Chapter 2

21 3 0
                                    

*drashti* : "divya, apa kau salah minum obat, atau kau sedang demam??.. Kau sebut gadis devil itu baik dan kau beruntung??.... Kau ini bicara apa divya...", ejeknya sambil menepuk dahinya dan menggelengkan kepalanya.

*divyanka* : "kau yg sdang demam drashti!!.. Kau bisa pastikan ini kepada semua pegawai disini.. Mereka yang mengenal nona Shiau Long Lie pasti mnjawab hal yang sama, nona Lung adalah sosok malaikat tanpa sayap...", jelasnya sambil tersenyum-senyum sendiri. Hari ini ia tidak menyangka bisa bertemu lagi dengan orang yang selama ini ingin selalu ia temui langsung. Sungguh ia sangat bahagia.

*drashti* : "tunggu-tunggu, Siapa nama gadis devil itu??.. Namanya sulit sekali, huffttt.....", gerutunya kesal karena sulit mnghafal nama gadis itu, mungkin karena ia masih kesal.

*divyanka* : "Shiau Long Lie, kami biasanya memanggil dia nona Lung...", ulangnya sekali lagi, lalu pergi meninggalkan drashti.

*drashti* : "nona siapa??.. Nona Lung??......", gumamnya mengingat siapa nama gadis itu.

*vivian* : "drashti, kau pergilah keruang nona lung, selama dia ada disini kau yang harus melayani dirinya.. Siapa tau kau mendapat kesempatan untuk diangkat sbagai pegawai tetap di klinik ini jika dia suka kinerjamu.....", ucapnya menyarankan. Ya! Diam-diam vivian memang menyukai drashti, karena itulah ia menyarankan drashti untuk melayani Lung selama Lung ada disini. Vivian belum berani mengungkapkan perasaannya pada drashti.

*drashti* : "apa??.. Kenapa harus aku pak??.. Aku yang harus melayani gadis devil itu??...", gerutunya kesal. Kenapa harus dirinya?

*vivian* : "iya drashti!!.. Kau adalah pegawai baru yang sangat beruntung karena kau bisa langsung bertemu dengan pemilik LYF Corps, tapi kau sungguh gila telah memperlakukan nona Lung seperti itu.. Kau harus minta maaf dan memperbaiki kesalahanmu agar nona Lung tidak memecatmu dari sini....", ucapnya menakut-nakuti drashti, padahal ia sangat peduli pada drashti. Padahal di mata semua pegawai, Lung adalah sosok boss yang baik dan mengayomi, karena itulah banyak sekali pegawai yang mengidolakan kepemimpinan nona Lung, karena dia boss yang humble.

Namun ucapan vivian membuat drashti takut dan memilih untuk melayani nona Lung agar tidak kehilangan pkerjaannya, drashti sangat membutuhkan pkerjaan ini untuk membiayai pengobatan orang tuanya di rumah sakit. Ia juga berharap nona Lung mau berbelas kasih padanya meski ia berpikir bahwa itu mustahil

*drashti* : "baik pak.....", sahutnya.

Drashti pun segera menuruti perintah vivian untuk menyambut dn mengucapkan selamat datang pada Lung, meskipun dalam hatinya ia masih merasa kesal pada gadis itu. Ia pun memberanikan diri untuk masuk ke ruangan gadis yang dipanggilnya 'gadis devil' tadi, yg ternyata dia adalah pemilik sah klinik ini.

Tokk!! Tokkk!!! Tokkkk!!!!
Drashti mengetuk pintu ruangan Lung.

*drashti* : "pe.... permisi.....", ucapnya sambil mengetuk pintu. Entah mengapa ia menjadi berdebar dan grogi seperti ini.

*Lung* : "masuk!!!.....", perintahnya dengan suara dingin yang membuat drashti bergidik. Drashti menelan ludahnya, entah apa yang harus ia katakan pada boss nya itu, apakah setelah pertengkaran mereka ia masih diberi kesempatan untuk bekerja di kliniknya.

*Lung* : "masuklah, tidak apa-apa.. Aku tidak akan memecatmu, tenang saja......", ucapnya seolah bisa menebak pikiran drashti, namun ia masih sibuk dengan laptopnya.

*drashti* : "no.. nona Lung.. Ini teh untukmu.. Semoga kau suka nona....", ucapnya grogi antara takut dan kesal namun ia sadar posisi yg dia miliki sekarang dan memilih mengalah

*Lung* : "terimakasih banyak.........", ucapnya lembut tanpa memindahkan matanya dari laptop karena sedang memeriksa proyek.

Mendengar ucapan terimakasih dari gadis itu drashti bertambah bingung dengan gadis itu. Satu sisi ia merasa kesal, di sisi lain merasa bahwa ia telah salah memahami gadis itu.

***

*drashti* : "kalau butuh apapun katakan saja padaku nona, karena aku yang diberi tugas dr. Vivian untuk melayani selama kau disini.. Kalau begitu aku permisi dulu....", ucapnya buru-buru ingin pergi karena tegang.

*Lung* : "tunggu dulu!!!......", ucapnya seakan membuat jantung drashti hampir copot.

*drashti* : "ii.. iyaa nona lung... Anda.... Anda memanggilku??....", tanya drashti berdebar.

*Lung* : "kenapa anda menatap saya seperti itu nyonya??...... Apa wajah saya ini terlihat seperti hantu??....", tanyanya kesal kemudian mengambil ponselnya dan mengaca.

*drashti* : "tentu saja, kau sngat mirip dngan hantu... Karena kau adalah gadis devil.......", ucapnya bergumam, sambil menahan tawa.

*Lung* : "apa??.... Kau panggil aku apa tadi, nyonya??.... Gadis devil??.... Oh!!..... Jadi kau tidak menyadari bahwa wajahmu itu lebih mirip mak lampir??.... Kenapa kau selalu saja menyebutku gadis devil,.. Dasar wanita aneh, aku yang lebih cantik daripada dirinya bukan dia yang lebih cantik dariku......", gerutunya.

Drashti ingin sekali mendebat Lung, tapi ia tidak bisa melakukannya karena gadis devil itu adalah bosnya, dan ia sangat butuh uang untuk pengobatan orang tuanya. Drashti pun memilih mengalah dan meminta maaf pada gadis yang ada dihadapannya itu.

*drashti* : "maafkan aku nona... Aku yg telah salah paham terhadap dirimu... Aku paham kenapa kau mengebut, itu agar aku sampai dengan cepat.. Dan aku membuat kesalahan karena selalu mengganggumu, aku mohon maafkan aku... Dan aku akan berhenti untuk memanggilmu gadis devil... Maafkan aku....", ucapnya berusaha meredam kekesalannya.

*Lung* : "kenapa minta maaf nyonya??... Aku yg bersalah karena telah membuatmu takut.. Aku yang seharusnya minta maaf nyonya..... Maafkan saya......", ucapnya tulus membuat drashti kembali terkena serangan jantung. Ia merasa bahwa gadis itu tlah salah meminum obatnya. Tidak mungkin itu terjadi.

*drashti* : "baik nona, sekali lagi saya minta maaf padamu... Kalau begitu saya permisi...", pamitnya, ia berharap gadis itu benar-benar baik padanya, dan tidak lagi membuat kesal.

Bipp.. Bippp.. Bippp...
Ponsel drashti berdering. Ada sebuah pesan singkat yang masuk ke ponselnya. Membaca pesan itu, drashti tampak sangat terpukul. Dan tiba-tiba kepalanya terasa berputar lalu tubuhnya ambruk karena sangat lemas.

Lung menangkap tubuh drashti dengan sigap lalu membawanya ke sofa ruangannya. Ia memapah drashti dengan penuh kelembutan dan perhatian. Ia segera mengoleskan minyak ke tubuh drashti dan menciumkannya ke hidung drashti agar drashti segera sadar dari pingsannya.

*Lung* : "astaga mak lampir.. Ayo bangunlah, aku tidak mau semua orang mengira bahwa aku telah menyiksamu karena kau pingsan di ruanganku.... Mak lampirr!!... Bangunnn!!!....", ucapnya sambil berusaha keras membuat drashti sadar. Akhirnya usaha lung berhasil, drashti perlahan membuka matanya, lalu ia menangis dan tiba-tiba memeluk lung erat.

Lung terkejut dengan perlakuan drashti, tapi ia membiarkannya karena kasihan melihat drashti tampak sangat terpukul. Ia membelai rambut drashti dan mengusap punggungnya

*Lung* : "apa yang terjadi padamu nyonya?? Kenapa kau tampak sangat terpukul??.. Apa semua baik-baik saja??....", tanyanya begitu drashti bisa menguasai dirinya sendiri.

*drashti* : "tadi kakakku mengirimkan pesan singkat padaku, ia mengatakan bahwa ayah kami tiba-tiba pingsan dan dilarikan kerumah sakit dan sampai saat ini belum sadar... Kata dokter ayahku harus sgera menjalani operasi karena penyumbatan darah di otaknya harus dikeluarkan atau nyawa ayahku yang mnjadi taruhannya.. Tapi....", ucapan drashti terhenti karena ia tidak mau Lung tahu apa masalah yang sedang dihadapinya dan memilih diam.

*Lung* : "baiklah, aku yg akan mengantarmu menjenguk ayahmu di rumah sakit.. Katakan padaku, dimana ayahmu dirawat??...."

BERSAMBUNG

Yuānchóu (冤仇)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang