pertemuan tidak terduga

43 8 0
                                    


"Ran,bangun sudah pagi" suara lembut seseorang yang selalu ku rindukan,yaitu ibu.
Aku mulai mengerjapkan mata,
Tidur yang pulas membuat ku ingin tidur kembali.
Melihat jendela,biasanya matahari sudah menembus celah ke dalam kamar ku tetapi hari ini sudah mendung saja.
Ingin mengurung kan niat untuk tidak pergi ke sekolah namun,ibu sudah membangun kan ku.
"Mendung bu,takut hujan perginya" kataku.
"Ayo,pergi nya biar sama ibu yang mengantar pulang nya ibu jemput" kata ibu.
"Yang benar bu?" jawabku cepat.
Baru kali ini ibu memberi luang untuk anak nya pergi sekolah.
"Iyaa,ayo cepat"
Segera berlari untuk bersiap-siap pergi sekolah,awal nya tidak ingin menjadi ingin,ibu sang pembangkit semangat.

Sampai tiba di sekolah,
Sesudah berpamitan langsung pergi ke kelasku.
Sampai disana,terdapat 3 anak murid yang sudah sampai,terutama dita.
"Eh ran,cepet kesini"
"Apaa" jawab ku.
"Kamu tau dirnata garana?"
"Tidak" jawabku.
Tentu saja,aku bahkan tidak hafal nama-nama orang selain yang aku tau.

Sampai saat nya bel tanda masuk berbunyi. Murid-murid mulai berhamburan masuk ke kelas,
Ibu guru dengan tampan sangat tegas
Membuat sang murid tidak berani berbicara ataupun berurusan dengan nya.
Sampai,guru itu pun berbicara
"Ibu awalnya akan memberi sebuah rumus untuk materi baru.tapi,ibu lupa menyimpan buku,jadi untuk hari ini ulangan saja materi sebelum nya ya" ucap guru itu membuat murid membelakkan mata.
Sudah banyak perkataan teman-teman dengan alasan "mendadak".
Namun, selang dari itu ada suara ketukan pintu.lalu terbuka.
" maap bu,kemarin saat iby mengajar buku nya ketinggalan di meja" ujar seorang laki-laki.
"Oh iya masuk nata" jawab ibu.
Kemudian orang itu masuk,betapa terkejut nya aku melihat orang yang begitu tidak asing setelah beberapa hari ini.
Anak-anak semua menjadi terdiam setelah kedatangan orang tersebut.
"Ran,itu dia yang ku ceritakan tadi" ucap dita.
"Apa yang spesial dari dia?" batinku.
"Malaikat penolong saat ini" sambung dita.
Jarak kami begitu dekat,posisi bangku di depan meja guru dan ia sedang berdiri di sana.
Tatapan kami saling bertemu lama-lama ia tersenyum.segera ku putuskan kontak mata dengan nya.
"Terima kasih ya,nata" ucap ibu.
"Iyaa bu" ucapnya dengan beranjak pergi.
Tunggu,kok nata!dengan ku berkenalan gara.
"Kok manis ya" ucap dita.
Mendengar itu, aku hanya diam saja.
"Orang yang gampang buat orang terpikat" batinku.

Setelah menghabiskan waktu di sekolah,akhirnya jam pelajaran sudah selesai,para murid berhamburan untuk pulanh entah ke rumah atau tempat lain.
Segera menelpon ibu untuk mengabari.
"Buu,aku sudah pulang" ucapku.
"Emm maap ya ran,ibu sedang di bandung dan pengiriman bahan datang untuk memulai pembuatan roti,kamu pulang pakai taksi saja ya?" jelasnya suara ibu.
"Ya sudah bu,hati-hati" jawabku.
Keinginan ku,hilang begitu saja
Rasa senang sudah menjadi pudae seketika.
Ku tunggu taksi,dan menaikinya.
Setelah nya,
Sebelum itu aku berpikir,
Untuk apa pulang ke rumah?
Dan,yang akhir tujuan ku pergi ke taman saat gara membawa ku kemarin sore.tidak tahu ada sosok apa yang masuk ke dalam tubuh ku untuk pergi ke sebuah tempat yamg berawal dari rasa tidak nyaman.

Sampai di sana,
Mencari aebuah bangku lalu duduk di antara bangku-bangku lainnya yang berjejer di samping bunga-bunga cantik.
Terbenam dalam bisu,mengesankan batin yang rapuh untuk sekedar ku kuatkan.

Aku begitu heran dengan putaran nya dunia.yang entah membuatku rasuk terhadal reitanya jiwa.
Memopang hidup,untuk orang yang di cintai.memberi segenap kepercayaan,
Menuangkan pikiran tetap tidak kalut,
Justru,rusaknya oleh ego nya manusia
Dasar,
Bisanya membuat orang terus rapuh.

Bu,aku tidak butuhkan kebahagiaan kerasnya kau memberi ku uang
Yang ku inginkan,
Peluk nya hangat dari mu.

"Kalo lagi sendiri jangan melamun" ucap seseorang yang tak aneh ku dengar suaranya.
Saat ku lihat,benar.ia gara.
"Ngikut?" tanyaku.
"Iya gak seperti biasanya tidak bawa sepeda?"
Tidak ku balas lagi pertanyaan nya barusan,ia hanya terus melihat wajah ku dan tersenyum.
"Masih menyamakan ku dengan adikmu?"
"Kamu baca?ya ampun ran" ucapnya sambil tertawa geli.
"Kebaca"
"Aku rindu adikku,
Orang kedua yang aku sayangi setelah ibu ku setelah kejadian itu,aku kehilangan adikku" jelasnya.
"Aku mengerti,seharus nya kamu harus membedakan antara aku dan adik mu.dia adikmu dan aku ran,mesmi mimik muka ku sama percuma perlakuan ku dengan dia tidak sama" jelas ku tegas.
"Aku tidak bisa melupakan nya" .
Kemudian kami selalu dalam buntu nya cerita.berdiam dan melamunkan hal yang kalut dalam pikiran masing-masing.
"Ran kamu punya seorang pacar?" tanya dan saat ku dengar aku dengan cepat tertawa.
"Mempunyai teman laki-laki saja tidak punya"
"Mengapa tidak mencoba membuka hati?"
"Untuk apa?kebahagiaan ku ada pada ibu ku"
"Kamu terlalu sibuk dengan dunia mu sendiri,tanpa mencari sosok yang berbeda dari lingkungan keluarga mu"
" terpenting adalah aku bahagia"jawabku.
Sampai dipenghujung akhir mengobrol
Aku kemudian beranjak untuk pergi.
Sampai dua langkah,kemudian ia berkata.
"Sudah terima ku menjadi sahabat mu?"
"Belum" jawab ku singkat dan tersenyum tipis.

Tepat dijalan,aku menunggu taksi lewat.asap kendaraan yang berlalu lalang membuatku sesekali terpejam.
Sampai lama nya menunggu,taksi pun tak kunjung ada.
Daripada menunggu lama,lebih baik aku berjalan kaki saja mungkin di sana ada kendaraan umum,batinku.

Sampai akhirnya,berjalan yang sangat jauh ku tempuh,sesekali memberhentikan taksi namun selalu saja penolakan sudah ada tumpangan.
Lalu,datang seseoranh dari arah belakang dengan menggunakan sepeda motor,jelas ku lihat dan tidak aneh manusia dengan perawakan tinggi,putih,dan selalu memakai hoddie.siapa lagi jika bukam gara.
"Ran,sore itu taksi selalu penuh,aku antar saja"
"Sudah tidak apa-apa kamu pulang saja" jawab ku.
"Sebagai calon sahabat,bukankah sebaiknya menolong teman yang butuhkan pertolongan" .
"Aku tidak butuh"
Berlanjut kembali berjalan tanpa hiraukan keadaanya.sayang nya,keadaan malah berbalik padaku.rintik hujan mulai turun tepat terasa pada tubuh ku semakin kesini bahkan deras menuju mata ku.
Dengan berjalan setengah berlari aku harus sampai rumahku.
Tak kunjung lama,ia malah menyusulku.
"Ran,ayo naik"
"Tidak mau" ucapku selalu menolak.
Sampai sudah jauh dari nya,aku tenang.tapi,setelah nya ia berteriak dan mengejarku.
Ku tengok ia menyimpan motor di warung yang ku lewat barusan.
"Tunggu" teriak nya.
"Jangna mengikutiku" tegasku.
"Kalo begitu kamu harus berteduh"
"Aku mau begini saja"
"Ya sudah aku mengantar mu"
"Pake jaket ku" ucapnya sambil melepaskan dari badan nya.
"Tidak" ucapku.
"Pake ran" ucapnya memohon.

Dibawah hujan,kami terus berdebat dengan seragam yang sudah basah kuyup.dia baik.namun,aku selalu bersikeras untuk menolaknya.sudah sampai di ujung kekesalan
Ia akhirnya menyimpan jaket dalam tas nya dan menyamakan dengan ku.
Kata nya "biar adil".

Setelah perjalanan yang lumayan jauh.
Dari mulai jalan lurus nya dengan dihabiskan untuk berdebat.
Penyebrangan yang sangat susah di lewati karena lalu lalang kendaraan.

Sampai akhirnya kami sampai di depan rumah ku.
" seharusnya kamu tidak perlu untuk mengantarku"
"Tidak apa-apa,sudah kewajiban tanda seorang calon sahabat" jawabnya.
"Yasudah terima kasih"
Lalu ia membalasnya dengan tersenyum. Dan pergi begitu saja.
Ku tunggu di depan sampai ia menghilang.

Setelah pertemuan pertama
Yaitu saat kejadian tabrakan
Aku begitu sangat bingung.
Ingin bertanya,tapi rasa malu menghantuiku.
Apa ia benar-benar untuk berteman dengan ku?
Tapi tidak tahu mengapa,aku belum bisa menerimanya.
Setelah mendengar perkataan nya
Aku yang disamakan dengan adiknya.
Aku jadi tidak percaya.ia mempunyai tujuan untuk berteman?atau maksud lain?

RANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang