d e l a p a n b e l a s

302 34 11
                                    

vote dulu ya qaq huehehe!

Setelah insiden 'nembus' seminggu yang lalu, Hoshi dan Paris jadi makin deket. Ya, sebenernya Hoshi nya aja yang ngebet deketin Paris. Meskipun dia sibuk latihan buat lomba, Hoshi kadang jemput atau nganter Paris pulang.

Paris sih biasa aja emang dengan sikap Hoshi yang perhatian. Dia nggak mau terlalu berharap, soalnya cowok itu perhatiannya nggak sama dia doang tapi sama temen-temennya yang lain juga.

Masalahnya tuh anak satu masih suka ngebaperin, ngajak jalanlah. Jadi, temen-temen kadang ngira mereka itu pacaran padahal mah nggakーmungkin belum.

Paris sendiri masih bingung sama perasaannya. Dia naruh rasa sama Hoshi tapi dia nggak mau ngaku sama dirinya sendiri. Dia mencoba nolak kenyataan kalo dia udah jatuh cinta sama cowok itu.

Paris menghela napasnya kasar.

"Ngapa sih lo? Kek orang banyak beban aja."

"Emang banyak beban."

Jihoon mendecak kesal, "Hoshi lagi?" tebaknya.

Paris menoleh dan nganggukin kepalanya pelan.

"Ji, gue nggak tau harus ngapain."

"Ya udah, mending lo diem aja."

Setelah ngomong gitu, Jihoon mendapat lemparan bantal dari Paris.

"Nggak membantu banget, dasar!" ketus Paris.

"Heh, ngomong asal keluar aja lo!" sewot Jihoon.

"Lo nya ngeselin sih!"

"Ck, bocah!

Paris bangkit dari aktivitas rebahannya dan nyamperin Jihoon yang lagi duduk di dekat meja belajar buat gebukin tuh cowok.

"Buset! Sakit, woi!"

Salah besar mancing emosi cewek yang lagi galau, pikir Jihoon.

Paris berhenti gebukin Jihoon, dia berbalik dan duduk di tepi ranjang.

"Ji, lo pasti tau kalo sekarang ini gue sama dia itu jadi deket banget."

Cowok itu ngangguk.

"Tapi, gue nggak bisa berharap lebih. Gue ngerasa perhatiannya itu cuma sekadar buat temen doang." Paris menghela napas dan nundukin kepalanya.

Jihoon menatap Paris lekat. Dia duduk di samping cewek itu dan ngusep rambutnya pelan.

"Paris. Liat gue," ucap Jihoon.

Paris mendongak. Ditatapnya sendu mata kecil sahabatnya itu.

"Semuanya, apapun itu. Ikutin aja kata hati lo."

Ucapan singkat Jihoon membuat dirinya mengangguk mengerti.

Jihoon tersenyum tipis dan meraih Paris ke dalam dekapannya. Mengusap lembut punggung sahabatnya itu. Paris merasakan hangat dalam dekapan itu. Jihoon selalu membantunya dalam hal apapun tanpa pamrih. Paris merasa malu dengan dirinya yang selalu nyusahin Jihoon. Dia harus minta maaf abis ini!

Jihoon melepas pelukan itu. Paris menangkup kedua tangannya di depan wajahnya kayak orang berdo'a.

"Ji, maafin gue ya! Gue sadar kok kalo selama ini gue nyusahin lo mulu," ucap Paris.

"Baru nyadar sekarang lo? Kemaren kemana aja?" balas Jihoon sedikit bercanda.

"Tuh kan! Lo itu ngeselin makanya gue males kalo minta maaf gini," kesel Paris.

doi +hoshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang