00

97.4K 6.7K 458
                                    

[Sebelumnya saya cuman mau bilang. Kalok cerita ini sangat mainstream, dan mungkin beberapa dr kalian udah bosen dengan genre, konsep dan jalan ceritanya. Jadi saya akan melanjutan cerita ini, sesuai dukungan aja.

Kalok dukungan banyak, lanjut, kalok gak, terpaksa gak saya lanjut. Thankyou.]

[Dan disini ceritanya bukan bad boy for good girl, atau sebaliknya. Tapi bad for bad.]








Taeyong mengernyitkan keningnya, seraya menumpukan keningnya pada kepalan tangannya. Ia hanya menghabiskan dua gelas kecil alkohol, tapi kepalanya sudah sangat pusing.

Racauan orang tuanya berkicau dibenaknya.

"Kau tidak akan mendapat sepeserpun warisan apa lagi perusahaan kalau belum menikah."

Dengan gusar, Taeyong menuangkan kembali birnya ke dalam gelas kecil dan meneguknya dengan cepat.

Diusianya yang ke 28. Seharusnya Taeyong masih bisa merasakan yang namanya sendiri, kalau sudah 30 tahun, baru boleh lah jika orang tuanya mau khawatir ia belum kunjung menikah.

Tapi hei, usianya masih 28 tahun. Di zaman sekarang, menikah dibawah usia 30? Apa lagi ia seorang pria, sendirian sampai usia 40 pun rasanya tidak masalah. Masalah kebutuhan biologis sudah terpenuhi kok.

Taeyong mendengus. Ia malas berurusan dengan yang namanya wanita, menurutnya merepotkan, membuang uang dan waktu. Taeyong lebih senang berada dibalik meja kerjanya, berkutat dengan bertumpuk pekerjaan, kemudian mendapat gaji.

Itu alasan Taeyong hampir tidak pernah berurusan dengan wanita, kecuali malam-malam tertentu. Jika kalian berfikir Taeyong tidak pernah berkencan, jawaban ya. Dia sama sekali tidak pernah berkencan.

Dan itu juga alasannya ia dianggap gay. Taeyong tidak terlalu menanggapi rumor itu, karena yang terpenting, ia tidak seperti yang orang bilang.

Orang tuanya menyuruh dirinya cepat-cepat menikah, mungkin karena rumor itu. Takut rumornya semakin membesar dan tersebar luas. Atau bisa juga karena Ayah dan Ibunya yang sudah semakin tua, ingin segera menimang cucu dan mewarisi perusahaan mereka.

Taeyong mengusap kasar wajahnya. Ia beranjak berdiri, setelah merasa dirinya tidak sanggup untuk minum lagi. Setelah membayar, Taeyong bergegas keluar dari club malam. Taeyong tidak punya teman, jadi dia kemana-mana sendiri termasuk minum.

Sebenarnya punya, tapi hanya dua orang, dan mereka orang luar negeri, jadi jarang berada disisinya.

Menyadari dirinya tidak bisa membawa mobil dalam kondisi setengah mabuk begini, akhirnya Taeyong memilih berjalan kaki untuk pulang, atau kalau beruntung ada taxi lewat. Tapi sepertinya itu hanya khayalan, mana ada taxi tengah malam?

Taeyong membiarkan mobilnya pada parkiran club, karena besok ia bisa datang lagi dan mengambil mobilnya.

Ditengah jalan, dengan kondisinya yang jalan tak tentu arah, dan langkah gontai. Taeyong tidak memperhatikan jalan saat akan menyeberang, dari ujung jalan sebuah lampu orange menyorotinya. Membuat Taeyong memberhentikan langkahnya, ia malah diam di tempat sambil menutupi setengah wajahnya menggunakan lengan kanannya.

Hingga akhirnya tubuhnya terhantam cukup keras, oleh sebuah motor.

•••

Han Rae mendengus karena lagi-lagi ia kalah, dan harus membayar pada lawan balap motor nya. Dengan kesal, Han Rae menyerahkan uang yang ada disaku jaketnya. Padahal itu uang terakhirnya, untuk biaya sewa rumah.

"Tumben kau tidak berhutang." Ujar lawannya sambil menyeringai.

Han Rae hanya berdecak sambil menatap sinis pria bertubuh besar, dengan bahu lebar, mata kecil dan bergigi kelinci itu. Senyumnya memang lucu, tapi dia sebenarnya sedikit mengerikan.

Han Rae kemudian kembali menaiki motornya, dan tanpa berkata apapun ia melesat pergi dari arena balapan.

"Besok kalau kau kalah! Hadiahnya kau harus berkencan denganku!" teriak pria itu, yang Han Rae tanggapi hanya dengan mengacungkan jari tengah.

Han Rae mulai memasuki arena jalanan yang sepi dan gelap, ia melajukan motornya lebih kencang lagi karena tidak suka suasana yang terasa mencekam ini.

Namun matanya seketika melebar, saat lampu motornya, menyoroti seseorang yang tampak mabuk di tengah jalan. Han Rae sudah berusaha untuk memberhentikan motornya, tapi laju motornya terlalu kencang hingga akhirnya, motornya menghantam tubuh pria itu.

"Sial!" sungut Han Rae.

°~°






Kembali dengan cerita Taeyong-Han Rae.

Ada yang nge shipperin mereka?

Next apa ndakk??

Seperti yang gue bilang diatas, story ini lanjut sesuai dukungannya, ehe.

Karena cerita ini cuman iseng.

Business | Lty ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang