Chapter 3 - Deal The Hardest Thing

33 3 0
                                    

[Najma’s]    

Pagi ini , seperti biasa , aku sedang berkutat di dapur. Memasak makanan Liam untuk sarapan adalah salah satu kegiatan favorite ku. I don’t know why , but i’m just like it. Tiba tiba , sepasang tangan kekar memeluk pinggang ku dari belakang , sangat erat.

“Good morning Love.” bisik Liam tepat di telinga kananku , membuat tubuhku sangat nyaman dalam pelukannya itu. Dia mencium bahu ku dan meletakkan dagunya diatas pundakku.

“ Apa yang kamu buat?” tanyanya

As usual, a breakfast for you” jawabku

With love?” tanyanya , manja.

Yes. Of course” jawabku sambil tertawa.

“ O iya , hari ini aku akan  pergi ke Kantor Managemen untuk rapat dengan Simon. Kau mau ikut?” tanya Liam , sambil duduk di meja makan dan meminum Teh yang kubuatkan.

“ Ehmm. Aku di rumah saja Liam. Aku juga merasa tidak enak badan.” Jawabku , sambil meletakkan hidangan ke meja makan.

“ Are you sick?” tanya Liam , panik

Nope Liam. I’m just need take some rest.

 “ Really? You’ll be fine?

“Iya. I’ll be fine Liam. Trust me. Don’t worry hon. ” kataku menenangkan.  

Liam mencium bibirku sekilas. “I’ll be back early hon. Just wait me”

 

∞∞∞

            Siang ini aku duduk di sebuah kedai kopi di tengah kota London. Aku sedang menunggu seseorang yang membuat janji padaku. Secangkir kopi hitam dengan asap mengepul panas menemaniku siang ini. Tidak lama, seseorang yang kutunggu datang.

“ Hai Najma” panggil orang itu.

“ Hai Ruth. Kau makin cantik saja” kataku.

Ruth adalah kakak kandung Liam. Ia ingin bertemu padaku siang ini. Ada hal yang ingin ia sampaikan padaku.

“ Kau juga. How are you?”

“ I’m good, Ruth. You?

“ I’m good too. Bagaimana Liam? Does he fine?”

Yes. He’s fine.”

“ Sudah cukup lama aku tidak menemuinya.” Ada raut kesedihan dimata Ruth saat mengucapkan kalimat itu. Aku yakin dia benar benar rindu dengan adik lelaki satu-satunya itu.

“ Well, why didn’t you come to our house ? I think, he’ll miss you too” kataku.

I will but i have a lot of act Najma. I’m so busy. Maybe next summer holiday i will spend my holiday in your house”

“Whoa. He’ll very excited to hear that. I will tell him  later, Ruth” kataku.

“ O iya. Katamu ada hal yang ingin kau bicarakan padaku, ada apa Ruth?” kataku.

Raut wajah Ruth pun menjadi tampak serius. Hening sejenak. Arah matanya terlihat melihat kerumunan orang yang berada diluar coffeshop ini.

“ Aku ingin kau tinggalkan Liam.”

Singkat, padat dan menyakitkan.

“ Apa maksudmu?”Aku sama sekali tidak mengerti apa maksud dari pernyataan Ruth barusan.

“ Aku tau Liam tidak benar benar mencintaimu. Dia terpaksa menikahimu. Dan aku tau jika adik laki laki ku itu tidak bahagia denganmu. So, I wanna you to leave him. Aku sudah menemukan gadis yang cocok untuk Liam. Dan aku yakin jika gadis itu akan bisa membahagiakan Liam.”

Tatapan dan kata kata yang sangat tajam dilontarkan Ruth kepadaku. Aku hanya terdiam. Shock. Speechless.

“ Kau yang memilih Najma, melihat Liam bahagia atau membiarkan Liam tersiksa terus menerus dengan keadaan ini. “

THE HIDE AN ANGEL ( Liam's Fanfiction )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang