Awal

15.5K 893 35
                                    

OUR DESTINY

H. HINATA- U. SASUKE

Fanfiksi ini terinsipirasi dari manhua Fall in love with my trouble dan The wife the contract ran away from ceo.
Jadi pasti akan ada scene yang sama dengan yang ada di manhua.

H A P P Y - R E A D I N G

.
.

Malam itu di hotel Sapphire Blue tepatnya di kamar nomor 1412, seorang gadis manis mendapati dirinya terbangun tanpa sehelai benang menutup tubuh sintalnya.

Kala itu Hinata menjerit. Ia tak mengingat apa yang terjadi dan mengapa ia berakhir di kamar ini ?

"Sakit.." gumam Hinata kala memunguti pakaian miliknya yang berserakan di lantai. Hinata merasakan sakit di area pribadinya. Cukup sulit untuk membuatnya bergerak bebas.

"A-apa mungkin semalam..."
Wajah Hinata mendadak horor menebak jika sesuatu telah terjadi semalam. Apalagi rasa sakit yang ia rasakan ini membuat Hinata semakin ragu jika tak terjadi apa-apa.

"Keperawananku. Hilang begitu saja."

Hinata menjambak rambutnya frustasi berusaha mengingat apa yang terjadi semalam. Dan siapa yang sudah membobol miliknya. Sialan.
Pria itu pasti bajingan pemuas nafsu yang teganya memanfaatkan keadaan Hinata yang dalam pengaruh alkohol.

Hinata mengeryitkan keningnya, menggali ingatannya semalam. Seingatnya Hinata datang ke hotel berbintang lima ini untuk menemui sahabatnya, Haruno Sakura. Lalu ia disuguhkan segelas wine. Karena toleransi alkoholnya yang payah, Hinata sudah mabuk. Dan setelahnya ia tak ingat. Untuk apa ia di kamar ini ? Atau seseorang membawanya kemari.

"Sial. Sebaiknya aku pergi." Gumam Hinata menyadari seseorang tengah menggunakan kamar mandi. Mungkin itu pemuda yang sudah menggarapnya. Entahlah. Lebih baik Hinata pergi sebelum pemuda itu menemukannya.

Dengan cekatan Hinata memakai pakaiannya. Lalu bergegas keluar dari kamar itu.

Selang kepergian Hinata, pemuda yang telah menghabiskan malam dengan Hinata selesai mandi.

"Kemana dia ?"

Manik hitamnya menangkap sesuatu yang menarik perhatiannya. Di atas meja rias itu terdapat beberapa lembar uang dan juga pesan perpisahan dari wanita itu.

Ini uang untukmu. Lupakan yang terjadi. Anggap ini kesalahan. Dan mari jangan berjumpa lagi.

Begitulah bunyi pesan dari sang wanita yang ditulis dengan lipstik. Juga terdapat tanda bibir milik sang wanita.

Pria itu menggeram marah.

"Anjing kecil. Beraninya kau melakukan ini padaku." Geram Sasuke, Uchiha Sasuke lengkapnya.

Wanita sialan itu berpikir dirinya pria pemuas nafsu wanita kesepian. Benar-benar kurang ajar. Ini pertama kalinya Sasuke merasa terhina oleh seorang wanita. Biasanya ia lah yang mencampakkan dan memainkan wanita, bukan sebaliknya.
Harga dirinya merasa terinjak. Dia adalah ahli waris dari kerajaan bisnis Uchiha. Kekayaan Uchiha tak main-main. Uchiha dengan segala embel-embel hebat lainnya dibayar oleh wanita tak tahu diri itu dengan uang recehan. Bangsat memang.

"Aku pasti akan menemukanmu, Anjing kecil." Tekad Sasuke.

Seringai setan melengkung indah dari bibir sexy itu kala ia mendapati sesuatu yang tak kalah menarik.

"Darah ?! Menarik. Aku semakin tertarik padamu, Anjing kecil."

Dering ponsel milik Sasuke membuat perhatiannya teralihkan.
Dengan cepat ia menjawabnya.

"Hn."

"Bagaimana hadiah dariku, Sasuke-kun."

"Kau yang membawa wanita itu ke ranjangku ?" Tanya Sasuke memastikan.

"Tentu saja. Kau puas ? Dia masih suci loh. Aku harap kau menyukainya, Sasuke-kun. Dan kuberitahu satu hal. Aku sudah berada di Paris untuk mengejar mimpiku."

Sasuke mematikan begitu saja sambungan telepon itu.

"Wanita sialan."

.
.

Tiga minggu kemudian.

"Ah. Betapa sialnya aku. Terjebak dengan pria tak dikenal dan harus di pecat dari pekerjaanku." Lirih Hinata.

"Apa yang kau katakan, Hinata." Tanya Ino tak mendengar jelas.

"Tidak. Aku hanya kesal karena di pecat." Jawab Hinata.

"Tenanglah. Kau bisa cari pekerjaan lain lagi. Bagaimana kuliahmu, Hinata ?"

"Biasa saja. Argh, Aku harus cepat mendapatkan pekerjaan atau aku tak bisa bayar semester ini."

Ino tersenyum melihat kelakuan Hinata.

"Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri." Ujar Ino.

"Aku tahu."

"Ino."

"Hm ?"

"Tidak jadi."

Hinata ragu untuk menceritakan apa yang telah terjadi dengannya beberapa minggu yang lalu.

"Kau menyembunyikan sesuatu dariku ?"

"Eh ?"

"Sudah beberapa kali kau memanggilku dan tak mengatakan apa pun." Kata Ino.

"Maaf. Aku pasti akan menceritakannya. Tapi nanti. " jawab Hinata merasa bersalah.

"Hm. Tak perlu ragu, Hinata. Aku selalu bersamamu."

"Terimakasih, Ino-chan."

Tak mengherankan hubungan mereka begitu dekat. Karena Hinata dan Ino dibesarkan di sebuah panti asuhan. Mereka tak mengenal siapa keluarga kandung mereka.
Yang mereka tahu semua yang ada di panti asuhan adalah keluarga. Tak ada yang lain.

Dua gadis berusia 20 tahun itu sudah empat tahun lalu keluar dari tempat mereka dibesarkan untuk hidup mandiri. Keduanya bekerja keras untuk membiayai kuliah dan sesekali mengirimkan uang untuk saudara mereka di sana.

Hinata dan Ino melanjutkan perjalanan tanpa ada yang berbicara.

"Apa aku harus mengeceknya." Batin Hinata. Terbesit rasa takut jika tebakannya benar. Dan tanpa sadar Hinata mengelus perut ratanya.

Bersambung.

NOTE :

Kembali muncul dengan cerita baru.
Semoga mendapat respon baik.
Jika banyak yang suka akan saya lanjutkan ke part selanjutnya.

24/09/2018

OUR DESTINY [TAMAT | Tidak Lengkap ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang