Kenapa mencintaimu sesakit ini?
FAHRI POV
Lo gak tau ra, gue sayang sama lo. Dari dulu waktu kita pertama kali kenal. Kapan ya? Lupa haha. Gue akan ngejaga lo selalu. Gue nyaman banget kalo lo selalu disisi gue. Gue gak mau kehilangan lo ra. Fira, apa lo sama sekali gak ada rasa buat gue?
Gue berharap banget lo juga sama sayangnya sama gue. Saat ini, lo didepan gue, sambil lihat papan tulis yang membosankan. Lo gak pernah lepas dari mata gue. Gue akan bantu lo melupakan Cinta pertama lo. Yang buat lo trauma begitu hebatnya. Gue akan bantu lo melupakan kejadian itu ra. Gue Cinta sama lo, Zhafira.
______________________________________
Akhirnya pulang juga. Rasanya hari ini cukup melelahkan. Tapi ini belum samapi ke kamar, apalagi rumah. Aku sedang menunggu Fahri yang entah pergi kemana. Lagi-lagi aku menunggu dia. Fahri, dia masih Setia jadi sahabatku. Walau sudah banyak yang menjadi teman dia. Kan dia most wanted di sekolah. Saingannya siapa lagi kalau bukan KETOS itu. Zafran. Seseorang yang pernah spesial dimataku. Stop, jangan memikirkan dia lagi.“Nunggu siapa?“tanya seseorang yang sedang mengeluarkan motornya dari parkiran. Aku tidak menjawab pertanyaanya. Melihat siapa orangnya juga tidak.
“Sampai kapan gue di diemin? Udah 1 tahun lo kaya gini, ketemu gue juga kayanya bete banget,” katanya. Siapa? Pikirku. Aku melihat wajahnya.
Kenapa dia yang ada disini? Ketos itu. Wajah ramah itu. Aku sekilas melihatnya. Lalu menggeleng.
Dimana Fahri? Aku terjebak dengan masa laluku disini. Fahri, please..cepet kesini nya. Fahri masih belum datang ke tempat parkiran. Dan Zafran masih menunggu jawabanku atas pertanyaannya tadi. Zafran masih menatapku.
“Please kak, jangan liatin gue kaya gitu,” gumamku lirih.“Lo gak suka gue liatin kaya gini?” tanya Zafran. Ternyata dia pendengarannya tajam.
“B aja kak, “ jawabku santai.Lama aku menunggu Fahri. Saat aku berniat meninggalkan tempat pakiran, Fahri datang membawa sebungkus plastik yang berisi coklat yang cukup banyak. Mau apa nih anak? Pengen gendut tuh orang.
“Maaf lama ra, eh.. Owh,ada Ketos disini? Mau pulang? “ tanya Fahri ke Zafran dengan tatapan sinisnya.Zafran tidak menjawab dia menaiki motornya dan berhenti didepan kami tepatnya didepan Fahri.
“Jangan buat Zhafira nunggu lama buat nungguin lo,” kata Zafran lalu pergi.
Aku sedikit terkejut. Mereka saling menatap dengan tatapan yang menakutkan. Aku menunduk.
“Udah ra, jangan di inget lagi kejadian itu,” ucap Fahri. Dia menaiki motornya dan menyuruhku untuk naik motornya. Tanpa disadari Fahri, air mata sudah menetes daritadi.
.
.
.
.