Tiga tahun berlalu.Sejak kejadian itu Hinata dihantui mimpi buruk yang memutar kembali adegan malam itu. Dan sialnya Hinata tak bisa mengingat wajah sang pria.
"Karena peristiwa itulah aku tak bisa terlalu dekat dengan pria."
Dengan memakai kaos oblong dan jaket denim kombinasikan dengan hotpans. Tak lupa sebuah topi berwarna hitam menutupi rambut indahnya. Hinata bersembunyi di semak-semak.
Ia melirik ke arah sebuah gedung mewah."Aku harus mendapatkan berita apapun. Atau aku akan dipecat."
Ia mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Hinata mendapati sebuah mobil mewah berhenti di depan gedung tersebut.
Dan bingo !
Hinata mendapati seorang publik figur dengan pria yang mungkin saja itu gigolo.Segera Hinata mengarahkan lensa kameranya.
"Pria itu menghalangi bidikanku." Gerutu Hinata.
Suara jepretan kamera dan kilatan cahaya menarik perhatian sang objek.
"Bodoh ! Flash kamera belum kumatikan."
Hinata memukul pelan kening indahnya.
Keadaan tak menguntungkan Hinata bersiap mengambil langkah seribu.
Lagi-lagi kesialan menghampiri Hinata.
Tanpa sengaja Hinata menginjak tali sepatunya hingga ia terjatuh dengan tidak elitnya. Apa ia lupa berdoa hari ini ? Entahlah.
"Sial." Umpat Hinata kala mendapati sosok pria itu telah berdiri tegap di hadapannya.
"Apa yang sedang kau lakukan, kucing liar ?" Tanyanya dengan intonasi datar.
"Eto.. H-hanya mencari kucing. Haha.."
Hinata tertawa garing. Meruntuki dirinya yang malang.
"Kucing ?!"
"Begitulah."
Jarak yang tak seberapa itu Sasuke hilangkan. Dengan angkuhnya Sasuke menarik dagu Hinata. Mata sekelam malam itu membuat Hinata tak bergeming.
"Kebohongan yang payah. Kau sendiri kucingnya. Berikan kameramu dan kau tahu mengambil gambar tanpa izin itu melanggar hukum." Ujar Sasuke.
Hinata menelan salivanya dengan susah payah. Pemuda sialan ini semakin mengeliminasi jarak wajah mereka.
"Y-yang kulakukan tak kan merugikan pekerjaanmu." Balas Hinata.
Dekat dan semakin dekat. Hingga Hinata bisa merasakan deru nafas pemuda itu.
Sial. Hinata merasakan hatinya berdetak begitu cepat dan cepat.
"Apa kau mengharapkan ciumanku, kucing liar."
Wajah tampan itu menyunggingkan seringainya. Sedang wajah Hinata kian memerah.
"Kau terlalu naif." Ujarnya usai berhasil mengambil kamera Hinata.
"Berita terbaruku. Kau sialan." Pekik Hinata.
"Dasar licik. Kembalikan kameraku, cabul." Seru Hinata berkacak pinggang.
"Jangan membuatku marah. Akan ku kembalikan setelah ku hapus foto itu." Jawab Sasuke.
Uchiha Sasuke mulai memeriksa kamera milik Hinata.
Betapa terkejutnya Sasuke melihat isi dari kamera itu.
Kamera itu hanya berisi foto-foto narsis si pemilik. Begitu banyak pose absurd Hinata.
"Wanita ini begitu narsis." Gumam Sasuke
Hinata sendiri mencebikkan bibirnya. Melayangkan tatapan kesal pada Sasuke.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR DESTINY [TAMAT | Tidak Lengkap ]
Fanfiction[E N D : 30 Chapter + 3 Extra Part ] | TIDAK LENGKAP | DILARANG COPY PASTE / PLAGIAT CERITA INI Di hotel Sapphire Blue itulah awal dari takdir yang tak terduga antara Hyuuga Hinata dan Uchiha Sasuke. ~~ Fanfiksi ini terinsipirasi dari manhua Fall in...