Yuānchóu (冤仇)

Chapter 6

*drashti* : "Lung, kenapa kau melamun??....."

*Lung* : "oh... Tidak... Tidak nyonya...."

*drashti* : "Lung...."

*Lung* : "aku baik-baik saja... Jika masih ada yang ingin diceritakan, ceritakan saja..."

*drashti* : "Lung, entah kenapa begitu berada didekatmu, aku merasakan sbuah hubungan yang sangat erat denganmu.... Tiba-tiba saja aku merasa bahwa aku sangat mengenalmu dan aku tidak tahu kenapa aku merasa kalau aku sangat menyayangimu...", ucapnya jujur.

*Lung* : "mungkin itu karena kau kau merasa nyaman curhat padaku nyonya...", hindarnya

*drashti* : "tidak Lung.... Bukan rasa nyaman seperti itu..... Aku..... Aku merasa bahwa kau adalah putriku..... Maafkan aku......"

*Lung* : "apa??.... Tidak!!.... Kau bukan ibuku nyonya, kau bukan ibuku!!!... Ibuku sangatlah cantik dan selalu ada disampingku..... dia ibu yang sangat sempurna di mataku....."

Degg!!!

Seketika itu drashti merasa semuanya gelap, harapannya untuk bisa bertemu lagi dengan putrinya seolah hanya impian. Tapi ia masih yakin bahwa gadis yang saat ini bersamanya adalah feng putrinya, tapi kenapa ia berkata kalau dia memiliki seorang ibu? Dan kenapa namanya lung, bukan feng? Apa mungkin ia salah mengenali orang? Apa benar itu lung, dan bukan feng? Lalu kenapa ia merasakan sebuah ikatan yang sangat erat dengan lung meski belum pernah bertemu sebelumnya?

*drashti* : "ibumu itu pasti sangat beruntung memiliki seorang putri sepertimu lung....", desahnya pasrah. Entah knapa hatinya ingin selalu berada didekat lung, ini dilema.

*Lung* : "bukan ibuku yang beruntung... Tapi aku!!!.... Aku yang sangat beruntung memiliki seorang ibu berhati malaikat sepertinya.....", ucap lung memuji sosok ibunya. Sekali lagi drashti tiba-tiba merasa cemburu karena itu.

Bipp.. Biipp.. Bippp...
Sebuah pesan singkat masuk ke ponsel lung. Entah apa isi pesan itu, tiba-tiba wajah lung berubah menjadi sangat ceria, seolah-olah ia mendapatkan segunung harta karun. Dan dengan tersenyum manis ia menyimpan lagi ponselnya kedalam saku celananya.

*drashti* : "hal apa yang mmbuatmu sampai tersenyum seperti itu lung??....", tanyanya.

*Lung* : "kau tahu nyonya, setelah berbulan-bulan aku menunggunya, akhirnya ibu sadar juga dari komanya...... Tadi ayahku mengirim pesan singkat padaku, aku sangattt sangattt bahagia karna akhirnya aku bisa melihatnya lagi, melihat senyuman yang ada di bibirnya itu, mendengar lagu tidur darinya, tentu saja berpelukan sepanjang malam......", ucapnya girang tanpa berpikir bagaimana hancurnya perasaan drashti saat mendengarnya.

*drashti* : "kau sebahagia itu??....."

*Lung* : "tentu saja... kenapa aku tidak boleh bahagia atas bangunnya ibuku?!.... Tentunya aku sangat bahagia karena tidak sabar ingin mngulang kmbali momen saat kebersamaan kami....", ucapnya seakan sangat bersyukur.

*drashti* : "apa kau akan menemuinya??......"

*Lung* : "tentu saja aku akan menemuinya.... Tapi tidak sekarang, 2 jam lagi... Ibuku harus beristirahat lagi hingga benar-benar sadar..... Aku yakin.... ayahku tidak pernah berbohong padaku.....", ucapnya membuka lagi pesan singkat yang dikirim ayahnya, memastikan bahwa itu bukanlah sebuah mimpi.

Tiba-tiba air mata drashti menetes bgitu saja tanpa ia sadari. Ia tidak tahu kenapa merasa sakit hati mndengar gadis itu memuji ibu lain didepannya. (Drashti blm sadar kalau lung itu anaknya yg selama ini dia cari...)

*drashti* : "apa,, Apa kau sangat menyayangi ibumu itu Lung??....", tanyanya menahan diri

*Lung* : "hei mak Lampir!!.. Tidak ada lagikah pertanyaan yang lebih bodoh dari ini??.....", tanyanya kesal. Kenapa drashti ikut campur dengan hidupnya? Selama ini ia sudah lebih bahagia bersama ibunya, Fei. Ibunya selalu memberikan apapun yang diminta Lung, dan menjadi kewajiban Lung saat ibunya sakit ia menanggung semuanya. Dan Lung, ia dngan tulus menerima fei sebagai ibunya sendiri, dn hbungan mereka sangat erat, saling mengisi dan saling mendukung, sehingga banyak ibu yang iri dengan hubungan mereka.