya pun selesai.

Akupun harus bisa mengerti keadaanya, tidak hanya dia yang harus mengerti keadaanku.

∞∞∞

[Liam’s]

            Sarapan adalah rutinitas yang harus selalu aku lakukan dengan Liam. Dan aku selalu menyempatkan diri untuk memasakkan masakan kesukaannya sebelum aku pergi bekerja. Seperti pagi ini. Acara pagi yang menunggunya, memaksaku untuk bangun lebih awal dari biasanya.

            Pagi ini dia mengejekku akibat hal yang kami lakukan semalam. Aku sangat malu dihadapannya. But, i’m very happy.

“ Yap. Kau ikut aku interview ya?” Katanya memohon.

“ Aku dirumah saja ya? Lagipula, aku ada penerbangan siang nanti.”

“ Okelah kalau begitu.”

            Saat menikmati sarapanku dengan Liam, tiba tiba aku merasakan mual yang sangat hebat. Refleks, aku menutup mulutku dengan tangan kananku.

“ Hey babe, are you okay?” Liam memegang tanganku.

Aku tidak menjawab pertanyaannya dan langsung pergi ke wastafel dekat dapur.

Huuuuueeeeek. Huuuuuuek.

Aku tidak bisa menahan semuanya. Semua makananku yang baru saja kumakan, tumpah semua.

“ Babe, kau kenapa?” kata Liam khawatir menyusulku.

“ Tidak tau Liam. Aku hanya merasa sangat pusing dan mual.” Kataku sambil membasuh mulutuku dengan air.

“ Atau jangan jangan kau hamil?” Liam menebak nebak.

“ WHAT?” Mataku terbelalak.

Am I Pregnant? Jika iya, bagaimana dengan ancaman Ruth kemarin? Haruskah aku tetap pergi dengan kondisi seperti ini?

Vote and Comment please? V. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE HIDE AN ANGEL ( Liam's Fanfiction )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang